Mendobrak Stereotip Rasial Bersama Aliou Cisse

24 Juni 2018 8:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Senegal, Aliou Cisse. (Foto: Reuters/Grigory Dukor)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Senegal, Aliou Cisse. (Foto: Reuters/Grigory Dukor)
ADVERTISEMENT
Di antara tim-tim yang mampu mencuri perhatian pada Piala Dunia 2018 kali ini ada nama Senegal. Alasannya, kesebelasan asal Afrika Barat ini berhasil menjungkalkan tim peringkat delapan dunia, Polandia, dengan skor 2-1 pada partai pembuka Grup H, Selasa (19/6/2018) malam WIB lalu.
ADVERTISEMENT
Nah, di balik sensasi Senegal itu, ada sosok Aliou Cisse. Dalam dirinya, tersimpan segudang pesona. Di usianya yang baru menyentuh angka 42, Cisse adalah pelatih termuda di Piala Dunia 2018. Selain itu, dia juga satu-satunya pelatih berkulit hitam di turnamen ini. Dua hal itu, ditambah dengan penampilannya yang bagai rock star, membuat kapten Senegal di Piala Dunia 2002 ini menjadi buah bibir.
Namun, pesona Cisse tak sampai di situ. Sosok yang sempat memperkuat Paris Saint-Germain kala masih aktif bermain itu juga merupakan sosok yang punya opini kuat. Bahkan, dia tak segan mengeluarkan pernyataan tegas untuk mengenyahkan stereotip rasial yang melekat pada tim-tim Afrika, khususnya Senegal sendiri.
Pada matchday kedua Grup H, Minggu (24/6) malam WIB, Senegal akan menghadapi Jepang. Pada konferensi pers jelang laga tersebut, Cisse menegaskan bahwa pertandingan antara kedua negara tersebut bukanlah pertarungan antara Jepang yang berotak dan Senegal yang berotot. Bagi Cisse, baik Jepang maupun Senegal lebih dari apa yang disugestikan stereotip tersebut.
ADVERTISEMENT
"Aku tidak akan memberi deskripsi seperti itu," kata Cisse seperi dilansir Reuters. "Mereka (Jepang, red) tahu caranya menekan pemain lawan yang sedang menguasai bola dan untuk melakukan itu, Anda perlu kekuatan. Kami juga memiliki pemain-pemain dengan kemampuan teknis di atas rata-rata dan kami akan buktikan itu."
"Ini akan menjadi pertarungan yang sangat ketat. Siapa pun yang menang akan lolos ke babak berikutnya. Itulah tantangan utamanya," lanjut Cisse.
Sama halnya dengan Senegal, Jepang juga mengawali Piala Dunia 2018 dengan kemenangan. Secara mengejutkan, anak-anak asuh Akira Nishino berhasil menundukkan Kolombia yang harus bermain dengan 10 pemain. Jika mampu mengalahkan Senegal, Jepang bakal lolos dari babak pertama untuk ketiga kalinya dalam sejarah. Kendati begitu, Cisse mengaku sama sekali tak mengkhawatirkan kekuatan Jepang.
ADVERTISEMENT
Aliou Cisse di Piala Dunia 2002. (Foto: AFP/Kim Jae-hwan)
zoom-in-whitePerbesar
Aliou Cisse di Piala Dunia 2002. (Foto: AFP/Kim Jae-hwan)
"Ya, mereka memang sudah berusaha keras untuk bisa sampai di sini dan kemampuan teknis mereka ada di atas rata-rata. Mereka punya kemampuan passing yang mumpuni dan mereka mampu menekan dengan baik. Kami sudah mempelajari mereka dan aku tahu mereka akan sulit dikalahkan. Namun, tak ada satu hal pun dari mereka yang membuatku khawatir," ujarnya.
Situasi Senegal pun kini sama dengan Jepang. Jika mampu memetik kemenangan di Yekaterinburg nanti, 'Singa-singa Teranga' bakal lolos ke fase gugur. Prospek ini pun lantas mengundang tanya. Apakah menurut Cisse tim asuhannya ini bisa menyamai prestasi tim Senegal yang dulu dikapteninya dengan melaju sampai perempat final?
Well, begini kata sang pelatih: "Kami ingin setidaknya menyamai prestasi generasi 2002. Generasi itu adalah generasi yang indah dan generasi yang sekarang pun demikian. Satu-satunya cara melewati capaian mereka adalah dengan memenangi pertandingan."
ADVERTISEMENT
Jadi, mampukah Aliou Cisse sang pelatih melewati capaian Aliou Cisse sang kapten? Mari kita nantikan.