Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kawal Midun, Keluarga Korban Kanjuruhan Ungkap Intimidasi: Keranda Harus Dicopot
5 Agustus 2023 12:54 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Miftahudin Ramli alias Midun mendapat pengawalan dari berbagai pihak selama menjalankan aksi bersepeda Malang-Jakarta dengan membawa keranda mulai Kamis (3/8). Salah satunya dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan .
ADVERTISEMENT
Ditemui di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (4/8) malam WIB, pria bernama Cholifatul Noor yang merupakan salah seorang keluarga korban bercerita bahwa ada intimidasi yang didapatkan oleh Midun. Ia bilang, Midun diminta untuk melepas keranda yang dibawanya.
"Ada yang intimidasi dari semalam itu, kami jaga sampai jam 2 malam karena kerandanya harus dicopot. Lah maksud saya gini, buat apa gowes sampai ke Jakarta enggak bawa keranda? Ya, suruh tidur saja di rumah. Kok begini saja, lho, kalian ketakutan dengan kata-kata," terang Cholifatul kepada wartawan.
"Katanya [mereka] dari kedinasan ASN, ngakunya kayak gitu, enggak tahu siapa, ya saya enggak jelas karena sudah malam, tapi mereka enggak mendatangi kami. Seharusnya kan mendatangi kami, Pak Midun kan biar istirahat, ternyata enggak."
ADVERTISEMENT
"Dia itu [yang mengaku dari ASN] malah duduk mojok bertiga, tapi enggak ngomong apa-apa. Saya tunggu sampai jam 2 iktikad baiknya. Kalau mau ngomong ayo diskusi yang salah itu apa? Tulisan mana? Juga tulisan itu tidak menyudutkan salah satu institusi atau instansi atau orang, enggak sama sekali. Itu tulisan aspirasi keluarga korban untuk menagih janji, kami yang bikin," tambahnya.
Cholifatul menerangkan bahwa intimidasi yang dimaksud terjadi saat Pak Midun berada di Stadion Gajayana pada Kamis (3/8) malam WIB. Itu terjadi sekitar 22:30 WIB.
"Kan kami ada Aksi Kamisan itu dari Kanjuruhan ke Malang. Malamnya rencana nginep di Stadion Gajayana. Nah itu sudah banyak intimidasi, katanya dari kedinasan apa gitu, ASN, harus copot kerandanya dan tulisan-tulisannya harus dihilangkan," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Salah kita apa? Itu hanya tulisan penagihan janji bukan penyudutan ke orang atau instansi, itu penagihan janji, silakan lihat saja."
"Teman-teman suporter bilangnya, sih, sudah masuk Surabaya InsyaAllah sudah aman. Kan yang dikhawatirkan kemarin itu kan untuk nyopot itu di area Malang sampai Surabaya. Terus ada apa? Kan aneh. Kok dari Surabaya baru boleh pasang, kan aneh," tambah Cholifatul.
Midun dulunya adalah seorang sopir. Kini, pria 53 tahun itu menjadi penjaga malam di Batu Tourism Mal milik Dinas Pariwisata Kota Batu. Ia pun sudah berstatus ASN. Midun pun juga menerangkan terkait hal tersebut, intinya memang ada kekhawatiran dari atasannya.
"Ya maksudnya cuma, 'Enggak bahaya ta?'. Niat saya itu apik [baik], tujuan saya juga enggak ada kata-kata ujaran kebencian ke siapa saja," terangnya kepada para wartawan di sana.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya jawab itu [soal dicegah kadis] enggak enaklah, ya. Saya jawab gitu, saya kira Pak Kadis bukan kemauan sendiri. Wajarlah, semua itu punya kekhawatiran sendiri," tandasnya.
Belum ada pernyataan dari pihak Dinas Pariwisata Kota Batu mengenai hal tersebut.
Di setiap kota yang ia singgahi, Midun akan mampir di stadion-stadion. Rutenya mengawali dari Stadion Kanjuruhan, Gajayana, Gelora Delta Sidoarjo, Gelora Bung Tomo Surabaya, juga Gelora Joko Samudro Gresik.
Midun juga akan melewati Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, hingga akhirnya sampai di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Di setiap kota akan ada suporter masing-masing tim setempat yang akan mengawalnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Farusma Verdian