Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menakar Calon-calon 'Entrenador' Tim Matador
9 Juli 2018 6:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mengumumkan bahwa Fernando Hierro telah mengakhiri kerja samanya dengan mereka. Tak lama setelah Spanyol takluk dari Rusia di babak 16 besar Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
Sulit dimungkiri jika kegagalan Spanyol pada kesempatan kali ini disebabkan oleh keputusan RFEF memecat Julen Lopetegui yang teken kontrak bersama Real Madrid sehari sebelum turnamen berlangsung. Jadi, 'Tim Matador' kudu buru-buru berbenah, jangan sampai salah menunjuk entrenador (pelatih) untuk menatap pentas Piala Eropa 2020 mendatang.
Lantas, kepada siapa Spanyol kudu meyerahkan tampuk kepelatihannya?
Luis Enrique
Tiga kali tampil bersama Spanyol di pentas Piala Dunia jadi salah satu nilai jual Luis Enrique sebagai nomine. Selain itu, pria yang pernah bermain untuk Madrid dan Barcelona itu juga bagian dari La Furia Roja saat meraih emas di Olimpiade 1992.
Memang masa jabatannya sebagai arsitek Barcelona cukup prematur, cuma tiga musim. Akan tetapi, dalam durasi yang minim itu, ia sudah mempersembahkan 9 trofi untuk Blaugrana, termasuk dua titel La Liga dan 'Si Kuping Besar', yang jadi acuan betapa moncernya Enrique dalam meramu taktik.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang cukup mengganjal, Enrique bukan pilihan tepat andai RFEF memilih pelatih yang 'lurus'. Ia dikabarkan pernah berseteru dengan manajemen Barcelona semasa rezimnya. Ya, bukan hal yang aneh jika menilik karakter kerasnya selama masih bermain.
Michel
Gaung Michel sebagai pelatih mungkin tak sebanter Enrique. Terang saja, ia cuma menakhodai berkutat tim-tim seperti Getafe, Sevilla, Olympiacos, Olympique Marseille, dan terakhir Malaga. Gelar yang diraihnya pun cuma setaraf Liga Super Yunani, kala mengantar Olympiacos juara tiga kali beruntun.
Akan tetapi, kiprahnya di masa lalu saat masih menjabat sebagai pemain Madrid tak bisa dipandang sebelah mata. Total 16 gelar diraihnya bersama Los Blancos dari pertengahan 1980-an hingga medio 1990-an. Kiprahnya bersama Spanyol di turnamen internasional juga mentereng. Top-skorer Piala Eropa 1988 berhasil disabet Michel.
ADVERTISEMENT
Memang rekam jejaknya tak cukup glamor, di satu sisi Spanyol juga butuh sosok entrenador yang bisa melecut semangat juang para penggawanya. Dan, Michel bisa dijadikan pilihan ideal dalam hal ini.
Quique Sanchez Flores
Nama Quique Sanchez Flores santer terdengar sebagai salah satu calon kuat pelatih Spanyol. Kesuksesan membawa Benfica merengkuh Piala Liga Porugal di edisi 2008/2009 dan menghadirkan trofi Liga Europa dan Piala Super Eropa untuk Atletico Madrid cukup menyilaukan rekam jejaknya. Sayangnya, cuma itu saja yang berhasil ia torehkan --selain gelar yang diraihnya bersama Al Ahli.
Konsistensi Flores belum cukup teruji. Ia hanya mampu membawa Watford finis di posisi 13 Premier League musim 2015/2016. Torehannya bersama Espanyol buruk karena cuma nangkring di urutan 16 pada klasemen akhir La Liga musim lalu.
ADVERTISEMENT
Rafael Benitez
Jika faktor pengalaman yang jadi pertimbangan utamanya, Spanyol bisa mengalihkan pandangannya kepada Rafael Benitez. Memang pelatih berusia 58 tahun itu cuma menangani Newcastle United dalam dua musim ke belakang.
Namun, jangan lupakan jika Benitez pernah jadi aktor di balik kesuksesan Liverpool merengkuh trofi Liga Champions terakhirnya. Tangan dinginnya uga pernah menghadirkan dua titel La Liga untuk Valencia, Supercoppa Italia bagi Inter Milan dan Napoli, plus gelar Liga Europa untuk Chelsea.
Zinedine Zidane
Luis Rubiales selaku presiden RFEF kabarnya menginginkan pelatih yang berasal dari Spanyol. Namun, tak menutup kemungkinan juga andai mereka menggaet Zinedine Zidane sebagai arsitek anyarnya. Selain tengah menganggur, kansnya untuk melatih Timnas Prancis dalam waktu dekat juga sudah tertutup rapat lantaran Les Blues masih mempertahankan Didier Deschamps hingga 2022 mendatang.
ADVERTISEMENT
Catatan impresifnya kala memebesut Real Madrid jelas jadi pertimbangan kuat. Hanya dalam tempo dua setengah musim, Zidane berhasil mempersembahkan tiga trofi Liga Champions secara bertuntun. Selain itu, ada juga satu gelar La Liga, satu Piala Super Spanyol, dua Piala Super Eropa, dan dua Piala Dunia Antarklub.
Dengan besarnya jam terbang di La Liga, saat bermain untuk Madrid, serta pengalamannya dalam menangani El Real, pengangkatan Zidane adalah sebuah pilihan tepat. Mengingat Madrid merupakan pemasok pemain terbanyak bagi Spanyol di Piala Dunia kali ini dengan enam pemainnya.