Profil Zaira Kusuma, Gelandang Masa Depan Timnas Wanita Indonesia

26 Desember 2024 12:58 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zaira Kusuma, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Andi Fajar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Zaira Kusuma, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Andi Fajar/kumparan
ADVERTISEMENT
Nama lengkapnya Zaira Aulia Kusuma, tetapi hampir semua orang memanggilnya Zoe. Pertengahan 2024 kemarin, pesepak bola wanita kelahiran Jakarta, 20 Februari 2007 itu mencatatkan sejarah penting dalam karier sepak bolanya.
ADVERTISEMENT
Mei lalu, Zoe dipercaya menjadi kapten Timnas Wanita Indonesia di Piala Asia Wanita U-17 yang digelar di Bali. Buat Zoe, itu adalah pengalaman tak terlupakan dan menjadi bukti nyata kerja kerasnya sejak pertama kali menekuni dunia si kulit bundar.
Namun, pencapaian Zoe tidak datang begitu saja. Ia mengaku telat masuk ke dunia sepak bola dan mesti berjuang keras mengikis ketertinggalannya dengan berlatih lebih keras lagi. Tujuannya satu: agar bisa sejajar dan melampaui pemain lain yang bahkan sudah menekuni sepak bola jauh, jauh lebih dini.
Beberapa pekan lalu, ketika ia tengah bersiap mengikuti pemusatan latihan Timnas Wanita Indonesia di Jakarta, kumparanBOLANITA menemui Zoe di The Forum Sportshub, Bintaro. Di sana, Zoe bercerita panjang lebar mengenai awal kariernya di sepak bola hingga bisa dipercaya mengenakan ban kapten di ajang bergengsi.
Zaira Kusuma saat menjalani pemusatan latihan (TC) Timnas Wanita U-17 Wanita di Bali jelang Piala Asia Wanita U-17 2024. Foto: Dok. Istimewa

Awal Perjalanan Zoe di Sepak Bola

Tak seperti kebanyakan atlet yang mulai bermain sepak bola sejak masih berusia satu digit, Zoe baru serius menekuni olahraga itu saat menginjak 13 tahun. Ia memulai kariernya dengan bermain untuk tim Estrellas del Futbol Academy yang mayoritas pemainnya adalah laki-laki.
ADVERTISEMENT
Meski terbilang telat dibandingkan teman-teman sebayanya, Zoe tidak kehilangan motivasi. Ia kemudian bergabung dengan Putri Jaya Putra (Putri JP), sebuah sekolah sepak bola putri yang ada di Jakarta Selatan.
Sekarang, Zoe resmi menjadi bagian dari Raga Negeri Women, klub yang berbasis di Tangerang, Banten. Baru-baru ini, ia dan timnya finis sebagai runner-up di Piala Pertiwi U-17 2024.
Meski begitu, karena tidak konsistennya kompetisi, Zoe mengaku sering berlatih secara mandiri di sela jadwal padat bersama Timnas Wanita Indonesia.
“Jadinya aku lebih banyak latihan individual. Karena kan kalau di timnas juga dapetnya tim, kan. Jadi kalau di luar situ, aku lebih ke individual training aja,” kata Zoe kepada kumparanBOLANITA.
Meskipun sibuk dengan dunianya sebagai atlet sepak bola, Zoe tak mengesampikan pendidikan. Sebagai siswa Homeschooling Sinergia Senayan, Jakarta Pusat, ia punya jadwal belajar yang fleksibel.
ADVERTISEMENT
“Kalau misalkan aku nggak bisa join kelas, mereka akan kasih aku tugas dan PowerPoint. Terus misalnya aku bener-bener ketinggalan banget, aku bisa minta guru aku untuk tambahin kelas buat aku, tapi di waktu aku off,” kata Zoe.

