Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kebersamaan Paul Pogba dengan Manchester United hanya tinggal menghitung hari. Memang belum ada kabar resmi dari United untuk melepas pemain termahal sepanjang sejarah klub tersebut. Namun, sang agen, Mino Raiola, mengaku tengah memproses kepergian si pemain.
ADVERTISEMENT
United lantas dikait-kaitkan dengan gelandang Lazio, Sergej Milinkovic-Savic. Ya, ia bukan target baru 'Iblis Merah'. Pemain asal Serbia itu pernah mereka bidik di awal musim lalu. Tak hanya United, malah, Paris Saint-Germain dan Juventus juga kepincut untuk meminang Milinkovic-Savic.
Namun, eksistensi Milinkovic-Savic di bursa transfer tak semeriah dulu. Kini pasarannya mulai layu. Banderol harganya yang sebelumnya menyentuh 120 juta poundsterling diperkirakan jeblok ke angka 80 juta poundsterling saat ini.
Inflasi nilai jual Milinkovic-Savic tak terkait erat dengan penurunan performa di edisi termutakhir. Betapa tidak, cuma 5 gol yang berhasil ia buat di Serie A musim 2018/19. Bandingkan dengan keberhasilannya mencetak 12 gol di periode sebelumnya.
Tak ada asap bila tak ada api. Berkurangnya produktivitas Milinkovic-Savic disebabkan dari perubahan skema dasar Lazio.
ADVERTISEMENT
Begini, Simone Inzaghi intens memakai formasi 3-5-1-1 pada musim 2017/18. Ciro Immobile sebagai penyerang utama dan dibantu oleh Luis Alberto di belakangnya. Disusul Marco Parolo, Lucas Leiva, dan juga Milinkovic-Savic.
Dari ketiga gelandang itu, Milinkovic-Savic-lah yang diplot untuk aktif membantu serangan. Selain diberkahi insting menyerang, ia juga punya keunggulan postur menjulang. Aspek yang memudahkannya untuk mengemban tugas sebagai mesin gol selain aksi tekel dan duel udara.
Singkatnya, secara posisi Milinkovic-Savic adalah seorang gelandang tengah dan secara peran, ia adalah seorang gelandang serang. Problemnya, sekarang Inzaghi mulai beralih ke pakem 3-5-2. Keberadaan dua penyerang itu yang kemudian mengubah peran Milinkovic-Savic di musim sebelumnya.
Terlebih Inzaghi intens memilih Felipe Caicedo, striker yang punya tipikal mirip dengan Milinkovic-Savic, sebagai tandem Immobile. Pemain asal Ekuador itu juga unggul soal kekuatan fisik. Sialnya lagi, Caicedo moncer dan sukses mengemas 8 gol dan 2 assist di pentas liga.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Milinkovic-Savic masih melakukan tugasnya dengan betul. Rata-rata umpan kuncinya per laga masih setara dengan musim lalu, 1,5. Pun dengan sumbangsih 3 assist-nya.
Sementara untuk rasio kemenangan duel udara, Milinkovic-Savic masih jadi nomor wahid dengan rata-rata 3,6 di tiap pertandingan --unggul jauh dari Francesco Acerbi di posisi kedua dengan 2,6.
Nah, pertanyaannya, pantaskah Milinkovic-Savic menjadi pengganti Pogba?
Pogba adalah berlian di atas tumpukan bebatuan usang di Old Trafford. Ia adalah bintang terbesar United saat ini. Mulai dari profil hingga kontribusi. Pemain berdarah Guinea itu bahkan mendominasi sembilan kategori berbeda. Mulai dari aspek menyerang hingga bertahan, dari jumlah gol sampai keberhasilan memenangi duel.
Dengan kata lain, United membutuhkan pemain yang bisa mengampu peran kompleks. Kreatif, tajam, dan mampu memenangi duel.
ADVERTISEMENT
Meski masih berada di bawah kualitas Pogba, Milinkovic-Savic punya beberapa aspek yang disebutkan di atas. Setidaknya, ia lebih komplet untuk menggantikan peran Pogba ketimbang gelandang lain yang jadi target United. Sebut saja Ivan Rakitic, Kevin Strootman, Sean Longstaff, serta Thomas Partey.
Satu aspek lagi yang membuat Milinkovic-Savic menjadi vital: Pemanfaatan peluang dari lini kedua. Spesialisasi semacam ini bakal mendongkrak kebutuhan United dalam memanfaatkan second ball.
Pep Guardiola saja pernah mengaku bahwa hal itu adalah penyebab kegagalannya mengantar Manchester City menjuarai Premier League di musim perdananya.
Lalu, masih ingat betapa absurdnya saat Jose Mourinho kerap memasukkan Marouane Fellaini di tengah babak kedua? Alasannya itu tadi, untuk memaksimalkan second ball. Soal kemampuan olah bola, kreativitas, dan ketajaman, level Milinkovic-Savic berada di atas Fellaini.
ADVERTISEMENT
Sementara cara paling simpel untuk memaksimalkan Milinkovic-Savic, ya, dengan mengaplikasi pakem satu penyerang sebagaimana yang diterapkan Lazio. Kebetulan United tak begitu asing dengan pakem 4-2-3-1. Ole Gunnar Solskjaer bisa menurunkannya di belakang Marcus Rashford atau Romelu Lukaku. Milinkovic-Savic bakal jadi alternatif di antara gelandang dan winger United yang 'mungil'.
Mencari pengganti Pogba bukanlah hal mudah. Ia adalah gelandang komplet yang nyaris menutup semua kekurangan United . Namun, bila harus memilih, Milinkovic-Savic bukanlah pilihan yang buruk. Ia adalah gelandang yang bisa diandalkan untuk urusan bertahan dan menyerang.