Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kesalahan yang Tak Boleh Diulang Inggris di Final, Termasuk Kebanyakan Long Ball
13 Juli 2024 18:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Inggris ditekuk Italia via adu penalti usai imbang 1-1 di final Piala Eropa 2020. Kala itu, Inggris memiliki kualitas umpan yang buruk, sehingga tidak bisa mengunci kemenangan sebelum babak tos-tosan.
Selain itu, mengutip dari The Guardian, pengamat teknis UEFA melaporkan kesalahan Inggris yang menggunakan sistem 3-4-2-1. Itu adalah terlalu banyak melakukan umpan panjang (long ball), takut kalah secara mental, dan tidak menggunakan bek sayapnya dengan baik di babak kedua.
Sekarang, formasi 3-4-2-1 Inggris tampak lebih ofensif. Pada Piala Eropa 2020, Luke Shaw dan Kieran Trippier diandalkan sebagai wingback, kini salah satu wingback adalah Bukayo Saka yang aslinya winger.
Lalu di lini tengah, Declan Rice sudah tidak lagi ditemani Kalvin Phillpis, tetapi kini bermitra dengan Kobbie Mainoo yang cemerlang bersama Manchester United. Jude Bellingham dan Phil Foden lebih garang ketimbang Raheem Sterling dan Mason Mount.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Timnas Inggris kali ini tampak lebih pede ketika memegang bola. Itu yang membuat para pemain lebih memiliki banyak opsi ketika dalam kondisi ditekan. Rice pun mengeklaim bahwa situasi Inggris kali ini lebih baik.
“Dalam dua laga terakhir, kami berbicara tentang Swiss dan Belanda dan bagaimana mereka menguasai bola, tapi kami memegang bola dengan baik, atau bahkan lebih baik,” kata Rice.
“Kami merasa solid Peningkatan dari Euro terakhir dalam lima pemain belakang adalah kami menjaga penguasaan bola dengan lebih baik. Anda memiliki pemain di level klub yang terbiasa mengambil bola di bawah tekanan," tambahnya.
Namun, satu kesalahan bisa menjadi petaka. Seperti saat Belanda membobol Inggris di menit 7 pada semifinal. Kesalahan Rice dimanfaatkan dengan baik oleh Xavi Simons.
ADVERTISEMENT
Kini, Spanyol memiliki pemain dengan kecepatan yang mumpuni. Sebut saja Lamine Yamal dan Nico Williams. Lengah sedikit, Inggris akan kembali gigit jari.