Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Moreno menjadi pelatih Timnas Spanyol dari Maret sampai November 2019. Posisi itu dia dapatkan setelah Enrique harus menepi sejenak untuk merawat putrinya, Xana, yang sakit keras hingga akhirnya meninggal dunia.
Mulanya, Moreno diberi jabatan pelatih interim dari Maret sampai Juni, di mana dia memimpin La Furia Roja dalam 3 pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2020. Setelah itu, dia dikontrak secara permanen.
Moreno sukses membawa Spanyol lolos ke Piala Eropa tahun depan sebagai juara grup. Dia pun, rencananya, bakal menangani Sergio Ramos dkk. di turnamen level kontinental tersebut karena kontraknya menyatakan demikian.
Akan tetapi, secara mengejutkan, usai pertandingan melawan Rumania, Presiden Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) Luis Rubiales mengumumkan bahwa akan ada pergantian di pos pelatih kepala Timnas.
ADVERTISEMENT
Di situlah Enrique kemudian masuk kembali sebagai pelatih Timnas Spanyol. Namun, di comeback-nya ini, mantan pelatih Barcelona tersebut sudah mempersiapkan staf kepelatihan baru dan Moreno tak masuk di dalamnya.
Enrique kemudian menjelaskan alasan di balik keputusannya menyingkirkan Moreno dari staf kepelatihan Timnas. Enrique berpendapat bahwa Moreno tidak loyal karena ingin meneruskan masa kepelatihannya sampai Euro 2020.
"Aku tidak mau ada orang seperti itu di staf kepelatihanku," tutur Enrique, dilansir The Guardian. "Selama ini, aku cuma bertemu Moreno pada 12 September ketika kami bicara selama setengah jam di rumahku."
"Di situ terlihat jelas bahwa dia ingin melatih tim di Euro dan baru setelah itu aku bisa kembali dan dia akan jadi asistenku lagi. Aku tidak terkejut dia bersikap seperti itu."
ADVERTISEMENT
"Aku berusaha menempatkan diri di posisinya. Aku paham, kok. Aku paham dia sudah bekerja keras untuk bisa sampai di sana, mendapatkan kesempatan itu, dan bahwa dia sosok ambisius."
"Namun, bagiku, itu adalah bukti bahwa dia bukan sosok yang loyal. Aku tidak akan melakukan itu. Aku tidak mau ada orang dengan kepribadian seperti itu menjadi stafku."
"Ambisi itu bagus, tetapi ambisi yang berlebihan adalah cacat. Itulah mengapa aku mengambil keputusan ini. Aku bilang kepadanya bahwa aku tidak bisa menjadikan dia orang nomor dua di timku."
"Satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas ketiadaan Robert Moreno di sini adalah diriku. Bukan Rubiales atau [Direktur Teknik RFEF Jose Francisco] Molina," jelas Enrique .
Moreno sendiri, pada September, pernah menyatakan bahwa dia akan dengan gembira menyambut kembalinya Enrique ke Timnas. Namun, selang sebulan kemudian, ketika Enrique berkata kepada RFEF bahwa dia siap kembali, sikap Moreno mendadak berubah.
ADVERTISEMENT
Moreno merajuk. Dia meminta agar federasi memberi kejelasan atas nasibnya. Namun, keputusan membawa Enrique kembali sudah bulat. Moreno pun diberhentikan secara mendadak dan dikabarkan menangis usai mendampingi Spanyol di pertandingan kualifikasi terakhir.
Enrique menyatakan bahwa dia tidak menyukai situasi ini. Akan tetapi, di saat yang bersamaan, mantan pemain Real Madrid itu juga menilai bahwa ini adalah momen di mana watak manusia yang asli terlihat.
"Aku tidak suka melihat orang lain menderita. Aku merasa bertanggung jawab untuk itu. Aku tidak akan memberi pelajaran soal nilai kehidupan tetapi kami harus paham bahwa kami adalah panutan bagi anak-anak," tutur Enrique.
"Situasi hidup menunjukkan seperti apa watak seseorang. Di situ kamu bisa betul-betul mengenal mereka. Di situ kamu bisa tahu mana yang bisa dipercaya mana yang tidak, siapa yang punya etika dan siapa yang tidak."
ADVERTISEMENT
"Aku tidak punya kritikan untuknya (Moreno, red) sebagai seorang profesional. Dia adalah pelatih yang kapabel. Namun, dari aspek personal, aku tidak akan berubah pikiran sampai situasinya juga berubah."
"Kontroversi ini dibikin sendiri oleh seseorang yang sudah bekerja dalam timku dalam waktu yang lama. Aku bukan pahlawan dalam cerita ini, tetapi aku pun bukan penjahatnya," tutup pelatih 49 tahun tersebut.
Moreno dan Enrique bekerja bersama sejak 2011, ketika Enrique ditunjuk sebagai pelatih Roma. Setelah itu, mereka melanjutkan rekanan ini di Celta Vigo, Barcelona, sampai Timnas Spanyol. Namun, kebersamaan itu kini telah pupus.