Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Teka-teki Tersisa Usai Gilang Widya Mundur dari Jabatan Presiden Arema FC
6 November 2022 14:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gilang Widya sebelumnya bukan cuma Presiden Arema FC, melainkan juga investor. Pada hari dirinya mengumumkan pengunduran diri di kantor Arema FC, Malang, Jawa Timur, ia masih belum menegaskan bagaimana statusnya sebagai pemilik saham di 'Singo Edan'.
"Saham itu adalah bentuk kecintaan saya pada Arema, di mana saya masuk sebagai investor dan pemegang saham. Untuk ke depannya, nanti dibicarakan ulang. Yang pasti, saham itu bentuk kecintaan saya pada Arema," tutur Gilang.
Budi Setiawan selaku Founder Football Institute mencermati situasi ini. Mundurnya Gilang dari jabatan Presiden Arema FC dinilainya memicu pro dan kontra dari aspek sosial dan hukum. Sebab, Gilang memiliki saham di Arema, sehingga tentunya banyak aspek hukum perdata yang akan muncul.
"Mundur dari jabatan struktural perusahaan, Gilang tetap tercatat sebagai pemilik 15% saham Arema. Mundurnya Gilang sebagai Presiden Arema FC tidak serta merta menghilangkan sahamnya yang sebesar 15%," tutur Budi dalam pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
"Mekanisme pelepasan saham [delusi saham] hanya dapat dilakukan di RUPS. Pertanyaannya kemudian siapa yang akan mau mengambil 15% saham Gilang? Apakah pemegang saham lainnya yaitu Iwan Budianto dan Raffi Ahmad? Atau orang luar?"
"Kemudian pertanyaan lanjutannya berapa nilai 15% saham Arema yang akan dilepas Gilang? Berapa rupiah per lembar saham? Yang jelas bukan angka atau nilai kecil, bisa belasan atau bahkan puluhan miliar," tambahnya.
Selebihnya, Budi dan Football Institute berharap bahwa tidak ada niat dari Gilang Widya untuk main-main atau mencari sensasi dari keputusan mundur dari jabatan Presiden Arema FC.
"Saya coba menghilangkan adanya dugaan pola playing victim dalam situasi ini, seolah-olah Gilang ini menjadi korban mengurus semua pengeluaran Arema dan pergi karena sedih, moral manajemen, ofisial, pemain, dan Aremania ambruk ditinggal oleh sosok Gilang. Lalu kemudian karena desakan netizen dan Aremania, kembali lagi ke Arema," jelas Budi.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan saya salah, karena jika ini yang terjadi maka langkah ini hanyalah upaya untuk mencari sensasi dan simpati tanpa melihat dan merasakan kesedihan dan kehilangan nyawa para Aremania. Terlalu berani kiranya jika bereksperimen sosial di tengah Tragedi Kanjuruhan," tutupnya.
Sebelumnya, Gilang Widya menjelaskan bahwa alasan meletakkan jabatannya sebagai Presiden Arema FC bukan karena tekanan. Ia menegaskan soal tanggung jawab moral terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang.
"Pengunduran diri tak ada tekanan dari pihak mana pun. Itu murni karena tanggung jawab moral saya. Itu murni karena saya merasa sangat kasihan, traumatis, dan saya bertanggung jawab untuk mundur," ucap Gilang di hadapan wartawan pada 29 Oktober 2022.