Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita Melati Eks JKT48 Bisnis Nasi Bakar Pinggir Jalan, Modal Pas-pasan
30 September 2022 9:18 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Melati eks JKT48 sempat menjadi viral di media sosial lantaran dirinya terlihat sedang berjualan nasi bakar. Namun, tidak banyak yang mengetahui kisah di balik usaha dari bisnis nasi bakar ini. Dengan modal pas-pasan hingga pernah berjualan di pinggir jalan, inilah kisah jatuh bangun usaha kuliner nasi bakar yang viral ini.
ADVERTISEMENT
Melati Putri Rahel Sesilia atau yang akrab disapa Melati atau Memei dikenal sebagai alumni grup JKT48 yang kini disibukkan dengan aktivitas syuting dan berbisnis kuliner. Melati memulai debutnya sebagai member girl group lintas budaya Jepang-Indonesia di tahun 2015.
Melati memang terkenal sebagai sosok yang aktif. Tidak hanya menjalani aktivitasnya di atas panggung, dia juga aktif mengikuti kegiatan tambahan seperti karate. Dalam karier bermusiknya tersebut, Melati memang terkenal aktif bernyanyi dan menari di atas panggung. Kegiatan yang padat ternyata memberikan dampak bagi kesehatannya.
Dalam kegiatannya selama di dunia musik, Melati harus menyanyi maupun menari dengan semaksimal mungkin. Di tahun 2017, menjadi momen awal di mana Melati mulai merasakan ada yang tidak beres di tubuhnya. Hal yang awalnya dikira pegal-pegal ternyata membuat dirinya cidera. Lalu di tahun 2020, Melati memutuskan untuk berhenti akibat cidera yang dideritanya.
Setelah memutuskan untuk graduation dari JKT48, Melati banting setir ke dunia bisnis kuliner nasi bakar. Dengan modal yang dia punya, Melati membuka gerai pertamanya di Johar, Jakarta Pusat. Tidak menempati suatu bangunan, melainkan dirinya berdagang nasi bakar di pinggir jalan menggunakan gerobak kaki lima.
ADVERTISEMENT
Alih-alih malu atau gengsi untuk berjualan kaki lima, Melati justru bersemangat memulai usahanya dari titik nol. Hal ini dikarenakan mengingat modal awal yang Melati miliki masih terbilang pas-pasan. Namun, kondisi demikian tidak menghalanginya untuk membuka bisnis kuliner sendiri.
Pasang surut bisnis kuliner ini telah Melati lalui di usianya yang masih muda. Di awal merintis usahanya, dirinya harus menghadapi kenyataan untuk berpindah-pindah lokasi jualan. Dia pun pernah menelan pahitnya dagangan yang tidak habis terjual. Bahkan salah satu cabang nasi bakar milik Melati pernah ditutup akibat tidak ada yang beli.
Setelah hantaman cobaan yang telah dilalui, kini bisnis nasi bakar Melati telah berkembang. Kini dia telah memiliki gerai yang menempati halaman rumah sebagai tempat berjualan nasi bakar. Bahkan dirinya mengaku bahwa dengan adanya usaha ini membuka lapangan pekerjaan untuk keluarga dan orang-orang sekitar yang terkena dampak dari pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Untuk mengungkap kisah Melati dalam membangun bisnis nasi bakarnya, berikut wawancara eksklusif tim kumparanFOOD dengan Melati eks JKT48 yang ditemui di gerai Nasi Bakar Kuali Kuning di Johar, Jakarta Pusat, Kamis (15/9). Simak selengkapnya dalam QnA di bawah ini:
Bagaimana kisah awal bisnis nasi bakar ini?
Awalnya ceritanya itu aku bisnis ini tuh karena sebelum-sebelumnya background-nya dulu aku kuliah jurusan bisnis manajemen. Karena aku kuliah jurusan itu, aku selalu mikir, “aku nanti kalo sudah lulus mau ngapain, ya?”. Kayak aku mau kerja sama orang, aku kurang suka. Bukan passion aku, menurut aku. Karena papa juga punya usaha sendiri jadinya aku keikut. Terus abis itu sampai akhirnya selama aku kuliah aku mikir “mau ngapain, ya, mau ngapain, ya?”.
ADVERTISEMENT
Di semester 4 pas banget aku lagi galau abis putus sama pacar, kan. Enggak produktif beberapa hari. Sampai akhirnya kepikiran mau jalanin bisnis terus ngomong sama mama. “Mau bisnis ma, mau bisnis”. Terus mama bilang “pinggir jalan aja”, pas banget yang pinggir jalan itu pas sama budget aku.
Sampai akhirnya berhasil tuh proses menjalani bisnisnya. Proses menjalani bisnis, dari aku sebagai orang yang enggak pernah jalanin bisnis, apalagi yang ada stand-nya gitu. Itu tuh ribet banget selama sebulan aku mikirin, “ini gimana, ya bisnis yang kayak gini aku harus mempersiapkan apa aja?”. Terus abis itu sampai akhirnya buka, deh setelah satu bulan aku mikirin bisnisnya mau kayak gimana, persiapannya apa aja, kayak gitu.
ADVERTISEMENT
Berarti bukanya tahun berapa?
