Steven N'Zonzi Resmi Jadi Milik AS Roma

15 Agustus 2018 3:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
N'Zonzi resmi bergabung dengan AS Roma. (Foto: Dok. AS ROMA)
zoom-in-whitePerbesar
N'Zonzi resmi bergabung dengan AS Roma. (Foto: Dok. AS ROMA)
ADVERTISEMENT
Proses transfer Steven N'Zonzi dari Sevilla ke AS Roma akhirnya tuntas. Pada Rabu (15/8/2018) dini hari WIB, N'Zonzi resmi diumumkan sebagai rekrutan terbaru Roma. Keberhasilan transfer ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa laporan transfer guru Italia, Gianluca Di Marzio, memang tak pantas buat disebut sebagai isapan jempol belaka.
ADVERTISEMENT
Tangan dingin Direktur Olahraga Roma, Monchi, masih belum kehilangan tuahnya. Kepindahan pemain Timnas Prancis itu pun tak dapat dipisahkan dari kejelian dan ketangkasan Monchi mengatasi proses transfer.
Bila dirunut, per 29 Juli 2018, Calciomercato sudah melaporkan kesediaan N'Zonzi untuk menjadikan Stadion Olimpico sebagai rumah barunya. Beruntung, Monchi pulalah yang mengangkut N'Zonzi dari Stoke City ke Sevilla pada 2015.
Berbeda dengan pengumuman transfer pemain lainnya, Giallorossi menyebutkan berapa mahar yang harus mereka keluarkan untuk mengangkut sang gelandang ke markasnya. Total, Roma harus merogoh kocek sebesar 30,65 juta euro untuk mendatangkan sosok berusia 29 tahun ini.
Bila dirinci, jumlah itu akan menjadi 26,65 juta euro untuk biaya transfer dan 4 juta euro untuk biaya terkait bonus soal penampilannya nanti. Dengan durasi kontrak empat tahun, N'Zonzi akan menjadi milik Roma hingga Juni 2022.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat senang dan puas karena pada akhirnya bisa menjadi pemain Roma. Saya selalu ingin berkembang. Usia tidak pernah menjadi persoalan bagi saya karena yang terpenting adalah tetap memberikan yang terbaik. Jadi, saya berharap bisa memberikan kontribusi dalam banyak bentuk, termasuk pengalaman, kepada klub," tutur N'Zonzi, mengutip laman resmi Roma.
Yang dilingkupi dengan harapan tinggi tak cuma N'Zonzi, tapi juga Monchi. Sebagai jembatan yang menghubungkan kebutuhan kepelatihan dan manajemen, ia meyakini bahwa N'Zonzi adalah sosok pemain yang tepat bagi Roma untuk menghadapi rangkaian kompetisi musim 2018/19.
"Steven (N'Zonzi) adalah kombinasi dari kualitas fisik dan teknik seorang pesepak bola. Kami pikir, segala hal yang dimiliki N'Zonzi dapat menambah kekuatan Roma. Kedatangannya sama dengan penambahan kualitas dan persaingan di lini tengah," tegas Monchi.
ADVERTISEMENT
Roma baru saja diperhadapkan dengan situasi tak sedap ala bursa transfer. Malcom yang sudah digadang-gadangkan sebagai pemain sayap baru itu justru dibajak oleh Barcelona. Namun, jika melihat kebutuhan skuat, pembelian N'Zonzi lebih efektif ketimbang Malcom.
Kebutuhan Roma akan seorang gelandang penyeimbang lebih mendesak ketimbang winger. Pasalnya, stok pemain sayap Roma cukup bervariasi -mulai dari Diego Perotti, Stephan El Shaarawy, Cengiz Uender, hingga Justin Kluivert.
Melihat daftar skuat yang ada, Roma sedang kekurangan gelandang karena kehilangan Radja Nainggolan yang memutuskan untuk bergabung dengan Inter Milan. Artinya, Kevin Strootman menjadi harapan paling menjanjikan yang bisa dimiliki Roma di pos gelandang.
Daniele De Rossi memang tidak bisa diremehkan begitu saja. Namun, usia yang tak lagi muda menjadi kekhawatiran tersendiri. Di sisi lain, Lorenzo Pellegrini juga belum bisa diandalkan dalam hal distribusi bola.
ADVERTISEMENT
Nah, peran yang tak piawai dimainkan oleh Pellegrini inilah yang bisa diambil alih oleh N'Zonzi yang akan menggunakan jersi bernomor punggung 42 di Roma. Tak hanya berpostur menjulang sehingga diuntungkan saat melakoni duel udara, N'Zonzi pun memiliki kemampuan olah bola yang tak sembarangan.
Berdasarkan data Whoscored, di musim 2017/18 N'Zonzi sanggup melepaskan 68,6 umpan per laga dengan akurasi 88%. Daftar kabar baik untuk Roma belum selesai. Tipe permainan N'Zonzi yang cenderung defensif dapat memberikan keleluasaan Aleksandar Kolarov atau Javier Pastore untuk memainkan peran sebagai motor serangan. Artinya, kedatangan N'Zonzi bukannya tak mungkin dapat memperkaya alternatif serangan Roma.