Jadi Host Piala Asia Wanita tapi Tim Nggak Disiapin? Ini Jawaban ASBWI

15 Mei 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Wanita Indonesia Putri U-17 menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pertandingan melawan Timnas Wanita Korea Utara U-17 pada Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Minggu (12/5/2024).  Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Wanita Indonesia Putri U-17 menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pertandingan melawan Timnas Wanita Korea Utara U-17 pada Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Minggu (12/5/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Timnas Putri U-17 Indonesia gagal total di Piala Asia Wanita U-17 yang digelar di Bali pada 6-19 Mei 2024. Bermain tiga kali di fase grup, semuanya berakhir dengan kekalahan telak.
ADVERTISEMENT
Masyarakat pecinta sepak bola Tanah Air kemudian menyoroti penampilan skuad Garuda Muda Pertiwi di rumah sendiri. Tak sedikit dari mereka yang mempertanyakan, mengapa Indonesia nekat mengajukan diri menjadi tuan rumah ajang level Asia, sementara tak ada persiapan yang matang?
Kepada kumparanBOLANITA, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI), Souraiya Farina, menjawab pertanyaan tersebut.
“Jadi, sebenarnya PSSI punya target untuk sepak bola wanita, salah satunya di 2019 itu targetnya adalah di kategori U-17 main di group stage. Tapi di 2019 ketika kita mencalonkan jadi tuan rumah, nggak lama kan COVID. Jadi kompetisi ini ditunda sampai 2024,” ujar Farina kepada kumparanBOLANITA di Prime Plaza Sanur, Bali, Minggu (12/5).
“Kalau dibilang tidak dipersiapkan dengan baik, tidak juga. Karena contohnya PSSI serius mendatangkan pelatih sekaliber Coach Mochi untuk timnas. Jadi balik lagi, ini sebenarnya bagian dari perencanaan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan tujuh partisipan Piala Asia Wanita U-17 2024 lainnya, persiapan Indonesia yang paling minim. Skuad Garuda Muda Pertiwi baru dibentuk selama dua bulan, hasil blusukan pelatih Timnas Wanita Indonesia, Satoru Mochizuki, di beberapa kota Tanah Air.
Dengan persiapan yang minim: tanpa liga sejak 2019 dan tanpa adanya kompetisi usia muda yang konsisten, Indonesia pun dibantai oleh tim-tim dari Grup A. Di partai perdana (6/5), Claudia Scheunemann cs dihajar negara tetangga Filipina dengan skor 1-6.
Di pertandingan kedua lebih parah. Bermain di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, pada Kamis (9/5), Garuda Pertiwi dibantai 12 gol oleh Korea Selatan. Tak cukup sampai di situ, di laga pamungkas Piala Asia Wanita U-17, Indonesia dicukur habis Korea Utara dengan skor 9-0.
Pemain Timnas Wanita Indonesia Putri U-17 Zahra berebut bola dengan pemain Timnas Wanita Korea Utara U-17 Choe Chong Gum pada pertandingan Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Minggu (12/5/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Hasil memalukan itu nyatanya tak mengubah apa pun. Soal liga, federasi tak mau mengambil langkah drastis dan memilih melanjutkan rencana mereka yaitu menggelar Liga 1 Putri di 2026.
ADVERTISEMENT
“Langkahnya terukur bukan langkah drastis, karena bentuknya adalah kita punya perencanaan, dan perencanaan itu harus teruji dengan kondisi yang real,” ucap Farina.
“Kalau kita korelasikan dengan U-17 ini, DPR Korea, Korea Selatan itu adalah tim-tim yang punya pengalaman jauh dan mereka sudah mulai untuk area sepak bola wanita jauh sekali. Filipina yang mungkin dibandingkan dua negara tadi paling sedikit, tapi pengalamannya lebih banyak dari kita,” sambungnya.
“Jadi, kalau tolak ukurnya kompetisi ini, kita nggak bisa bilang perubahan drastis, tapi terukur dan terencana,” pungkas Farina.