Kisah Paul Gascoigne Nekat Jadi Ahli Terapi Seorang Pembunuh dengan Modal Bir

16 Januari 2021 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paul Gascoigne dalam sebuah laga ekshibisi Tottenham Hotspur. Foto: AFP/Daniel Leal-Olivas
zoom-in-whitePerbesar
Paul Gascoigne dalam sebuah laga ekshibisi Tottenham Hotspur. Foto: AFP/Daniel Leal-Olivas
ADVERTISEMENT
Paul Gascoigne alias Gazza menyangka bahwa dirinya adalah ahli terapi terbaik di dunia ketika mencoba menyelamatkan seorang pembunuh dengan beberapa kaleng bir dan tongkat pancing.
ADVERTISEMENT
Mantan bintang sepak bola Inggris itu mengenang usahanya yang gagal untuk membantu orang yang paling dicari di Inggris, Raoul Moat, pada Juli 2010.
Gazza yang saat itu sedang terjerat masalah kecanduan mengaku menghirup kokain sebelum masuk ke dalam sebuah taksi untuk mendatangi Moat.
“Saya hanya ingat bahwa saya berada di dalam taksi, saya memiliki tongkat pancing, beberapa potong ayam, empat kaleng bir, dan sebuah jaket,” ungkapnya dikutip dari Mirror.
“Saya pikir, saya bisa ajak Raoul Moat memancing karena dia berada di dekat sungai,” sambungnya.
Paul Gascoigne bertelanjang dada sambil menikmati sekaleng bir usai membawa Rangers juara Piala Skotlandia. Foto: Rangers FC
Awalnya, Gazza meminta sang supir untuk membawanya ke bandara. Sesampainya di bandara, dia minta ganti haluan ke Rothbury.
Tujuan itu membuat juru mudi taksi bertanya-tanya karena Rothbury adalah tempat di mana sang pembunuh sedang dikepung polisi dan kejadian itu disiarkan secara langsung di televisi.
ADVERTISEMENT
“Saya mengatakan kepadanya: dengar, saya telah melalui banyak hal, saya adalah ahli terapi terbaik di dunia, saya bisa menyelamatkannya,” tutur Gazza.
"Saya pikir saya benar-benar percaya itu," tambahnya.
Beberapa hari sebelumnya, Moat telah menembak dan melukai mantan pacarnya dan membunuh pacar baru dari mantannya itu. Dia juga membuat seorang polisi menjadi buta dengan tembakannya.
Gazza yakin perjalanan memancing bersama bisa bantu selesaikan masalah, jadi dia pergi ke arah barisan polisi yang sedang mengepung Moat.
Moat, yang baru saja dibebaskan dari penjara dua hari sebelumnya, kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas di lapangan, dikelilingi oleh polisi bersenjata.
Penampilan Gazza di tempat kejadian perkara justru memberikan pemandangan aneh karena kehadirannya tidak diharapkan dan bantuannya juga tidak diperlukan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Jody Hermawan
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.