Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Erick Thohir soal Diaspora Wanita: Persaingan Terbuka, Semua Bisa Bela Timnas
13 Juli 2024 12:51 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum PSSI , Erick Thohir , memberikan tanggapan soal hadirnya gelombang diaspora di Timnas Wanita Indonesia. Dalam kurun tiga pekan terakhir, setidaknya ada lima diaspora yang memenuhi panggilan PSSI: dua dari Belanda, tiga dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Erick bilang, upaya itu dilakukan PSSI guna memperluas talent pool di tubuh 'Garuda Pertiwi'. Pihaknya membuka pintu bagi siapa pun, khususnya diaspora, yang ingin membela Indonesia.
Dengan talent pool yang makin tebal, persaingan untuk menuju skuad utama timnas juga bakal lebih kompetitif.
"(Timnas) Putri sekarang juga sudah kita bangun yang U-17 dan juga senior dan saya dengar ada beberapa pemain dari luar negeri. Tiga dari Amerika (Serikat) dan dua dari Belanda juga ingin memperkuat Timnas Indonesia," kata Erick Thohir kepada awak media di Arena Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (11/7) malam.
"Nah, ini kita berikan persaingan ini terbuka, siapa pun bangsa Indonesia yang ingin membela Merah Putih," sambungnya.
Dalam tiga pekan terakhir, gelombang pertama diaspora hadir di Timnas Wanita Indonesia. PSSI memanggil sekitar tujuh nama untuk lakoni trial bersama skuad Satoru Mochizuki, namun dua berhalangan hadir karena sakit: Djenna de Jong dan Talia Grossman.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, merujuk pernyataan Erick Thohir, dua nama dari Belanda yakni Noa Leatomu dan Estella Loutpatty. Sedangkan tiga dari AS: Sydney Hopper, Katarina Stalin, dan Kayla Ristianto.
Lantas, untuk apa federasi memanggil para diaspora ini di Timnas Putri?
Perluas Talent Pool, Pelatih yang Tentukan
Vivin Cahyani, Exco PSSI yang memimpin Komite Sepak Bola Wanita, menuturkan bahwa pemanggilan diaspora ini dilakukan untuk memperluas talent pool pemain wanita. Tujuannya agar Coach Satoru Mochizuki punya lebih banyak pemain berkualitas di timnya.
PSSI hanya memanggil nama-nama diaspora yang mau untuk membela Indonesia. Tapi, keputusan untuk menaturalisasi sang pemain tetap ada di tangan pelatih kepala yang dijabat Coach Mochi.
"Ya paling enggak, kita kasih kesempatan untuk mereka trial ya. Keputusan terakhir bukan di saya," ujar Vivin dalam wawancara eksklusif bersama kumparanBOLANITA, Selasa (2/7) di Stadion Madya, Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Keputusan tetap di Coach Mochi: Memberikan rekomendasi atau tidak? Kalau memberikan rekomendasi, mereka bisa masuk ke tim, ya kita lanjutkan proses," sambungnya.
Menurut Vivin, diaspora yang ia panggil tak semuanya perlu dilakukan proses naturalisasi. Ada segelintir pemain yang sudah mengantongi paspor Indonesia dan bisa langsung membela 'Garuda Pertiwi', Sydney Hopper salah satunya.
Vivin Cahyani mengungkap bahwa kebijakan naturalisasi pemain diaspora ini sudah lama direncanakan. Kebijakan ini hadir di bawah kepemimpinan Erick Thohir yang ingin fokus membenahi timnasnya lebih dulu agar berprestasi.
“Memang butuh waktulah untuk masuk ke sepak bola putri. Nah, sekarang saya mendapatkan full endorsement untuk bisa memikirkan apa yang terbaik yang bisa kita berikan untuk prestasi sepak bola wanita ini,” tutur Vivin.
ADVERTISEMENT