Wahyudi Hamisi Tendang Kepala Lawan, Bos PSS Minta Maaf & Beri Pembelaan

5 Maret 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain PSS Sleman, Wahyudi Hamisi. Foto: Dok PSS Sleman
zoom-in-whitePerbesar
Pemain PSS Sleman, Wahyudi Hamisi. Foto: Dok PSS Sleman
ADVERTISEMENT
Gelandang PSS Sleman, Wahyudi Hamisi, menjadi sorotan publik karena aksinya menendang kepala pemain Persebaya Surabaya, Bruno Moreira. Presiden Direktur PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Gusti Randa, turut meminta maaf tetapi juga memberi pembelaan pada pemainnya.
ADVERTISEMENT
Kejadian itu terjadi laga pekan ke-27 Liga 1 2023/24 di Stadion Gelora Bung Tomo pada Minggu (3/3). Pada menit ke-16, ada kemelut yang membuat Wahyudi menendang kepala Moreira yang sedang terjatuh di lapangan, lalu ia hanya dikartu kuning oleh wasit Ginanjar Latief.
Gusti Randa lantas membuat pernyataan resmi. Menurutnya, video yang beredar di jagat maya telah dipotong-potong.
“Kami dari PSS Sleman ingin menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi atas peristiwa kemarin. Saya sebelumnya sangat menyayangkan atas banyaknya potongan video yang beredar saat kejadian tersebut dengan tidak menayangkan video lengkap sebelum kejadian,” ujar Gusti di Omah PSS, Sleman, pada Senin (4/3) sore WIB.
“Dalam video lengkap, terlihat Bruno sudah terjatuh lebih dulu akibat dilanggar oleh pemain PSS. Namun, permainan tetap dilanjutkan bahkan Persebaya sempat menyerang lebih dulu. Setelah bola sempat ditepis oleh kiper PSS, bola langsung diambil oleh pemain Persebaya,” sambungnya.
Gusti Randa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dalam pandangan Gusti, pemain Persebaya seharusnya membuang bola karena melihat Bruno Moreira terjatuh kesakitan dan bukan terus membawa bola.
ADVERTISEMENT
“Terlihat jelas dalam video pemain Persebaya terus membawa bola dan mengarahkannya ke dekat Bruno. Tindakan Hamisi untuk mengambil bola menurut saya harus dilakukan karena untuk menutup gerak lawan. Mengingat kami kebobolan pertama karena lengah menutup gerak lawan,” terangnya.
“Tendangan Hamisi ternyata menyentuh kepala Bruno. Saat itu, Bruno langsung bangkit dan malah ingin memukul Hamisi. Menurut saya, apa yang dibuat oleh Tim Persebaya terlalu berlebihan karena buktinya Bruno bisa langsung bangkit dan bermain hingga menit akhir,” tambahnya.
Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini juga tetap mengungkapkan permintaan maafnya kepada Tim Persebaya atas tindakan yang dilakukan Wahyudi. Ia berharap kejadian yang sama tak terulang.
“Saya sebagai perwakilan Manajemen PT PSS ingin meminta maaf kepada Tim Persebaya atas kejadian kemarin. Tentu kita tidak ingin ada kejadian tersebut lagi terjadi di sepak bola Indonesia karena bisa membahayakan pemain satu sama lain. Semoga ini menjadi yang terakhir untuk sepak bola Indonesia,” jelasnya.
Pemain PSS Sleman, Wahyudi Hamisi. Foto: Dok PSS Sleman
Dalam laga itu, di menit 16, awalnya Bruno Moreira terjatuh dan kesakitan usai ditendang kakinya oleh Nur Diansyah dari belakang di luar kotak penalti, wasit tidak menganggap itu pelanggaran dan laga berjalan terus.
ADVERTISEMENT
Lalu, terjadi peluang saat Robson Duarte melepas sepakan akurat. Bola ditepis Anthony Pinthus dan kembali mengarah kembali ke dekat Moreira yang masih mengerang kesakitan.
