Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seperti apa kita mengenal Joshua Kimmich ?
Sejak mencuat di bawah asuhan Pep Guardiola pada 2015, Kimmich identik dengan segala hal menyangkut akurasi. Kian terang status itu karena apa yang dia tunjukkan bersama Bayern Muenchen tiga musim terakhir.
ADVERTISEMENT
Pada 2017-18, Kimmich bikin 13 assist di seluruh kompetisi. Musim berikutnya jumlah itu meningkat menjadi 15 assist. Musim 2019-20 pun, akurasi masih jadi hal yang mencolok dalam diri Kimmich lewat catatan 7 assist.
Kimmich sebetulnya tidak lagi bermain sebagai full-back kanan musim ini, melainkan sebagai gelandang. Ini posisi aslinya. Di posisi tersebut, akurasi Kimmich dalam melepaskan operan semakin terlihat luar biasa.
Tak jarang pula dia melepaskan sepakan jarak jauh yang berbuah gol. Di London, dia membuka pesta 7-2 ke gawang Tottenham Hotspur. Melawan Borussia Dortmund, dia melepaskan lob jarak jauh yang menentukan kemenangan Bayern.
Semua itu erat kaitannya dengan akurasi. Namun, menyebut akurasi sebagai satu-satunya atribut Kimmich sungguh tak adil. Sejak kembali menjadi gelandang, Kimmich memberi bukti bahwa dia juga seorang petarung yang tak kenal lelah.
ADVERTISEMENT
Saat melawan Dortmund, Kimmich tak cuma bikin gol indah. Dia juga mencatatkan diri sebagai pemain dengan daya jelajah tertinggi dalam satu pertandingan, yakni 13,7 km. Tak satu pun pemain Bayern pernah meraih angka itu sebelumnya.
Kimmich juga memenangi tujuh duel serta melepaskan masing-masing 2 tekel dan 2 clearance dalam pertandingan tersebut.
Jika belum cukup, kita akan membahas semifinal DFB Pokal kontra Eintracht Frankfurt, Kamis (11/6/2020) dini hari WIB. Tempatnya adalah Allianz Arena dan di sini Kimmich lagi-lagi menunjukkan semangat bertarungnya.
Pada menit ke-57, Kimmich melepaskan tekel ke arah Dominik Kohr. Nama terakhir berusaha menghindar dengan melompat, tetapi kakinya malah mendarat tepat di sisi kiri kepala Kimmich. Seketika darah mengucur cukup deras.
ADVERTISEMENT
Wasit tak menganggapnya sebagai pelanggaran, tetapi Kimmich tak memprotes. Setelah dirawat, dia justru segera bangkit, lanjut bertanding hingga tuntas, bahkan bikin assist untuk gol Robert Lewandowski yang menentukan kemenangan Bayern.
Kimmich seakan memberi bukti bahwa dia tak cuma banyak omong seperti yang disasarkan Mehmet Scholl. Lewat aksinya, dia menunjukkan arti berjuang sepenuhnya. Bahwa tak masalah Anda berdarah-darah selama itu demi kemenangan Bayern.
Tak salah jika kemudian banyak yang memprediksi Kimmich sangat mungkin menjadi kapten Bayern di masa yang akan datang, termasuk pelatihnya sendiri, Hansi Flick.
"Dia adalah sosok yang untuk Anda, sebagai seorang pelatih, akan merasa sangat puas dalam setiap sesi latihan dan semua pertandingan karena dia selalu memberi Anda 100 persen," kata Flick beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun lalu Bayern juga punya pemain yang tak tumbang meski darah mengucur. Kita sedang membicarakan Bastian Schweinsteiger dan sosok inilah yang membawa Bayern ke salah satu titik tertinggi dalam sejarah mereka: Treble winner.
Musim ini, Bayern kembali memiliki sosok macam itu dalam diri Kimmich. Musim ini pula, Die Roten punya peluang besar menyamai catatan spesial tersebut, apalagi dengan performa yang sedang menanjak seperti sekarang.
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!