Jadi Kapten di Piala Asia Wanita U-17 2024

Salah satu momen paling berkesan buat Zoe selama berkecimpung di dunia sepak bola adalah menjadi kapten untuk Garuda Pertiwi Muda di Piala Asia Wanita U-17.
Rasa kaget bercampur gugup dirasakan pemain berusia 17 tahun itu saat mengetahui dirinyalah yang dipercaya mengenakan ban kapten di lengan kirinya.
“Jujur, itu kaget banget. Karena pas sehari sebelum kita lawan Filipina di match pertama, kalau nggak salah kita masih ada friendly match lawan Arema. Dan pas lawan Arema itu aku nggak starting dan nggak jadi kapten. Jadi kayak nggak tahu gitu bakal tiba-tiba dipilih jadi kapten,” ujar Zoe, masih tak menyangka.
ADVERTISEMENT
“Terus pas kita masuk dressing room itu juga belum tahu startingnya siapa, kaptennya siapa. Pas baru buka pintu dressing room ngelihat nama aku, terus ada ban kapten, langsung kayak kaget banget, terus deg-degan,” sambungnya, mengingat momen-momen tak terlupakan itu.
Zaira Kusuma, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Antika Fahira/kumparan
Sebagai seorang kapten, tugas Zoe bukan cuma memimpin di lapangan, tapi juga menjadi penghubung antara pelatih dan pemain. Meski sulit, ia mencoba menjalankan tanggung jawab itu dengan sebaik mungkin.
“Jujur, karena kita seumuran, kadang-kadang sungkan buat ngasih tahu mereka. Tapi ya aku sebisa mungkin—karena aku mau yang terbaik buat mereka—ngomong sih, misalnya ada sesuatu yang harus diperbaiki,” ucap Zoe.
“Karena kadang-kadang pelatihnya juga ngomongnya ke aku, kayak ingetin temen-temennya gini, temen-temennya gitu. Terus ya akhirnya aku yang harus ngasih tahu. Jadi aku jadi bridge dari pelatih ke pemain,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Komunikasi jadi hal yang paling penting—terutama untuk seorang kapten. Zoe bahkan sampai kehilangan suaranya karena terlalu bersemangat memberi instruksi di lapangan. Akibatnya, ia harus “puasa bicara” dengan rekan sekamarnya karena suaranya yang habis.
“Jadi, Coach Mochi itu mau kita kalau di lapangan itu ngomong. Komunikasi itu penting banget menurut dia. Dan menurut aku juga itu sesuatu yang penting banget, sih, soalnya ya kita in order for us to tahu apa yang terjadi di lapangan dan kadang-kadang kita ngelihat sesuatu yang teman kita nggak lihat,” ungkap Zoe.
Pemain Timnas Wanita Indonesia Putri U-17 foto bersama sebelum pertandingan melawan Timnas Wanita Korea Utara U-17 pada Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Minggu (12/5/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Selain pengalaman menjadi kapten, Zoe juga menganggap bertanding melawan tim hebat seperti Korea Utara adalah momen paling berharga untuknya.
Tim yang dijuluki Azalea dari Timur itu memang punya tim muda yang luar biasa. Mereka berhasil menyapu bersih gelar juara di tahun ini: Piala Asia Wanita U-17, Piala Dunia Wanita U-20, dan Piala Dunia Wanita U-17.
ADVERTISEMENT
Zoe dan timnya sempat berhadapan dengan Korea Utara di laga terakhir fase grup Piala Asia Wanita U-17. Saat itu, Indonesia harus mengakui keunggulan sang juara dengan skor 0-9.
“Ngelawan mereka (Korea Utara) itu emang nggak gampang sama sekali. Mereka bisa ngalahin Spanyol, bisa ngalahin negara-negara lain yang menurut aku emang udah bagus banget. Jadi, itu berharga banget buat aku,” ucap Zoe.
Zaira Kusuma saat menjalani pemusatan latihan (TC) Timnas Wanita U-17 Wanita di Bali jelang Piala Asia Wanita U-17 2024. Foto: Dok. Istimewa

Pencinta Nasi Goreng yang Berambisi Main di Spanyol

ADVERTISEMENT
Zoe punya satu mimpi besar yang ia harapkan dapat terwujud suatu hari nanti: bermain di Spanyol.
“Karena aku ngidolain banget tim Barcelonanya, especially yang cewek. Dan mereka juga lagi doing really good. Kemarin salah salah satu pemainnya (Aitana Bonmati) juga baru menang Ballon d’Or. Jadi ya pengin banget main sama mereka,” ambisi Zoe.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Zoe juga punya sosok pemain idola yang menginspirasinya dalam bermain sepak bola. Dia adalah Sergio Busquets, eks-pemain Timnas Spanyol dan Barcelona yang disebut-sebut sebagai holding midfielder terbaik sepanjang masa.
“Karena kita satu posisi jadi bisa belajar banyak dari dia. Yang mau aku tiru mungkin cara mainnya. Dia tenang, intelligent banget, terus dia bisa support timnya juga,” ucap Zoe.
Zaira Kusuma, kapten Timnas Wanita U-17 saat latihan di Bali United Training Center, Sabtu (11/5/2024). Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
Di luar sepak bola, Zoe punya satu makanan favorit yang selalu jadi andalannya: nasi goreng. Ia mengatakan bahwa makanan tersebut cukup mudah dimasak sendiri hanya dengan bahan-bahan seadanya.
“Aku suka kuliner, Aku suka makan. Padahal dulu, fun fact, aku picky eater banget. Aku susah banget makannya. Tapi sekarang aku mau coba makanan-makanan yang belum pernah aku dengar sebelumnya,” kata Zoe.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau untuk makanan favorit, yang paling aku suka—sampai meninggal—adalah nasi goreng. Karena gampang dibuatnya. Kayak, taruh kecap, taruh ayam yang sisaan tadi malam, terus tinggal dioseng-oseng, jadi deh,” pungkasnya.