Terjadilah perebutan bola antara Arief Catur dan Wahyudi Hamisi di dekat Moreira yang masih tergeletak. Lalu, secara tidak sengaja, Hamisi menendang kepala Moreira saat coba merebut bola. Inilah yang memancing emosi para pemain dan terjadi saling dorong antarkedua kubu, termasuk Moreira.
Untungnya, kerusuhan antarpemain tidak berlangsung lama dan tidak sampai memancing emosi suporter. Wasit Ginanjar Latief lantas mengganjar kartu kuning untuk Wahyudi.
Sejumlah pesepak bola Persebaya Surabaya bersitegang dengan pesepak bola PSS Sleman pada pertandingan BRI Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/3/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Pada Senin (4/3) siang WIB, Persebaya mengeluarkan pernyataan dan video terkait insiden itu di akun media sosial resmi klub. Intinya, mereka ingin PSSI memberikan hukuman tegas untuk Wahyudi Hamisi.
ADVERTISEMENT
Persebaya juga mengungkit insiden tahun 2018. Waktu itu, Wahyudi yang masih membela Borneo FC melanggar keras penggawa Persebaya kala itu, Robertino Pugliara, dan Wahyudi juga hanya dikartu kuning.
Persebaya menilai, tindakan menendang bagian belakang kepala bisa menyebabkan traumatic brain injury, mengakibatkan cacat bahkan kematian. Atas dasar itu, manajemen Persebaya akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada Moreira untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.
"Padahal, jelas dalam Kode Disiplin PSSI, maupun Law 12 dalam Laws of The Game, violent conduct seperti itu hukumannya adalah kartu merah langsung. Di mana posisi wasit Ginanjar saat kejadian? Hamisi menghajar kepala Bruno tepat di depan Ginanjar dalam jarak yang sangat dekat," tutur kubu Persebaya pada Senin (4/3).
"Persebaya hari ini akan mengirimkan surat dan bukti-bukti ke PSSI terkait perilaku barbar Hamisi. Sepanjang pertandingan kemarin dia banyak melakukan tindakan yang harusnya mendapatkan kartu merah maupun kuning, namun wasit Ginanjar abai," lanjut mereka.
ADVERTISEMENT
Adapun laga itu dimenangi Persebaya dengan skor 2-1. Gol cepat Muhammad Iqbal di detik 13 dan sepakan penalti Paolo Henrique di menit 30 hanya bisa dibalas PSS via gol Esteban Vizcarra di menit 47.
Persebaya Surabaya vs PSS Sleman dalam laga pekan ke-27 Liga 1 2023/24 di Stadion Gelora Bung Tomo pada Minggu (3/3). Foto: X @persebayaupdate
Kasus ini juga sudah sampai ke telinga Sekjen PSSI, Yunus Nusi. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Komite Wasit dan berharap Wahyudi akan mendapat sanksi berat.
"Kebetulan saya juga nonton Persebaya lawan PSS Sleman, kami sangat menyayangkan insiden itu. Kami sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit, Pak Rudi [Yulianto], kami berharap ada evaluasi termasuk juga sanksi berat terhadap pemain," tegasnya usai beraudiensi dengan PSSI Pers di GBK Arena, Senin (4/3).
"Kami melihat di depan wasit kejadian itu terjadi dan berharap ada respect dari pemain jangan sampai saling mencederai karena itu berakibat fatal. Sudah ada beberapa pemain yang meninggal di Riau [Taufik Ramsyah], di Persela [Choirul Huda], dan kami berharap hal ini tidak terulang."
ADVERTISEMENT
"Kami kasihan dengan pemain jika tidak terlindungi nyawanya. Pertandingan Persebaya kami jadikan evaluasi dan kami sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit. Kami masih tunggu surat keberatan dari Persebaya agar masuk ke ranah komite disiplin," tandas Yunus.