Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Coach Mochi Gonta-ganti Line Up, Mana Starting XI Ideal Timnas Wanita Indonesia?
24 Oktober 2024 13:28 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Timnas Wanita Indonesia memang kalah dari segi kualitas dari ADO Den Haag dalam duel tersebut, baik secara keseluruhan tim maupun kemampuan individual. Namun, di samping kekalahan tersebut, ada tanda tanya yang timbul dari susunan pemain yang dikeluarkan Satoru Mochizuki selaku pelatih kepala.
Jika ditilik secara mendetail saat menghadapi ADO Den Haag, Indonesia turun dengan pakem formasi 4-3-3 saat bertahan dan 3-5-2 saat menyerang. Dalam posisi bertahan, Mochizuki menempatkan Viny Silfianus sebagai center back berduet dengan Shafira Ika di barisan pertahanan Indonesia.
Keputusan itu menimbulkan tanda tanya, lantaran di klubnya, yaitu tim PON DKI Jakarta, Viny sejauh ini dominan bermain di posisi gelandang tengah. Kemampuan mengatur ritme dan distribusi bolanya yang apik jadi pertimbangan utama.
ADVERTISEMENT
Terbukti, memposisikan Viny di tengah lini pertahanan timnas tak berbuah baik. Sebagai bek tengah, Viny kerap out of position. Viny kerap telat menutup lubang di area pertahanan dan kalah saat melakukan duel-duel dengan pemain ADO Den Haag yang memiliki postur besar. Apalagi, Octa juga tidak memberikan back up yang cukup.
Selain penempatan posisi pemain yang kurang pas, ada dua hal lain yang juga membuat pertahanan Indonesia kocar-kacir di babak pertama. Yang pertama adalah jarak antarlini yang terlalu lebar.
Dalam laga vs ADO Den Haag di babak pertama, jarak antarlini dan antarpemain Indonesia terlalu renggang satu sama lain. Hal tersebut membuat barisan pertahanan Indonesia lebih mudah diobrak-abrik oleh skuad ADO Den Haag yang sangat unggul dalam umpan terobosan dan crossing dari sisi lapangan.
ADVERTISEMENT
Yang kedua adalah starting line up yang kekurangan balance. Line up Indonesia terlalu menyerang. Dalam pertandingan semalam, praktis hanya Noa (bek kanan) dan Shafira (bek tengah) yang merupakan pemain bertahan murni. Octa yang ditempatkan di bek kiri selama ini lebih natural bermain sebagai sayap serang kiri.
Sementara di depan, penyerang Indonesia terlalu menumpuk. Ada Sydney Hopper, Estella Loupatty, Claudia Scheunemann, dan Zahra Muzdalifah yang bermain di waktu yang sama. Mungkin untuk melawan tim yang lebih lemah dan yang lebih banyak menunggu, susunan tersebut bisa bekerja. Tapi dalam laga semalam, Timnas Wanita Indonesia jadi kehilangan kontrol dan tidak kohesif.
Kami juga menghubungi Fauzi Bramantio, pelatih Tim PON Jawa Barat yang juga lama berkecimpung di sepak bola wanita. Soal line up yang kurang balance, Fauzi menjawab bahwa apa yang tertampil di pertandingan adalah wujud reaksi pemain Indonesia terhadap permainan lawan.
ADVERTISEMENT
"Mungkin secara permainan organisasi bertahan atau menyerang timnas belum cukup maksimal ya. Saya juga agak kaget Viny main di center back," ujar Fauzi kepada kumparanBOLANITA, Kamis (24/10).
Ia menduga Coach Mochi menginginkan anak asuhnya bermain terbuka.
"Di babak pertama memang timnas kesulitan keluar dari pressing lawan. Yang saya liat sih timnas (ingin) main normal terbuka, tapi mungkin belum padu. Atau mungkin secara pemahaman keinginan detail Coach Mochi ingin main seperti apa, bisa jadi belum dipahami oleh para pemain," katanya.
Dalam pertandingan semalam, sebenarnya ada beberapa pemain belakang murni yang dicadangkan oleh Satoru Mochizuki. Beberapa di antaranya ialah Nabila Divany, Indira Jenna Almira, dan Gea Yumanda.
Pada babak kedua, Satoru Mochizuki melakukan beberapa pergantian pemain dengan memasukkan beberapa pemain bertahan seperti Gea, Jenna, dan Nabila. Viny yang sebelumnya mengisi pos pertahanan jadi naik ke area lini tengah.
ADVERTISEMENT
Hasilnya positif, area pertahanan lebih kokoh dengan masukan Nabila dan Gea Yumanda. Kedua pemain itu beberapa kali terlihat berhasil memenangkan duel kontra penyerang ADO Den Haag. Laita Roati, kiper Arema Women, yang masuk menggantikan Thasza juga memberi lebih kepercayaan diri, ia jauh lebih tenang dan lebih vokal dibandingkan Thasza yang tampil di babak pertama.
Viny yang berpindah posisi juga lebih banyak terlibat dalam kontrol bola. Ia turut andil dalam satu-satunya gol Indonesia lewat kaki Claudia. Skema golnya bermula dari umpan Viny-Sheva-Reva lalu disambut Claudia di area kotak penalti. Kalau ada hal positif dari pertandingan semalam, adalah proses terciptanya gol ini yang memperlihatkan sekilas bagaimana kalau skema Satoru Mochizuki bekerja.
Kerap Gonta-Ganti Starting Line-Up
Sebelum melawan ADO Den Haag, Timnas Wanita Indonesia sempat melakukan lima pertandingan persahabatan sepanjang 2024. Empat di antaranya masuk dalam kalender FIFA (double header vs Bahrain dan Hong Kong), sedangkan satu lainnya laga uji coba saat menjamu Singapura di Stadion Madya, Jakarta, akhir Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam lima duel tersebut, Satoru Mochizuki selalu memasang pemain yang berbeda untuk mengisi daftar 11 pemain pertama. Di bawah mistar, posisi penjaga gawang selalu berganti-ganti antara Fani Supriyanto dan Prihatini. Begitu juga dengan posisi pemain bertahan, gelandang, hingga penyerang, pilihan pemainnya hampir selalu berbeda di setiap laga.
Yang menarik, satu-satunya pemain yang tak pernah tergantikan di bawah komando Satoru Mochizuki ialah Shafira Ika. Pemain bernomor punggung 13 itu selalu mengisi pos center back dari laga kontra Singapura hingga ADO Den Haag. Wajar saja, sebab Shafira Ika memang memiliki kemampuan bertahan yang bagus, di lain sisi ia juga sangat aktif memberi komando dari belakang untuk memimpin barisan pertahanan Garuda Pertiwi.
Keputusan Satoru Mochizuki yang selalu menggonta-ganti starting line-up ini tentu menjadi pertanyaan. Apakah ia sedang melakukan eksperimen atau masih kesulitan menemukan pemain yang tepat untuk mengisi beberapa lini?
Starting Timnas Wanita Indonesia di Enam Laga Terakhir
ADVERTISEMENT
Singapura (28/5)
Bahrain (8/6)
Bahrain (11/6)
Hong Kong (11/7)
Hong Kong (14/7)
ADVERTISEMENT
ADO Den Haag (23/10)