Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
100+ Pesepak Bola Wanita Desak FIFA Coret Saudi Aramco dari Sponsor Piala Dunia
22 Oktober 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pada awal 2024, FIFA mengumumkan kemitraan dengan Saudi Aramco, perusahaan minyak BUMN Arab Saudi, yang memberikan hak sponsor untuk Piala Dunia 2026 dan Piala Dunia Wanita 2027. Kesepakatan ini ditandatangani April lalu dan berlaku selama empat tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, keputusan ini mendapat tentangan dari pesepak bola wanita profesional. Mereka menuduh Arab Saudi melakukan “sportwashing”, yakni menggunakan investasinya di bidang olahraga untuk menutupi catatan buruk terkait hak asasi manusia.
Dilaporkan lebih dari 100 pemain sepak bola wanita profesional dari 24 negara menandatangani surat terbuka yang mendesak FIFA untuk mempertimbangkan kembali kesepakatan ini. Pemain-pemain top seperti Becky Sauerbrunn dari AS, Jessie Fleming dari Kanada, hingga Viv Miedema dari Belanda tergabung dalam gerakan ini.
Miedema, striker Manchester City, menegaskan bahwa ia dan pemain lain punya tanggung jawab kepada dunia untuk menunjukkan apa yang benar dan mana yang salah.
“Saya rasa, sponsor ini tidak sejalan dengan apa yang diperjuangkan FIFA, dan juga dengan apa yang kami perjuangkan sebagai pesepak bola wanita,” kata Miedema, dikutip dari BBC Sport pada Senin (21/10).
ADVERTISEMENT
“FIFA selalu berseru bahwa mereka ingin olahraga ini inklusif dan menjadi panutan. Nah, kalau begitu, pastikan kalian memilih sponsor yang juga menjadi contoh yang baik,” imbuhnya.
Senada dengan Miedema, Sofie Junge Pedersen, pemain Timnas Wanita Denmark, menyebut sponsor Saudi Aramco ini “lebih buruk dari gol bunuh diri”. Ia menekankan bahwa sepak bola wanita pantas mendapatkan yang lebih baik.
“Kami ingin FIFA mengganti Saudi Aramco dengan sponsor yang nilai-nilainya lebih sesuai dengan kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan masa depan yang aman bagi semua orang,” ujar Pedersen.
“Kami juga menyarankan agar mereka (FIFA) membentuk komite dengan perwakilan pemain, yang bisa ikut memutuskan sponsor mana yang harus dipilih di masa depan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Baik Pedersen maupun Miedema sepakat bahwa FIFA perlu mencari sponsor lain, meskipun itu berarti kesepakatan yang didapatkan mungkin kurang menguntungkan untuk sepak bola wanita.
Miedema juga menambahkan, jika Aramco tetap menjadi sponsor untuk Piala Dunia Wanita 2027, hal ini bisa memicu aksi lebih lanjut dari para pemain.
Kritik ini muncul karena rentetan catatan buruk Arab Saudi terkait hak dan kebebasan wanita.
Dilansir dari The Guardian, pada 2024, seorang wanita berusia 30 tahun bernama Manahel al-Otaibi dijatuhi hukuman 11 tahun penjara setelah menggunakan media sosial untuk menyerukan agar perempuan tidak perlu izin dari kerabat laki-laki untuk menikah atau bepergian.
Selain itu, Salma al-Shehab, mahasiswa Universitas Leeds, dijatuhi hukuman 34 tahun penjara karena mendukung hak-hak perempuan melalui cuitan di Twitter.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari FIFA maupun Aramco terkait penolakan kerja sama untuk Piala Dunia.