Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Alasan Teh Tawar Tersaji Gratis di Rumah Makan Sunda, Ada Sejarahnya, Lho
16 Februari 2023 12:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kebiasaan minum teh saat makan memang sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Apa pun minumannya, teh akan jadi jawabannya.
ADVERTISEMENT
Makanya, teh bisa kita temukan dengan mudah dalam setiap menu minuman di mana saja. Mulai dari warung makan pinggir jalan hingga restoran berkelas sekalipun.
Menariknya, teh menjadi minuman yang biasa diberikan gratis saat kita pergi ke rumah makan khas Sunda. Terutama teh tawar, biasanya kita tidak perlu membayar untuk minuman segar satu ini.
Ada kaitannya dengan sejarah teh di Indonesia
Rupanya, menurut Prof. Dr. Ir. Murdijati-Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1600-an, Belanda membawa tanaman teh ke Batavia (Jawa) melalui jalur Pantai Sukabumi. Di sana, tertanamlah teh yang menurut ajaran bangsa India sangat cocok dikembangkan di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pada abad tersebut terdapat 131 perkebunan teh yang berkembang di ranah Jawa Barat. Lantaran perkembangan teh di Jawa Barat begitu pesat, warganya pun sudah bisa mengakses minuman ini terlebih dahulu.
"Sebetulnya yang lebih dulu secara ekstensif minum teh di Indonesia itu, ya orang Jawa Barat," terang Prof. Mur, panggilan akrabnya, saat kumparan hubungi beberapa waktu lalu.
Namun, karena tanaman teh berkembang pada masa penjajahan, saat itu masyarakat Indonesia hanya bisa menikmati minuman ini dari hasil seduhan batang teh saja. Sementara daun tehnya menjadi komoditi ekspor yang bernilai menguntungkan.
Meski terbuat hanya dari sisa batang teh, kreativitas masyarakat Sunda membuat mereka bisa menikmati minuman ini dengan baik. Bahkan tak perlu beli.
ADVERTISEMENT
"Mereka tak perlu beli, jadi air teh atau dalam bahasa Sunda cai teh itu diberikan secara percuma. Itulah kenapa teh tawar panas bisa gratis kalau di rumah makan Sunda. Tapi, kalau di tempat lain harus bayar, karena memang masyarakatnya tak terdidik untuk minum teh," tambah Prof. Mur.
Mulai dari situlah teh Indonesia kian berkembang. Teh mulai masuk ke Jawa Tengah. Masyarakat Jawa Tengah mengolah teh menjadi teh hijau karena proses pengolahannya lebih cepat dibandingkan teh hitam yang perlu difermentasi terlebih dahulu.
Masyarakat Jawa Tengah pun tak kalah kreatif dengan masyarakat Jawa Barat. Mereka memadukan teh dengan bunga melati. Sehingga kita mengenalnya kini dengan sebutan teh wangi atau jasmin tea dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ, teh juga berkembang hampir ke seluruh tanah Jawa bahkan menyeberang ke Pulau Sumatera. "Akhirnya menyebar ke Sumatera, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," pungkas Prof. Mur.