Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Souraiya Farina ASBWI: Liga 1 Putri Senior Dijadwalkan pada 2026
12 Mei 2024 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Performa buruk Timnas Indonesia di Piala Asia Wanita U-17 yang diselenggarakan di Bali, Mei 2024 ini membuat banyak orang menyadari bahwa sepak bola wanita Indonesia butuh kompetisi liga yang berjenjang dan konsisten. Apalagi, mengingat terakhir kali Liga 1 Putri digelar adalah 2019, lima tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
PSSI dan ASBWI yang mewadahi aspirasi sepak bola wanita Indonesia sudah berkali-kali ditagih soal hal ini. Berkali-kali pula, federasi dan asosiasi sepak bola wanita itu meminta masyarakat bersabar dan menjanjikan kembalinya kompetisi dalam waktu dekat.
Nyatanya, yang terbaru, Liga 1 Putri baru direncanakan untuk kembali pada 2026. Itu artinya, kalau betul jadi digelar, Liga 1 Putri baru akan digelar tujuh tahun setelah kompetisi serupa terakhir kali digelar.
“PSSI, Pak Ketum PSSI, sudah menyampaikan ke temen-temen. Seingat saya, bahwa Liga 1 Putri itu ada di tahun 2026,” ujar Souraiya Farina, sekjen ASBWI, pada Sabtu (11/5) di GBK Arena, Jakarta.
Dalam acara diskusi sepak bola “94 Tahun PSSI Mau Ke Mana” yang digelar PSSI Pers, Souraiya mengatakan bahwa tahun 2024 dan 2025 hanya akan diisi dengan turnamen-turnamen kecil di kelompok umur.
ADVERTISEMENT
“Si klub itu harus punya struktur, harus punya badan hukum, harus punya kepelatihan yang mumpuni. Dari setiap aspek legal, apalagi yang menurut kita krusial? Personel. Klub harus punya direktur teknik, harus punya klub dengan lisensi, dan lain sebagainya,” katanya.
“Dari tadi 140 klub yang saya sebutkan, itu sudah mulai mencoba memenuhi aspek tersebut. Berapa klub yang sudah memenuhi aspek legal? 49 klub. 49 klub sepak bola wanita itu sudah punya badan hukum. Artinya apa? Klub-klub tersebut ketika kita dorong sedikit lagi mereka dari aspek finansialnya, mereka akan bisa memenuhi kriteria untuk membayar gaji pemain,” tambahnya.
Meski sebenarnya jumlah klub homogen (khusus tim wanita) tidak sedikit-sedikit amat, Farina mengatakan bahwa untuk urusan liga tak semudah itu untuk langsung digelar.
ADVERTISEMENT
“Dari yang saya sebutkan tadi dari 171 klub, ada berapa jumlah pemainnya? Ada 5.000 lebih jumlah pemain. 3400 sekian itu sudah ada di dalam database. Dari 3400 sekian, 1500-nya kategori usia 15.”
“Dari 1.500 kategori usia 15, berapa banyak pemain yang nggak makan gorengan? Berapa banyak pemain yang bener-bener tahu cara bermain sepak bola secara benar? Sedikit, kawan-kawan,” katanya. Ini, menurutnya, berawal dari kurangnya aspek kepelatihan.
“Dari 171 klub tadi, berapa pelatih yang ada? Angkanya mirip banget dengan jumlahnya tadi: 71. Dari 171 klub cuma ada 71 pelatih,” ujar Farina.
“Nah, kita bicara kompetisinya, kalau kita langsung serta merta adakan kompetisinya, tanpa memikirkan fondasinya, itu juga sama juga kosong,” ujar Farina. "Jadi ketika kita bicara timnas, kita bicara kompetisi, tapi ketika kita bicara kompetisi, banyak aspek di dalamnya yang harus kita penuhi terlebih dahulu.”
ADVERTISEMENT