Budaya Minum Air Seni Unta di Timur Tengah

5 Januari 2018 14:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Unta (Foto: Reuters/David W Cerny)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Unta (Foto: Reuters/David W Cerny)
ADVERTISEMENT
Unta merupakan salah satu hewan yang dipercaya memiliki segudang manfaat kesehatan. Mulai dari daging hingga susunya bisa dikonsumsi karena dinilai mampu mengobati berbagai macam penyakit.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, rupanya urin hewan unta juga sering dikonsumsi oleh kalangan tertentu. Dijadikan sebuah tradisi oleh umat Muslim di negara bagian Timur Tengah, menenggak urin unta dipercaya bisa membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Meskipun statistik penelitian tentang urin unta masih jarang ditemukan, namun ternyata tradisi ini sudah ada sejak kehidupan Nabi Muhammad SAW. Rasul terakhir bagi umat Muslim, Nabi Muhammad SAW percaya jika air seni unta memiliki khasiat, terutama dalam mengobati penyakit pada pria.
Ilustrasi Unta (Foto: Reuters/Naseem Zeitoon)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Unta (Foto: Reuters/Naseem Zeitoon)
Kepercayaan itu yang kemudian membuat umat Muslim yakin bahwa urin unta memiliki banyak manfaat kesehatan. Di Nigeria, urin unta juga dibanderol dengan harga murah, yaitu sekitar Rp 37 ribu per 4 liter.
ADVERTISEMENT
Di Yaman, air seni unta sering dijadikan resep obat oleh beberapa dokter. Tak hanya itu, urin unta bahkan digunakan di berbagai salon kecantikan untuk mengobati rambut rontok.
Adanya budaya ini tentu menimbulkan pro kontra dalam dunia medis. Namun, sekitar 2013, para periset di negara-negara Muslim telah mencoba untuk memberikan dasar ilmiah mengenai khasiat air seni unta.
Dilansir Vice, para periset mengklaim bahwa minum ari seni unta bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Pada Februari 2013, sebuah tim dari Universitas King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi, telah mengeluarkan zat bernama PMF701 yang didapatkan dari air seni unta.
Zat tersebut diklaim dapat digunakan untuk mengobati kanker. Klaim serupa juga pernah dicetuskan oleh peneliti yang sama di tahun 2009. Saat itu, mereka mengatakan bahwa telah susu dan urin unta dapat melawan penyakit eksim dan psoriasis.
Sejumlah unta di Riyadh, Arab Saudi (Foto:  REUTERS/Faisal Al Nasser)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah unta di Riyadh, Arab Saudi (Foto: REUTERS/Faisal Al Nasser)
Sayangnya, penelitian tersebut tidak mendapatkan izin dari Otoritas Obat dan Makanan Saudi kala itu. Dan beberapa periset lainnya mengecam hasil penelitian itu.
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa di antaranya berujar bahwa penelitan itu menyesatkan karena urin unta dianggap bisa berpotensi membahayakan kesehatan. Tak hanya itu, badan kesehatan dunia (WHO) pernah memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berhenti mengkonsumsi susu atau urin unta karena dapat mengancam jiwa.
Dikutip dari US News, kasus MERS pada unta membuat WHO mengeluarkan peringatan tersebut. Seseorang yang meminum air seni unta dari unta yang terkena MERS bisa mengalami gangguan kesehatan mulai dari, demam, gangguan pernafasan, pneumonia, gangguan ginjal dan bahkan kematian.
WHO juga menyarankan masyarakat untuk menjauhi unta saat berkunjung ke sebuah peternakan terkait kasus MERS yang terjadi pada unta.
"Memperhatikan kebersihan umum seperi mencuci tangan secara teratur baik sebelum dan sesudah menyentuh binatang, serta menghindari kontak langsung dengan hewan yang sakit tetap harus dipatuhi," saran WHO.
ADVERTISEMENT