Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Atin Rizky, Kiper Timnas Wanita Indonesia yang Setop Penalti Singapura
14 Juli 2023 15:00 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Atin Rizky berhasil menjadi juru selamat dalam situasi genting tersebut. Di menit 27, ia sukses menggagalkan penalti pemain Singapura bernomor punggung 4, Stephanie, dalam laga yang dihelat di Stadion Jalan Besar, Kallang, Singapura.
Momen emas itu memang berlangsung tak lebih dari 20 detik. Namun, itu sangat berarti bagi Atin dan berhasil mengubah motivasinya sebagai pesepak bola wanita saat ini.
Kepada kumparanBOLANITA, Atin bercerita panjang lebar mengenai alasannya memilih sepak bola sebagai jalan hidup. Wanita 24 tahun itu juga mengaku jika sempat menghadapi sejumlah rintangan sebelum akhirnya memutuskan menjadi pemain bola wanita.
Profil Atin Rizky
Atin Rizky lahir di Jakarta pada 4 September 1999. Pesepak bola wanita itu kini membela tim Pelatda PON DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sepak bola bukanlah olahraga pertama yang ditekuni oleh Atin Rizky. Mulanya, ia merupakan seorang atlet bola voli. Namun, secara tidak langsung, prestasinya di voli lah yang akhirnya mengantarkan Atin bertemu dengan “Si Kulit Bundar”.
“Aku dapat beasiswa untuk merantau ke Tangerang itu sebenernya dari voli,” tutur Atin.
Pertemuan Atin Rizky dengan sepak bola bermula pada 2018, saat ia mengikuti seleksi Piala Kartini. Wanita 24 tahun itu menjadi salah satu dari 60 pemain yang diseleksi oleh SSB Benteng Muda di Tangerang.
Usai lolos dari sederet seleksi, Atin masuk di antara 23 pemain yang ikut ke Piala Kartini di Jepara. Mulanya, Atin mengaku tak langsung menjadi kiper, namun masih menjadi pemain biasa. Posisi kiper baru ia coba saat mengikuti seleksi Asian Games
ADVERTISEMENT
“Setelah seleksi kurang lebih sebulanlah, aku dua minggu menjadi pemain, aku iseng-iseng jadi kiper. Kayak mungkin basic aku dari voli yang biasanya agility-nya mungkin diliatnya bagus jadi aku disaranin sama pelatih kiper, dilihat, ‘Kayaknya kamu cocok nih jadi kiper',” ungkapnya.
Namun, Atin tak langsung menjadi kiper Timnas Wanita usai seleksi tersebut. Ia sempat dicoret dari Pelatnas dan memutuskan kembali ke SSB Benteng Muda.
Kesempatan mengenakan jersi No. 1 kembali datang saat tim SSBnya berlaga melawan Pelatnas. Ia bercerita bahwa di laga itu bermain apik kontra Pelatnas. Layaknya sebuah pepatah “Rezeki telah tertakar & jodoh takkan tertukar”, akhirnya Atin Rizky mendapat panggilan Pelatnas dan bertahan menjadi penjaga gawang Timnas Wanita Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Mungkin diliat aku bermain bagus dan basic aku emang lebih bagus di kiper, akhirnya aku dipanggil lagi ke Pelatnas menjadi goalkeeper dan Alhamdulillah sampai sekarang menjadi goalkeeper,” ucap Atin.
Sejak awal debutnya di 2019 hingga saat ini, Atin telah mengantongi 7 caps bersama “Garuda Pertiwi”. Ia pun membeberkan kunci yang harus dimiliki seorang kiper selain teknik yang memumpuni, yakni mental.
Atin menjelaskan bahwa seorang penjaga gawang mesti memiliki mental yang baja. Sebab, terkadang posisi itu kerap menjadi “biang kerok” saat timnya kebobolan. Namun, sebaliknya, jika kiper bermain apik ia mengaku jarang mendapat apresiasi.
“Jadi aku tanemin diri aku selama aku jadi kiper ya emang selain dari teknik dan taktik, mental dan tanggung jawab emang yang paling harus dipunyai goalkeeper. Karena kalau misalkan kebobolan pasti kan yang diliat kipernya ‘ah jelek’ gini gini gini lah. Tim menang, tim bagus pasti kan kipernya nggak pernah diliat,” lanjut Atin.
ADVERTISEMENT
Selama berseragam “Merah Putih” Atin memiliki satu momen tak terlupakan di lapangan. Itu adalah saat ia berhasil menepis tendangan penalti pemain Singapura di FIFA Matchday pada 10 Oktober 2022 silam. Baginya, momen itu menjadi pelecut semangat untuk lebih giat berlatih lagi di bawah mistar.
“Di situ jadi buat aku makin semangat lagi latihan untuk ngebuktiin bahwa 'ayo dong sepak bola wanita diadain Liga 1 nya terus dipantau dong sepak bola wanita' kita tuh bisa loh,”
Atin Rizky tak hanya fokus meniti karier sebagai atlet sepak bola. Ia juga kini menimba ilmu di jurusan Kepelatihan di Universitas Negeri Jakarta. Atin yang telah menginjak semester 6 mengungkap suatu saat dirinya punya ambisi menjadi pelatih jika sudah tak lagi menjadi penjaga gawang.
ADVERTISEMENT
Punya Cita-Cita Berkarier di Luar Negeri
Menembus Timnas Wanita Indonesia memang menjadi salah satu tujuan bagi Atin. Namun, kini cita-citanya tak berhenti di situ saja. Wanita kelahiran Jakarta itu saat ini punya ambisi yang lebih tinggi: berkarier di luar negeri.
Atin mengaku terinspirasi dengan beberapa rekan setimnya yang telah menjejakkan kaki di luar negeri. Terbaru, Zahra Muzdalifah baru saja resmi dikontrak oleh Cerezo Osaka Wanita untuk mengarungi Women Empowerment League (Liga Wanita Jepang) pada musim ini.
“USA (Amerika Serikat) dan beberapa klub di luar negeri kan kayak Jepang gitu-gitu emang kualitasnya udah banyak banget, karena beberapa temen aku kayak Zahra, Shalika kan mereka udah merantau ke luar negeri,” jawab Atin soal negara mana yang ingin dituju.
ADVERTISEMENT
“Dan aku beberapa kali nanya dan diskusi sama mereka, gimana sepak bola disana sih, gimana goalkeeper di sana, dan membuat aku, 'Wah, kayak emang bagus-bagus banget', sedangkan di sini kita kayak nggak ada apa-apanya. Jadi, ingin terus belajar-belajar dan memperbaiki diri,” pungkasnya.