Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Selepas gantung sepatu, Diego Forlan memutar ulang memorinya di Manchester United pada 2003 silam. Ketika itu, pos winger kanan 'Iblis Merah' berpindah dari David Beckham ke Cristiano Ronaldo .
ADVERTISEMENT
Di mata publik, baik Beckham maupun Ronaldo tidak sekadar bintang di atas lapangan. Keduanya juga mendapatkan predikat selebriti di luar arena.
Maka, sudah sewajarnya Beckham serta Ronaldo menjadi sosok yang kerap menjaga penampilan. Terlihat dari model rambut keduanya yang kerap berganti, lalu menginspirasi tren anak muda.
Bicara soal upaya menjaga penampilan, Forlan ternyata menangkap perbedaan antara Beckham dengan Ronaldo. Narsistis, menurut Forlan, lebih melekat dalam diri Ronaldo dibandingkan pendahulunya.
"Cristiano Ronaldo merupakan sosok egosentris di ruang ganti, tidak seperti Beckham. Dia selalu ingin berada di depan cermin dan melakukannya sepanjang hari. Sampai-sampai Ronaldo berganti pakaian di depan cermin," kata Forlan kepada Daily Star.
"Sementara, Beckham lebih natural dan pernah tampak lusuh. Mereka benar-benar berbeda. Anda tak pernah melihat Ronaldo dengan kondisi lusuh," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hanya setahun Forlan menjadi saksi betapa rajin Ronaldo bersolek di ruang ganti. Setahun setelah Ronaldo datang atau tepatnya pada Agustus 2004, striker Uruguay itu memilih hijrah ke Villarreal. Kemudian, dia menghabiskan empat tahun dari 2007 sampai 2011 bersama Atletico Madrid.
Ronaldo sendiri menetap lebih lama hingga 2009, sebelum akhirnya menyusul ke Spanyol demi berseragam Real Madrid. Dengan kata lain, Forlan dan Ronaldo sempat terlibat rivalitas bertajuk El Derbi Madrileno selama dua tahun.
Terlepas dari pandangan negatif Forlan terhadapnya, Cristiano Ronaldo tetap membuktikan kualitasnya di atas lapangan. Bersama United, dia merangkum 118 gol dari 292 penampilan serta menyumbangkan beberapa gelar bergengsi, termasuk trofi Liga Champions 2008.
Kiprahnya di Madrid lebih dashyat lagi. Dialah topskorer sepanjang masa Los Blancos dengan torehan 438 gol. Jangan lupakan pula peran krusialnya saat mengantarkan tim ibu kota Spanyol itu merengkuh empat gelar juara Liga Champions.
ADVERTISEMENT