Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Empoli membuktikan bahwa degradasi tidak menggerus seluruh kualitas. Buktinya, salah dua pemain mereka menjadi incaran AC Milan sejak bursa transfer musim panas 2019 dibuka. Keduanya adalah Rade Krunic dan Ismael Bennacer.
ADVERTISEMENT
Nama yang pertama disebut mencapai kesepakatan dengan Milan per Selasa (9/7/2019). Pemain berkebangsaan Bosnia-Herzegovina itu kabarnya didatangkan dari Empoli senilai delapan juta euro plus bonus dan diikat kontrak selama lima tahun.
Krunic bukan wajah baru di sepak bola Italia. Pada 2014/15 ia sudah bermain untuk Hellas Verona di Serie A. Sayangnya, sepak terjang Krunic di Verona tak lama, cuma sekitar enam bulan. Ia dipinjamkan ke klub asal Serbia, Donji Srem, yang merupakan klub terakhirnya sebelum ke Verona.
Namun, cerita Krunic dan sepak bola Italia belum terputus. Ia kembali ke Italia pada 2015 dan berlaga di Serie A bersama Empoli. Meski Empoli acap dipandang sebelah mata, di klub ini pulalah Krunic menemukan permainan terbaiknya.
ADVERTISEMENT
Empat musim membela Empoli, lima pelatih datang membentuknya. Mulai dari Marco Giampaolo, Giovanni Martusciello, Vincenzo Vivarini, Aurelio Andreazzoli, hingga Giuseppe Iachini. Begitulah, Empoli merupakan salah satu klub di Italia yang begitu cepat mengganti pelatih sejak ditinggal Maurizio Sarri di akhir 2014/15. Bicara soal pelatih, kedatangannya di Milan berarti reuni dengan Giampaolo, juru taktik pertamanya di Empoli.
Berganti-ganti pelatih tak membuat Krunic gamang. Ia bahkan menjadi gelandang serang yang cukup menjanjikan di Italia. Ia membukukan lima gol, tujuh assist, serta rataan 1,6 umpan kunci per laga dalam 33 penampilannya di Serie A 2018/19. Kemampuan bertahannya juga tidak mengecewakan, yang ditandai dengan rataan 1,2 tekel sukses, 0,6 intersep, 0,9 sapuan, dan 0,4 blok per laga.
ADVERTISEMENT
Keberadaannya diharapkan dapat menambah opsi serangan Milan. Di antara tim-tim yang finis di enam besar Serie A musim lalu, Milan paling jarang mencetak gol. Perbandingannya, Roma yang finis di enam besar bisa membuat 66 gol, sementara Milan yang mengakhiri kompetisi di peringkat lima cuma mampu mencetak 55 gol.