Wahai Wasit, Pemain Injak Leher Lawan, kok, Cuma Dihukum Kartu Kuning?

2 November 2021 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persak Kebumen. Foto: Instagram/@persakkebumen
zoom-in-whitePerbesar
Persak Kebumen. Foto: Instagram/@persakkebumen
ADVERTISEMENT
Kompetisi sepak bola Indonesia kembali diwarnai aksi bar-bar. Insiden kekerasan terjadi dalam pertandingan Liga 3 antara PPSM Magelang vs Persak Kebumen, Senin (1/11).
ADVERTISEMENT
Insiden ini terjadi di menit 82. Pemain Persak Kebumen, Tri Hartanto, menginjak leher bek PPSM, Santino Berti, dalam situasi perebutan bola.
Namun, Tri Hartanto hanya dihukum kartu kuning. Tak ayal, keputusan wasit mengundang keributan di pinggir lapangan. Terjadi diskusi panas hingga wasit akhirnya meniup peluit panjang karena tim PPSM menolak melanjutkan pertandingan.
Lantas, apakah keputusan wasit menghukum Tri Hartanto dengan kartu kuning sudah benar?
Dalam Laws of The Game edisi 2021/22 yang dirilis International Football Association Board (IFAB) dijelaskan bahwa Pelanggaran Serius (Serious Foul) bisa dihukum kartu merah langsung.
Hal itu tertuang di Law 12 tentang Fouls and Misconduct (pelanggaran) di nomor tiga, yakni Disciplinary Action (tindakan disiplin), poin pembahasan Sending-off Offences (mengusir pemain ke luar lapangan atau kartu merah).
ADVERTISEMENT
Di bagian itu, IFAB juga menjelaskan hal-hal yang termasuk dalam kategori Serious Foul:
''Permainan kotor yang serius: tekel atau tantangan yang membahayakan keselamatan lawan atau kekerasan, kebrutalan yang berlebihan harus diberi sanksi sebagai pelanggaran serius.''
Ilustrasi wasit. Foto: Pixabay/planet_fox
''Setiap pemain yang menerjang lawan dalam merebut bola dari depan, dari samping atau dari belakang menggunakan satu atau kedua kaki, dengan kekuatan berlebihan atau membahayakan keselamatan lawan, bersalah karena melakukan pelanggaran serius.''
Dalam kasus ini, Tri Hartanto menginjak dengan brutal leher Santino Berti. Aksinya tersebut sangat bisa dikategorikan sebagai Pelanggaran Serius.
Jadi, kesimpulannya, keputusan wasit adalah salah. Ia seharusnya mengeluarkan kartu merah atas aksi brutal Tri Hartanto.