Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kapten Timnas Rusia Akhirnya Buka Suara: Kenapa Atlet Harus Menderita?
3 Maret 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam unggahan Dzyuba di Instagram , ia dengan panjang lebar menjelaskan alasan mengapa dirinya sedari awal bungkam soal konflik antara dua negara Eropa Timur tersebut.
Dzyuba dengan tegas mengatakan tak takut untuk bersuara. Namun, dirinya lebih memilih menolak berpendapat karena merasa itu semua bukan di bawah kapasitasnya sebagai seorang pesepak bola.
“Sampai saat ini, saya tidak ingin berbicara tentang peristiwa di Ukraina. Saya tidak mau, bukan takut, tetapi karena saya bukan ahli politik. Tapi seperti orang lain, saya punya pendapat sendiri. Karena saya tertarik pada topik ini dari semua sisi, saya akan mengungkapkannya," buka Dzyuba.
"Saya menentang perang apa pun. Perang adalah hal yang menakutkan. Tetapi saya juga menentang agresi dan kebencian manusia, yang semakin besar skalanya setiap hari."
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Dzyuba yang menegaskan tak menyukai perang mengaku kecewa dengan sikap dunia yang menerapkan standar ganda soal hukuman yang kini menimpa Rusia, khususnya di kancah olahraga.
“Saya menentang standar ganda. Mengapa seseorang dapat melakukan segalanya, tetapi semua mengorbankan kami. Mengapa semua orang selalu berteriak tentang olahraga berada di luar politik, tapi pada kesempatan pertama, ketika menyangkut Rusia, prinsip ini benar-benar dilupakan?" tegas Dzyuba.
Di akhir pernyataannya, sang kapten turut menyindir orang-orang yang sempat menghina dirinya di media sosial.
"Ribuan orang yang menulis hinaan dan ancaman itu, antre!" kata Dzyuba.
"Tambahan, untuk mereka yang pantatnya duduk di rumah-rumah mewah di Inggris dan mengatakan hal-hal buruk: Itu tidak akan menyinggung kami, kami mengerti segalanya! Damai dan kebaikan untuk semua!” tutup pemain Zenit St. Petersburg itu.
ADVERTISEMENT