Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kenikmatan hidangan Lebaran memang selalu sukses bikin kita rindu akan cita rasanya. Terlebih saat menyantap hidangan Lebaran kita sambil berkumpul bersama keluarga yang membuat acara makan-makan terasa lebih nikmat.
ADVERTISEMENT
Biasanya, setiap rumah memiliki hidangan khas Lebarannya masing-masing. Namun beberapa jenis makanan menjadi hidangan wajib, sebut saja ketupat hingga rendang.
Selain itu, masih banyak lagi hidangan khas Lebaran yang menjadi makanan favorit. Kira-kira apa saja, ya? Yuk, simak daftar lengkapnya berikut filosofi dari masing-masing hidangan ini.
1. Ketupat
Belum afdal kalau Idul Fitri tak dirayakan dengan makan ketupat bersama keluarga. Menurut sejarahnya, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat di Jawa. Ketupat atau kupat merupakan kependekan dari 'ngaku lepat' dan 'laku papat'. Ngaku lepat memiliki arti pengakuan kesalahan, sedangkan 'kupat' menjadi simbol pengingat seseorang akan dosa-dosanya.
Sementara itu, dalam jurnal berjudul "Ketupat as traditional food of Indonesian" pada 2018 menjelaskan bahwa ketupat menjadi simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik antar manusia.
ADVERTISEMENT
2. Rendang
Menurut pakar kuliner Arie Parikesit, rendang merupakan makanan dengan nilai filosofi tertinggi. Ini karena, rendang melambangkan kekayaan budaya masyarakat Minangkabau. Bagi masyarakat Minangkabau, rendang merupakan makanan terhormat yang melambangkan musyawarah dan mufakat.
Setiap bahan dalam masakan rendang juga memiliki arti penting. Mulai dari dagiang atau daging sapi melambangkan 'niniak mamak' atau pemimpin suatu suku. Sementara santan kelapa atau 'cadiak pandai' yang berarti kaum intelektual. Dan, lado alias cabai melambangkan 'Alim Ulama' yang tegas dalam mengajarkan agama.
3. Opor
Prof. Dr. Ir. Murdijati-Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa sejatinya opor sudah menjadi makanan khas Idul Fitri sejak lama.
Menurutnya, opor terdiri dari dua jenis. “Menurut hasil penelusuran saya, memang opor adalah masakan asli Jawa akan tetapi orang Jawa mengenal dua macam opor, yaitu opor berkuah santan berwarna putih kecokelatan dan opor yang kuahnya berwarna kuning,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tertulis pula dalam buku Pusaka Citarasa Indonesia bahwa lontong opor dengan sambal goreng daging giling merupakan kelengkapan dari makanan khas Lebaran masyarakat Jawa.
4. Sambal goreng hati
Sejarawan Fadly Rahman mengungkapkan, hidangan sambal goreng hati menjadi jamuan khas Soewardi Soerjaningrat alias Ki Hadjar Dewantara untuk para tamunya saat dia diasingkan Belanda pada tahun 1913 hingga 1919. Olahan sambal goreng hati ini merupakan kreasi dari istri Ki Hadjar Dewantara.
Sambal goreng kini bukan hanya terbuat dari bahan hati sapi, melainkan juga berkembang menjadi sajian sambal goreng krecek yang menjadi pelengkap gudeg khas Yogyakarta.
5. Semur
Hidangan manis nan gurih, semur merupakan cerminan dari akulturasi budaya Indonesia, Belanda, dan China. Cara memasak "semur" bahkan sudah dikenal sejak zaman purba.
ADVERTISEMENT
Sementara masyarakat Indonesia mengenal cara memasak semur sejak zaman Belanda. Biasanya semur menggunakan bahan daging, kentang atau bahkan tahu dan tempe. Sajian semur ini juga menjadi hidangan wajib bagi masyarakat Betawi saat merayakan Lebaran.