Bukanya tahun ini. Jadi aku baru memulai bisnis itu Februari. Bukanya itu, Maret tanggal 7. Jadi sebulan dari Februari ke Maret, launching-nya tanggal 7 Maret.
Buka cabang pertama di Johar?
Iya aku baru buka tanggal (7/3), sampai sekarang itu sudah 6 bulan.
Apakah Melati memang suka makan nasi bakar?
Kenapa aku jualan nasi bakar? Itu karena, nasi bakar mama buatan itu enak. Mama itu buat nasi bakar kalo ada pesanan, dari misalkan ada bank mau ada acara, gereja mau ada acara, itu mesannya sama mama. Nah, biasanya mama tuh ngasih menunya mau apa. Banyak orang suka nasi bakar mama dan aku pun sendiri suka nasi bakar mama.
Jadi aku mikir, “nasi bakar ini lumayan jarang, lho orang yang jual. Walaupun ada, masih banyak orang yang belum nyobain. Jujur aku belum pernah makan nasi bakar yang lain kecuali nasi bakar mama aku sampai sekarang, ya. Jadi kayak, “boleh juga nih nasi bakar”.
ADVERTISEMENT
Apalagi target market aku, tuh yang harganya affordable untuk semua orang. Orang yang di atas bisa makan. Orang yang di bawah pun juga masih oke.
Lantas apa yang membedakan nasi bakar Kuali Kuning ini dengan yang lain?
Kalo yang ngebedain, nasi bakar aku, tuh dibuatnya dadakan. Jadi kenapa orang lumayan nunggu. Maksudnya buat beli nasi bakar ini membutuhkan waktu untuk menunggu karena aku
bikinnya pas mereka pesan aku baru bikin. Jadi bikinnya benar-benar dadakan gitu, lho kak. Mama aku pengennya gitu supaya makanan ini tuh masih fresh dipegang sama pembelinya.
Bisa juga diinepin sampe besoknya. Misalnya, nasi bakarnya dibeli hari ini, bisa, tuh buat besok pagi, sore, atau malam masih bisa. Kalo sudah enggak panas, dimasukkan ke kulkas. Jadi benar-benar saking fresh-nya masih bisa dibuat sampai besoknya. Jadi memang konsepnya kayak tahu bulat gitu, dibuat dadakan nasi bakarnya.
ADVERTISEMENT
Apakah setiap hari porsi nasi bakarnya habis terjual?
Namanya juga kita usaha enggak selalu habis kan. Kita tahu ada naik turun gitu. Jadi misalnya memang sewaktu-waktu makanannya enggak banyak yang beli. Kita pun enggak serugi itu. Karena kita tidak menyediakan terlalu banyak. Menyediakannya juga secukupnya saja setiap hari. Kalau sehari rata-rata bisa laku 400 porsi.
Dari bekerja sebagai penyanyi sekarang jualan nasi di pinggir jalan, apakah pernah merasa takut atau malu?
Punya rasa malu gitu-gitu aku mikir, memang aku bakal malu enggak kira-kira bisnis ini. Setelah aku mikir, kayaknya enggak malu, deh ngapain harus malu. Sudah punya jawaban untuk diri sendiri.
Pada saat menjalaninya jadi sudah enggak ada yang “aduh gue malu”, tiba-tiba bisnis ini ogah-ogahan. Aku malas yang kayak gitu. Jadi aku sudah mikirin dari awal ternyata aku enggak malu jalanin bisnis ini. Aku juga senang ya sudah aku jalanin. Jadi kalaupun aku malu, aku enggak mungkin buka usaha ini.
ADVERTISEMENT
Dulu aku juga gitu, makin gede makin dewasa. Cara mikirnya sudah beda dan ngapain harus malu.
Total karyawan saat ini ada berapa yang membantu jualan?
Aku enggak tau. Pokoknya yang di sini semua rata-rata keluarga, sih kak. Jadi dibantu sama mereka. Ada yang dari luar itu cuma dua orang, sisanya saudara aku ambil.
Aku cuma mikir keluarga aku saja. Nah, sudah benar-benar keluarga sudah pada kerja semua. Baru dari luar. Ada mama ngambil ibu-ibu yang sudah enggak ngapa-ngapain, yang ingin cari uang buat tambahan. Itu mama ambil. Lebih kayak jarang ambil dari orang lain gitu. Baru dua orang itu saja.
Harapan untuk bisnis nasi bakar ini dan karier ke depannya apa?
ADVERTISEMENT
Harapannya aku bisa bisnis makin lancar. Biar lapangan pekerjaan yang aku buka makin lebar untuk orang-orang yang di sekitar aku biar bisa kerja. Pokoknya aku bisa buka cabang di mana-mana. Untuk sistemnya juga semakin rapi. Karena ini juga aku benar-benar bikin sendiri.
Maksudnya mikir ini sendiri, dijalaninya sendiri. Dibantu sama pikiran aku dan paling teman-teman doang. Aku enggak ambil management untuk nge-manage-nya, enggak. Semoga saja dengan adanya ide yang ada di kepala aku ini, aku bisa menghasilkan bisnis yang lebih baik lagi. Sistem yang lebih baik lagi.
Reporter: Monika Febriana