Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Ketika membicarakan Garuda Select beberapa waktu silam, Sekjen PSSI Ratu Tisha menyempatkan diri menoleh ke masa lalu. Sepanjang sejarah, sepak bola Indonesia terbilang cukup sering mengirim talenta-talenta mudanya ke luar negeri untuk menimba ilmu.
ADVERTISEMENT
Hasilnya memang lumayan, setidaknya untuk sepak bola Indonesia itu sendiri. Beberapa jebolan program pengiriman talenta berbakat ke luar negeri itu pada akhirnya menjadi pemain sepak bola kelas wahid di Liga Indonesia dan merupakan anggota Timnas Indonesia.
Dua di antaranya adalah Bima Sakti dan Kurniawan Dwi Yulianto. Bima dan Kurus —demikian Kurniawan biasa dipanggil— adalah jebolan PSSI Primavera pada dekade 1990-an. Kini, Bima menjadi pelatih Timnas U-19, sementara Kurniawan merupakan asisten pelatih untuk Timnas U-23.
Pada dekade 1990-an, Indonesia banjir dengan program pembinaan ke luar negeri. Selain Primavera, ada juga Baretti. Pada masa-masa setelahnya, muncul juga program PSSI Garuda dan SAD Uruguay.
"Kami coba membuka lembaran masa lalu. Toh ada hal positif yang bisa diambil. Posisi sepak bola Indonesia ini sedang tancap gas. Kami baru saja bangun dari tidur pada 2017. Tahun 2018 kami mulai tancap gas. Program Garuda Select ini bisa mengejar ketertinggalan," ujar Tisha pada acara peluncuran Garuda Select , Januari 2019.
ADVERTISEMENT
Mereka yang masuk dalam program Garuda Select adalah pemain-pemain terpilih dari hasil seleksi dari program Elite Pro Academy. Program yang disebut terakhir itu berlangsung sejak akhir tahun 2018.
Sampai November 2019, Garuda Select sudah berlangsung sebanyak dua edisi. Per awal Oktober 2019, mereka bertolak ke Eropa guna menimba ilmu sepak bola selama enam bulan ke depan. Seperti tahun sebelumnya, Inggris kembali dipilih menjadi pusat pelatihan.
Bedanya, untuk edisi kali ini sejumlah akademi top di Italia juga akan menjadi lawatan para pemain tersebut guna melakoni uji tanding.
ADVERTISEMENT
Well, apa bedanya dengan program-program terdahulu seperti Primavera? Untuk yang satu ini, Bima punya jawabannya.
Ketika mendampingi Tisha pada acara peluncuran Januari lalu, pria yang pernah menjajal Liga Swedia tersebut menjelaskan panjang lebar bahwa para pemain Garuda Select mendapatkan jaminan setelah program tersebut tuntas. Mereka bisa berkompetisi di Elite Pro Academy (Liga U-16).
Beda dengan, kata Bima, Primavera. Dahulu, para pemain muda yang kembali ke klub masing-masing, tidak mendapatkan tempat di dalam tim senior. Alhasil, banyak yang kariernya terhenti karena tidak berkembang.
"Pada intinya, program ini tidak hanya development dalam hal sepak bola, tetapi juga personal. Pengembangan karakter. Jadi penting untuk para pemain bisa mencoba beberapa tempat. Di Inggris maupun di Italia," kata Tisha lagi.
ADVERTISEMENT
----
Dukung terus Timnas Indonesia di berbagai ajang dan saksikan serunya rangkaian kegiatan pertandingan 'Skuat Garuda' hanya di Mola TV .