Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perjuangan Cici Santika, eks-Arema & Persebaya Putri, Lawan TBC Otak
24 Juli 2024 12:10 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kabar tidak mengenakkan datang dari dunia sepak bola wanita Tanah Air. Cici Santika, mantan pemain Arema dan Persebaya yang pernah berlaga di Liga 1 Putri 2019, kini menghadapi tantangan hidup yang jauh lebih besar dari sekadar pertandingan di lapangan. Cici didiagnosis menderita TBC otak atau Meningitis TB.
ADVERTISEMENT
kumparanBOLANITA mengetahui kabar ini melalui media sosial pada Selasa (24/7) kemarin. Banyak dari rekan Cici yang merupakan pemain Timnas Wanita Indonesia—sebut saja Sheva Imut, Ayunda, dan Zaira Kusuma, kompak memposting dukungan untuk Cici di story Instagram mereka.
Kami kemudian mencoba menghubungi Indrawati, kakak Cici. Kepada kumparanBOLANITA, Indrawati menceritakan awal mula penyakit ini menyerang tubuh Cici.
Pada Oktober 2023. Cici mulai merasa tidak enak badan.
Awalnya, perempuan berusia 22 tahun itu hanya mengalami batuk ringan, jadi ia memutuskan untuk berobat ke dokter umum. Namun, batuknya tak kunjung sembuh. Cici pun dibawa ke rumah sakit di Sidoarjo, dekat kediamannya. Pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan bahwa gejalanya mengarah pada tipes.
"Dia (Cici) kan nggak tinggal sama saya awalnya. Dia jarang ke rumah. Tapi setiap kali ke rumah, dia selalu batuk. 'Kamu kok perasaan batuknya lama?' 'Enggak, ini udah mendingan'. Katanya gitu," ucap Indrawati kepada kumparanBOLANITA.
Dua bulan kemudian, tepatnya pada Desember 2023, batuk Cici semakin parah. Indrawati kemudian menyarankan Cici untuk berobat lagi, tetapi saat itu sang adik sedang berada di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Di Yogyakarta itu dia bilangnya cuma tiga hari, ternyata sampai lima atau seminggu gitu. Nggak pulang, nggak ada kabar. Ternyata di sana dia sakit,” kata Indrawati.
Pada 30 Desember 2023, Cici pulang ke Sidoarjo dalam kondisi yang sudah cukup parah: demam tinggi, sakit kepala, ditambah batuk yang tak kunjung sembuh. Pada 1 Januari 2024, Cici akhirnya dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Hasil rontgen menunjukkan adanya infeksi pada paru-paru Cici.
“Untuk demam dan sakit kepala, nggak ada perubahan. Dikasih obat penurun panas, naik lagi (demamnya). Dikasih obat penurun panas, gitu lagi. Terus kayak gitu sampai sekitar empat hari-an kalau nggak salah,” sambung Indrawati.
Karena kondisinya tak kunjung membaik, Cici dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan flek pada paru-parunya. Namun, penyebab pasti demam tinggi dan sakit kepala Cici masih belum diketahui. Di laboratorium, dokter spesialis menduga bahwa penyakit Cici mengarah ke leukimia sehingga ia harus diopname selama satu minggu.
Setelah diperbolehkan pulang, tiga hari kemudian Cici kembali untuk kontrol dan berakhir dengan dirujuk ke Rumah Sakit Soetomo. Saat itu, kondisinya masih terlihat normal: bisa berjalan, bicara, dan makan—meskipun pandangannya kosong dan jari-jarinya memucat.
ADVERTISEMENT
Indrawati kemudian memutuskan membawa Cici ke Unit Gawat Darurat (UGD) RS Soetomo, tempat ia dirawat oleh tim dokter spesialis. Saat diperiksa, ternyata gejala Cici mengarah ke suatu penyakit yang membutuhkan pemeriksaan pengambilan cairan sumsum tulang belakang.
Pada malam 16 Januari, Cici menjalani pengambilan cairan sumsum tulang belakang. Namun, keesokan paginya, kondisi Cici langsung memburuk: tidak bisa bergerak dan hilang kesadaran.
“Jam tujuh pagi, hasil lab keluar. Dan ya itu, positif Meningitis TB,” kata Indrawati.
Mengetahui sang adik menderita penyakit itu, Indrawati terkejut bukan main. Pasalnya, ia paham betul betapa beratnya penyakit yang diderita Cici.
“Kalau saya ya syok ya, jelas kaget. Udah lemes. Karena saya kan tahu, maksudnya penyakit ini penyakit yang kayak gimana. Kalau orang tua saya nggak ngerti, masih awam soalnya,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga minggu, Cici akhirnya diperbolehkan pulang pada 8 Februari.
Kondisi Saat Ini
Berdasarkan penuturan Indrawati, kondisi Cici saat ini sudah mulai membaik: komunikasinya lancar, tangan dan leher yang tadinya kaku, sekarang, sudah bisa digerakkan. Cici juga sudah bisa makan lewat mulut setelah sebelumnya harus menggunakan selang.
Namun, ada satu masalah yang masih dikhawatirkan oleh pihak keluarga. Kaki Cici saat ini dalam keadaan sulit digerakkan.
“Kaki nggak ada respons sama sekali. Istilahnya, masih lumpuhlah. Tapi untuk sekarang sedang sedang rawat jalan. Ini kan lagi poli jalan, poli saraf, terapi. Tapi sejauh ini untuk kaki belum ada respons,” ucap Cici.
“Kalau dari saraf, ya masih nunggu. Tapi belum tahu nunggu, apakah dari paru. Soalnya ini hasil MRI ya. Terakhir dokter bilang katanya menemukan kuman di otaknya Cici, yang bikin saraf jadi terganggu,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Setelah didiagnosis penyakit ini, Cici terpaksa menghentikan kariernya sebagai pemain sepak bola. Terakhir kali ia bermain adalah tahun lalu, yakni saat ia bermain untuk Arema di Porprov Sidoarjo.
Saat ini, teman dan keluarga membuka donasi untuk perawatan Cici. Anda bisa menghubungi nomor pada poster berikut untuk membantu perawatan Cici.
Semoga lekas sembuh, Cici!