Ini Sepak Terjang 2 Bos Klub Bola Asal RI yang Lebih Tajir dari Abramovich

6 September 2021 13:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Michael Bambang Hartono, Atlet Cabor Bridge Indonesia di Asian Games 2018  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Michael Bambang Hartono, Atlet Cabor Bridge Indonesia di Asian Games 2018 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bos Chelsea, Roman Abramovich, terkenal sebagai salah satu bos sepak bola terkaya di dunia. Namun ternyata, taipan asal Rusia itu kalah dari dua orang terkaya di Indonesia, Robert Hartono dan Michael Bambang Hartono.
ADVERTISEMENT
Calcioefinanza merilis sejumlah orang terkaya di dunia versi Forbes yang masuk dalam daftar pemilik klub sepak bola. Di dalamnya ada Hartono bersaudara dari Grup Djarum yang membeli klub Serie B, Como 1907, melalui SENT Entertainment Ltd pada Oktober 2019.
"Di antara pemilik klub Italia, yang terkaya adalah dua bersaudara Hartono, pemilik Como yang menurut Forbes memiliki aset sebesar USD 20,5 miliar (sekitar Rp 346 triliun) dan 19,7 miliar (sekitar Rp 332 triliun)," tulis laporan Calcioefinanza, Minggu (5/9).
Roman Abramovich sendiri berada tepat di belakang Hartono bersaudara, yang menurut Forbes memiliki kekayaan Abramovich sebesar USD 14,5 miliar (sekitar Rp 245 triliun). Pada stori ini, kami memaparkan sepak terjang Hartono bersaudara, silakan disimak.
ADVERTISEMENT

Sepak terjang Robert Hartono & Michael Bambang Hartono

Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan, Facebook
Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono kini adalah orang terkaya di Indonesia. Namun, perjalanan mereka mencapai titik ini tidaklah mudah. Dalam usaha, mereka juga pernah gagal.
Keduanya dikenal sebagai bos dari PT Djarum. Pada 1963, perusahaan ini pernah hampir bangkrut karena pabrik mengalami kebakaran dan api melahap hampir semua aset.
Sempat terpuruk, Robert kemudian menyusun rencana untuk bangkit. Bersama Bambang, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelematkan PT Djarum.
Singkat cerita, mereka membangkitkan kembali bisnis PT Djarum dengan mengganti peralatan tradisional menjadi alat yang lebih modern. Di bawah kepemimpinan keduanya, Djarum akhirnya bangkit dan eksis secara Internasional.
Michael Bambang Hartono pada masa kecil Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Robert dan Bambang Hartono tak puas hanya berbisnis di industri rokok. Pada 2007, mereka di bawah bendera Grup Djarum melebarkan investasi ke bidang perbankan dan menjadi pemegang saham utama, mengendalikan 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk.
ADVERTISEMENT
Tidak cukup sampai di situ, mereka pun melirik lini usaha agrobisnis. Robert dan Bambang menjalani bisnis perkebunan sawit seluas 65.000 hektare di Provinsi Kalimantan Barat sejak 2008. Mereka bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari Grup Djarum.
Bahkan sebenarnya, lini bisnis mereka tidak setop sampai di tiga itu. Mereka juga bergerak di bidang elektronika (Polytron), rumah studio produksi (Visinema Pictures), perdagangan elektronik (Blibli.com), agen perjalanan daring (Tiket.com), media komunikasi (Djarum Media, dengan nama Mola TV dan Super Soccer TV), makanan dan minuman (Savorita, dengan merek Yuzu), hingga kopi (Sumber Kopi Prima, dengan merek Delizio Caffino).

Sumbangsih Robert Hartono & Michael Bambang Hartono di olahraga

Robert Hartono dan Michael Bambang Hartono telah berkontribusi terhadap prestasi atlet Indonesia melalui Djarum Foundation dan PB Djarum. Lewat sini, lahir banyak pemain dan pelatih bulu tangkis yang membanggakan nama RI dari masa ke masa.
ADVERTISEMENT
Khusus Bambang, dia sendiri turun langsung sebagai atlet bridge. Pada Asian Games 2018, sosok yang kala itu menjadi atlet tertua RI di ajang tersebut sukses meraih medali emas.
Atas prestasinya itu, Jokowi menganugerahi Bambang dengan Satyalancana Dharma Olahraga dalam peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 2020.
Para pendukung Como 1907. Foto: dok. Como 1907
Kemudian, untuk sepak terjang mereka di sepak bola, mereka membeli klub Serie B Italia, Como 1907, pada Oktober 2019. Grup Djarum mengambil langkah tersebut saat klub yang kala itu masih berkompetisi di Serie C ini mengalami kebangkrutan.
Tak lama usai diakuisisi Grup Djarum, Como 1907 berhasil meraih tiket promosi ke Serie B. Itu setelah I Lariani menjuarai Serie C-A musim 202o/21. Kini, mereka menatap promosi ke Serie A.
ADVERTISEMENT