Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Lengkap sudah pencapaian Manchester United di kancah Eropa. Kini, The Red Devils menjadi tim yang telah memenangi seluruh trofi dari berbagai turnamen Benua Biru. Liga Champions, Piala Winners, Piala Super Eropa, dan terakhir...Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak trofi yang diraih, baru tahun ini Liga Europa berada dalam genggaman. Tak peduli dengan stigma yang melekat sebagai turnamen kasta kedua, United tetap menikmati setiap perjalanan hingga menuju tangga juara. Apalagi, kesuksesan merengkuh trofi Liga Europa memberikan keuntungan ganda yakni lolos ke Liga Champions musim depan.
Sejak jauh-jauh hari, juru latih United Jose Mourinho menegaskan bakal mempersiapkan timnya secara total guna memenangi partai final melawan Ajax Amsterdam di Friends Arena, Solna, Swedia, Kamis (25/5/2017) dini hari WIB. Kebijakan merotasi besar-besaran pemain pun diberlakukan kala United melakoni partai pamungkas Premier League pada akhir pekan lalu. Terbukti, kebijakan pragmatis Mou itu membuahkan hasil manis dengan kemenangan dua gol tanpa balas.
ADVERTISEMENT
"Ini akhir dari musim yang sulit. Mungkin musim tersulit saya sebagai pelatih. Tapi, saya pikir kami menjalani musim yang bagus. Kami lebih memilih cara ini (menuju Liga Champions) daripada finis di posisi empat, tiga, atau dua klasemen. Kami mencapai objektif kami yaitu Liga Champions. Tim ini sekarang merupakan tim yang meraih setiap gelar juara di sepak bola dunia," ujar Mou sesuai laga puncak seperti dilansir ESPN.
"Kami sangat senang karena berjuang keras untuk mendapatkan (trofi) ini. Sejak awal, kami menanamkan hal ini dalam pikiran kami. Kami selalu berpikir bisa memenangi Liga Europa. Dan, kami sangat bahagia, terutama karena cara kami bermain di final," sambungnya.
Seperti biasa, Mou dengan kepercayaan diri selangitnya, menilai skuat asuhannya tampil lebih superior dari sang lawan.
ADVERTISEMENT
"Kami tahu bagaimana meraih kemenangan. Dan, meraihnya dengan cara yang nyaman. Mereka tim yang bagus, tapi kami jauh lebih kuat," tegasnya.
Mantan arsitek Chelsea ini kemudian membocorkan rahasia kemenangan timnya. Skema main yang diusung Marcus Rashford dan kawan-kawan menjadi kunci untuk meredam permainan Ajax yang dominan dalam penguasaan bola.
"Jika Anda ingin melakukan pressing terus-menerus, jangan main bola-bola pendek. Jika Anda dominan di area tertentu, maka mainlah bola-bola panjang. Kami tahu di mana mereka lebih baik daripada kami dan kami tahu di mana kekuatan kami," ucapnya.
Sepanjang 90 menit, United tampak membiarkan Ajax berlama-lama menguasai bola. Tercatat, wakil Belanda memiliki ball possesion hingga 69:31.
Namun, United mengantisipasinya dengan menerapkan pertahanan yang sangat dalam. Terbukti, para pemain Ajax terlihat kesulitan menembusnya. Gawang Sergio Romero pun hanya terancam sebanyak tiga kali dari 17 kali percobaan yang dilepaskan Hakim Ziyech dan kawan-kawan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Mou memilih mengeksploitasi kekuatan fisik dari para pemainnya seperti Chris Smalling, Marouane Fellaini, dan Paul Pogba. Berulang kali, ketiga pemain itu memenangi duel bola atas dan juga area. Efektivitas permainan United pun berjalan cukup lancar dengan mencatatkan empat tembakan tepat sasaran dari tujuh kali percobaan dan dua di antaranya berbuah gol.
"Kami mencoba membunuh kualitas bagus mereka dan mengeksploitasi kelemahan mereka. Dan, kami melakukannya dengan sangat baik sejak menit pertama. Kami benar-benar pantas meraih trofi ini," tegas Mou.
Raihan trofi Liga Europa kali ini juga bermakna terasa sangat mendalam bagi Mou dan pasukannya. Itu tak lepas dari aksi bom bunuh diri di Manchester Arena yang terjadi hanya dua hari menjelang partai final. Pelatih yang meraih treble bersama Inter Milan ini berharap torehan gelar juara bisa memberikan sedikit senyuman kepada warga Manchester.
ADVERTISEMENT
"Ini sungguh berat dan Anda juga tahu kami tak melakukan konferensi pers pada Selasa lalu. Saya setuju dengan keputusan UEFA untuk tetap melangsungkan pertandingan dan berharap kemenangan ini bisa memberikan kebahagian. Jika kami bisa mengubah hidup orang dari trofi ini, kami tak akan berpikir dua kali. Apakah piala ini membuat Kota Manchester sedikit berbahagia? Mungkin," katanya.
"Tapi, yang pasti kami datang ke sini untuk melakukan pekerjaan kami. Kami tak bisa menyembunyikan kebahagian kami karena ketika Anda menang maka Anda otomatis akan senang dan bangga. Para pemain fantastis. Mereka membuang semua hal non-teknis dan berkonsentrasi penuh kepada pertandingan," pungkasnya.