Tips Jadi Direktur Olahraga Jempolan ala Monchi

22 November 2018 17:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monchi ketika masih di Sevilla. (Foto: Aitor Alcalde)
zoom-in-whitePerbesar
Monchi ketika masih di Sevilla. (Foto: Aitor Alcalde)
ADVERTISEMENT
Ada suatu masa ketika satu-satunya yang harus dipikirkan Ramon Rodriguez Verdejo alias Monchi hanyalah bagaimana caranya agar gawang yang dikawalnya tidak dibobol oleh lawan. Namun, masa-masa Monchi sebagai kiper itu sudah lama berlalu. Pada 1999, di usia yang baru 31 tahun, dia memutuskan gantung sarung tangan.
ADVERTISEMENT
Monchi tak butuh waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan baru. Pada 2000, tim yang sudah dibelanya sejak masih remaja, Sevilla, terdegradasi dari Primera Division. Turun kelasnya Sevilla itu kemudian berujung pada perombakan manajemen besar-besaran di klub Andalusia tersebut. Salah satu bentuk perubahan yang dilakukan adalah penunjukan Monchi menjadi direktur olahraga.
Sebagai kiper, prestasi Monchi biasa saja. Dia memang berhasil mencatatkan lebih dari seratus penampilan untuk Sevilla, baik di tim utama maupun tim cadangan. Namun, pria bertinggi 183 cm itu tak bisa mempersembahkan trofi apa-apa untuk Los Nervionenses. Baru ketika dia menjabat sebagai direktur olahraga, Sevilla bisa dibawanya mengangkasa.
Sergio Ramos (kanan), punya bakat furbizia. (Foto: Denis Doyle/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Sergio Ramos (kanan), punya bakat furbizia. (Foto: Denis Doyle/Getty Images)
Sebagai direktur olahraga, Monchi punya dua tugas. Pertama, mengembangkan sistem pembinaan pemain muda di klub. Kedua, memperluas jaringan pemandu bakat baik di dalam maupun luar negeri. Dari sana, Monchi menemukan pemain-pemain hebat yang di kemudian hari bakal memberi Sevilla kejayaan, seperti Jesus Navas, Jose Antonio Reyes, Sergio Ramos, Daniel Alves, Julio Baptista, sampai Ivan Rakitic.
ADVERTISEMENT
Masa bakti Monchi di Sevilla sendiri sudah usai. Pada akhir musim 2016/17, pria berkepala plontos ini memilih untuk menerima tantangan dari ibu kota Italia. Di bawah kepemimpinan presiden James Pallotta, Roma memang sedang membangun kekuatan untuk jadi tim yang lebih besar di masa mendatang. Monchi dipandang sebagai sosok yang pas untuk mengawal proyek tersebut.
Praktik transfer yang dilakukan Monchi di Roma sampai sejauh ini pun sangat mirip dengan apa yang dia perbuat di Sevilla. Monchi selalu berhasil menemukan pemain berkualitas dengan harga miring. Selain itu, pria setengah abad ini juga lihai dalam menjual pemain yang sudah jadi dengan harga tinggi. Transfer Alisson Becker senilai 75 juta euro ke Liverpool jadi salah satu contoh.
ADVERTISEMENT
Dengan kesuksesan sebagai direktur olahraga yang sudah berlangsung selama hampir dua dasawarsa, wajar jika kita bertanya-tanya. Apa, sih, sebetulnya rahasia kehebatan Monchi? Nah, dalam sebuah seminar di London, Monchi mau berbaik hati membeberkan rahasia-rahasia tersebut.
Robin Olsen berfoto bersama fan Roma. (Foto: Dok. AS Roma)
zoom-in-whitePerbesar
Robin Olsen berfoto bersama fan Roma. (Foto: Dok. AS Roma)
"Hal terpenting dari seorang direktur olahraga adalah melakukan segalanya dengan praktis, karena kami tidak memiliki waktu untuk dibuang-buang," tutur Monchi seperti diwartakan Gianluca Di Marzio. "Kami harus selalu bisa dihubungi, harus selalu bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang memegang departemen pencarian bakat, dan tentu saja, kami harus paham bagaimana caranya mendelegasikan tugas di saat-saat tertentu."
Monchi melanjutkan bahwa menjadi seorang direktur olahraga sebenarnya merupakan kerja sama tim. Siapa pun yang ingin jadi direktur olahraga top, kata Monchi, harus memahami itu. Kemudian, hal krusial lainnya adalah bagaimana seorang direktur olahraga harus memiliki alternatif.
ADVERTISEMENT
"Contohnya, jika aku sedang mengamati sebuah tim dan mereka tahu aku mengincar kiper mereka yang harganya 7-10 juta euro, mereka pasti bakal memintaku membayar 15 juta euro. Di situlah pentingnya rencana cadangan. Kalau perlu, kalian harus membuat daftar alternatif sepanjang mungkin," jelas Monchi.
Ketika itu semua sudah terpenuhi, satu hal lagi yang tak boleh dilupakan adalah dilarang keras membuat orang lain kecewa. Bagi Monchi, dalam sebuah transaksi, semua pihak yang terlibat harus merasa puas. "Karena semuanya bakal kembali ke diri kita sendiri. Silakan kalian mencari keuntungan, tetapi jangan pernah mencurangi dan memanfaatkan orang lain. Keuntungan itu pasti nanti akan datang sendiri," tandasnya.