Memori Budi Sudarsono di Piala Asia: 2 Gol Legendaris hingga Kekalahan Dramatis

22 Januari 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Indonesia berpose sebelum pertandingan sepak bola Grup D Piala Asia 2007 melawan Bahrain di Stadion Bung Karno di Jakarta, 10 Juli 2007. Foto: Adek Berry/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Indonesia berpose sebelum pertandingan sepak bola Grup D Piala Asia 2007 melawan Bahrain di Stadion Bung Karno di Jakarta, 10 Juli 2007. Foto: Adek Berry/AFP
ADVERTISEMENT
Piala Asia menjadi kompetisi yang membekas di benak Budi Sudarsono. Cerita legendaris telah diukirnya dan tercatat sebagai bagian dari sejarah turnamen paling bergengsi antarnegara Asia itu.
ADVERTISEMENT
Budi merupakan salah satu pemain Timnas Indonesia yang bisa mencetak 2 gol di Piala Asia. Satu gol di antaranya dicetak saat melawan Qatar di China pada 2004.
'Si Piton' memenangi duel perebutan bola dengan pemain Qatar di kotak penalti, sepakannya meluncur ke gawang yang dijaga Abdulaziz Ali. Dalam laga di Workers Stadium, Beijing, itu, Timnas Indonesia menang 2-1, satu gol lagi dicetak Ponaryo Astaman.
Setelah laga tersebut, Philippe Troussier yang kala itu melatih Qatar bahkan langsung dipecat dari jabatannya sebagai pelatih. Mengenang kembali momen itu, Budi mengaku tak menyangka.
Budi Sudarsono dari Indonesia (kanan) menggiring bola melewati Waleed Rasoul (Kiri) dan Saad Sattam (bawah) dari Qatar pada pertandingan putaran pertama grup A Turnamen Sepak Bola Piala Asia 2004 di Stadion Pekerja di Beijing, 18 Juli 2004. Foto: Peter Parks/AFP
Selanjutnya, Budi mencetak gol di Piala Asia 2007. Di hadapan puluhan ribu suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Firman Utina melepas umpan lambung terobosan, bola memantul di kotak penalti, lalu dikontrol dada oleh Budi sambil menggocek kiper Bahrain, Abdul Rahman Ahmed, lalu melepas tendangan akurat dengan kaki kirinya.
ADVERTISEMENT
Di akhir laga, kemenangan 2-1 direbut 'Garuda'. Satu gol lagi dicetak oleh Bambang Pamungkas. Saat ditanya soal bagaimana perasaannya mencetak gol di dua edisi Piala Asia berbeda, pria yang kini berusia 44 tahun itu pilih merendah.
Pemain tim nasional sepak bola Indonesia Budi Sudarsono (kanan) menghindari kiper Bahrain Abdulrahman untuk mencetak gol selama pertandingan sepak bola Grup D Piala Asia 2007 di Stadion Bung Karno di Jakarta, 10 Juli 2007. Foto: Jewel Samad/AFP
"Biasa saja, ya, senang-senang, kalau pencapaian untuk hidup menurut saya biasa. Kalau pencapaian di sepak bola sangat luar biasa menurut saya," terang pria kelahiran Kediri tersebut.
Khusus Piala Asia 2007, ada pula kenangan kekalahan dramatis yang menyakitkan hati banyak pihak. Setelah melawan Bahrain, pasukan Ivan Kolev menghadapi Arab Saudi dan kalah 1-2. Pahitnya, gol kemenangan Saudi dicetak di injury time. Budi mengenang lagi suasana di ruang ganti usai laga tersebut.
"Ya namanya kalah sangat kecewa sebenarnya. Kalau sedih sudah biasa sebenarnya, kecewa saja. Sedih dan kecewa kan beda-beda tipis. Kecewa berat seharusnya kami bisa dapat poin satu tetapi menit terakhir kurang konsentrasi akhirnya kebobolan," kenang Budi.
Striker legendaris Timnas Indonesia, Budi Sudarsono, melakukan wawancara eksklusif di kantor kumparan, Jakarta, pada Januari 2024. Foto: kumparan
Budi Sudarsono kini telah gantung sepatu. Ia membela Timnas Indonesia level senior selama 2001–2010, bermain sebanyak 47 kali dan mencetak 16 gol.
ADVERTISEMENT
Sementara di level klub, Budi pernah membela Persebaya, Persik, Persija, Deltras, PDRM FA (Malaysia), Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan terakhir Persikabo.