Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ketum PSSI ke Wasit Liga 3: Contoh Thoriq Alkatiri, Dia Bisa Jadi Panutan
8 Maret 2022 20:51 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tak perlu diragukan lagi, Thoriq Alkatiri merupakan salah satu wasit terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Kualitasnya di atas lapangan membuat Thoriq kini menjadi wasit berlisensi FIFA dan elite AFC.
ADVERTISEMENT
Thoriq beberapa kali memimpin pertandingan di AFC Cup. Tahun lalu misalnya, wasit asal Purwakarta itu memimpin pertandingan Bengaluru vs Bashund Kings dan Maziya vs Bengaluru. Kedua laga tersebut berlangsung di babak grup AFC Cup.
Selain itu, Thoriq juga bertugas di babak Kualifikasi Piala Asia U-23. Wasit yang mendapatkan lisensi FIFA sejak 2014 lalu itu memimpin partai Kirgistan melawan Oman.
Kiprahnya yang cemerlang itu membuat PSSI menyebut Thoriq layak menjadi panutan. Apalagi, kini wasit di kompetisi sepak bola Indonesia tengah menjadi sorotan usai banyaknya keputusan kontroversial.
“Saya mohon ini [kinerja wasit] diperbaiki. Karena saya kecewa. Jadi maaf saya bicara keras. Bisa berubah atau tidak? Kalau tidak, tak usah jadi wasit, cari nafkah dan kerjaan lain. Ambil contoh Thoriq (Alkatiri), dia bisa menjadi contoh dan panutan bagi kalian,” ucap Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dikutip situs resmi PSSI.
ADVERTISEMENT
Saat ini, wasit memang tengah menjadi masalah di kompetisi sepak bola Indonesia. Terbaru, di laga babak 16 besar Liga 3, wasit mengambil keputusan kontroversial yang membuat laga Persikota vs Farmel FC berakhir ricuh hingga akhirnya tak dilanjutkan.
Pada pertandingan di babak 16 besar Liga 3 itu, wasit memberikan beberapa keputusan yang kontroversial. Salah satunya ketika memberikan penalti kepada Farmel FC meski tak ada pelanggaran yang terjadi.
“Saya merasa terganggu dengan adanya masalah keputusan-keputusan kontroversial yang dibuat oleh para wasit yang bertugas. Bisa jadi opsinya saya mencari wasit-wasit lain dari luar negeri,” kata Iriawan.
“Saya tidak ingin dicap ada permainan di dalam PSSI. Bisa berubah kalian? Saya berdarah-darah dan jatuh bangun membangun sepak bola yang sempat berhenti nyaris dua tahun," tandasnya.
ADVERTISEMENT