Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Pelan tapi Pasti: Perjalanan Rodrigo Bentancur Jadi Andalan Juventus
2 Desember 2018 9:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Ketika Rodrigo Bentancur datang ke Juventus pada musim panas 2017, suara-suara miring mengiringi langkahnya. Pasalnya, transfer itu memang tidak seperti transfer-transfer kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Bentancur sudah diijon Juventus sejak 2015 bersama tiga pemain lain: Guido Vadala, Franco Cristaldo, dan Adrian Cuban. Mereka semua saat itu masih berstatus sebagai prospek cerah milik Boca Juniors. Bagaimana Juventus bisa menjalin kesepakatan itu ada sangkut pautnya dengan kepulangan Carlos Alberto Tevez ke klub asal Buenos Aires tersebut.
Pada musim panas 2015 itu, Tevez memilih mudik ke Boca setelah menghabiskan dua musim yang sukses di Turin. Untuk mendapatkan jasa pahlawannya itu, Boca cuma perlu membayar uang kontan senilai 6,5 juta euro. Namun, konsekuensinya, ya, itu tadi. Mereka kudu rela jika empat pemainnya tadi diangkut oleh Juventus.
Vadala awalnya menjadi pemain pertama yang dibawa ke Juventus. Namun, pemain berposisi gelandang serang itu tidak mampu bersaing. Beruntung, Juventus cuma mendatangkan pemain kelahiran 1997 itu dengan status pinjaman. Setelah semusim berlalu, Vadala dikembalikan ke Boca untuk dipinjamkan kembali ke Union de Santa Fe.
ADVERTISEMENT
Satu setengah tahun kemudian, tepatnya pada Desember 2016, barulah Juventus menyatakan bahwa satu-satunya pemain yang akan mereka datangkan secara permanen adalah Bentancur. Rencana itu terwujud pada musim panas 2017 tadi. Mahar 9,5 juta euro sebagai tanda jadi pun ditransfer Juventus ke rekening Boca.
Juventus punya alasan kuat untuk memilih Bentancur . Pasalnya, di antara keempat nama tadi hanya dialah yang sukses menunjukkan performa memuaskan di Boca. Sepanjang musim 2016/17, Bentancur tampil 33 kali untuk Boca dengan catatan 1 gol dan 3 assist. Di mata Beppe Marotta, Bentancur adalah berlian yang hanya tinggal diasah untuk bisa menunjukkan kilaunya.
Meski begitu, Bentancur tidak langsung bisa bersaing di Juventus. Pada musim 2017/18, dia memang turun sebanyak 25 kali untuk 'Si Nyonya Tua' di Serie A dan Liga Champions. Akan tetapi, dari sekian penampilan, hanya delapan yang dilakoninya sebagai starter. Minimnya kans itu membuat Bentancur tak mampu memberi kontribusi riil dalam wujud gol maupun assist.
ADVERTISEMENT
Tetapi, musim yang sulit di Juventus nyatanya tak membuat Bentancur luput dari pantauan Oscar Washington Tabarez. Pelatih Timnas Uruguay tersebut tetap memanggil Bentancur untuk jadi bagian La Celeste di Piala Dunia 2018. Bentancur pun, bersama Lucas Torreira, menjadi pilihan utama Tabarez untuk mengawal lini tengah Uruguay yang bermain dengan pakem 4-4-2.
Di Piala Dunia itulah Bentancur menemukan panggung besarnya. Dia tampil di seluruh pertandingan Uruguay sebagai starter. Dari sana, satu assist berhasil dikemasnya. Pemain berusia 21 tahun ini pun kembali ke Juventus dengan reputasi berbeda.
Sayangnya, pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, tetap belum percaya sepenuhnya pada Bentancur. Terlebih, Juventus pada musim panas lalu mendatangkan Emre Can dari Liverpool. Bentancur pun masih jadi pilihan kelima di bawah Miralem Pjanic, Blaise Matuidi, Sami Khedira, dan Can.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, dalam diam Bentancur mulai memberi bukti. Pada pertandingan menghadapi Udinese, gelandang jangkung berpostur 187 cm ini sukses mencetak gol pertamanya untuk Juventus. Itu adalah pertandingan kedua di mana Bentancur dipercaya menjadi starter oleh Allegri pada musim ini.
Sejak itu, ditambah dengan cedera yang menimpa Khedira dan Can, Bentancur mencuat. Sejak pertandingan melawan Udinese tadi, tidak pernah sekali pun dia turun gelanggang sebagai pemain cadangan. Nama Bentancur pun semakin harum ketika dia memimpin lini tengah Juventus mengobrak-abrik permainan Manchester United di ajang Liga Champions.
Sebagai seorang gelandang, Bentancur tidak pernah menunjukkan trik-trik aneh. Permainannya begitu simpel. Dia adalah pengumpan ulung yang punya daya jelajah bagus dan kekuatan fisik mumpuni untuk berduel. Nyatanya, permainan yang simpel itu sudah lebih dari cukup, baik bagi Bentancur sendiri maupun bagi Juventus dan Timnas Uruguay.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan Serie A pekan ke-14 menghadapi Fiorentina, Minggu (2/12/2018) dini hari WIB, Bentancur mencetak gol keduanya untuk Juventus. Proses gol itu pun spesial karena diwarnai dengan kolaborasi dengan Paulo Dybala dan pengorbanan Cristiano Ronaldo untuk memancing bek Fiorentina keluar dari jalur pergerakan Bentancur. Setelah menipu seorang bek La Viola, Bentancur melepas tembakan mendatar yang membuat kiper Alban Lafont melongo.
Gol itu melengkapi penampilan apik Bentancur sepanjang laga. Menurut catatan WhoScored, Bentancur terlibat aktif dalam permainan dengan 66 sentuhan dan 43 umpannya yang punya tingkat akurasi 93%. Selain itu, Bentancur juga mampu memenangi dua duel udara plus dua tekel.
Pada pertandingan itu Bentancur dipercaya untuk mengisi pos yang biasa ditempati Pjanic. Dengan kata lain, Juventus mengalahkan Fiorentina yang merupakan salah satu rival beratnya dengan Bentancur sebagai pusat permainan. Secara umum, Bentancur sudah bisa dibilang berhasil, meski belum sempurna.
ADVERTISEMENT
Belum sempurnanya Bentancur terlihat dari dua kesalahan besar yang dia lakukan dalam laga tadi. Pertama, ketika memberi umpan dengan sembrono pada Giorgio Chiellini yang membuat kapten Juventus itu nyaris melakukan blunder. Kedua, saat kembali mendapat kartu kuning yang menjadi kartu kuning kelimanya musim ini.
Walau demikian, perlu diingat bahwa Bentancur masih berusia 21 tahun. Artinya, kesempatan bagi dirinya untuk berkembang masih terbuka lebar. Apalagi, di Juventus dia memiliki mentor hebat seperti Pjanic. Plus, kepercayaan dari Allegri semakin lama semakin besar saja kepadanya. Oleh karenanya, jangan heran jika dalam beberapa musim lagi Bentancur sudah menjadi salah satu gelandang terbaik dunia.