Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Merayakan warisan kuliner dari Kabupaten Muaro Jambi , Kemendikbudristek menggandeng Javara dan Seniman Pangan untuk memperkenalkan kembali kekayaan gastronomi dari daerah sekitar candi yang berusia lebih dari 1300 tahun. Acara jelajah rasa ini dilakukan Javara Culture Jakarta beberapa waktu lalu (18/5).
ADVERTISEMENT
Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi hingga kini menjadi peninggalan sejarah sekaligus pusat kebudayaan yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan sosial hingga religius.
Berdiri di atas rawa, kanal gunung, bentang alam di Kabupaten Muaro Jambi, candi ini kini bertransformasi menjadi pusat ilmu pengetahuan dan destinasi spiritual. Tak hanya itu, pangan di wilayah tersebut ternyata menyimpan berjuta potensi.
Maka itu, masyarakat perlu mengenal keanekaragaman pangan asal Muaro Jambi. Jambi sendiri menyimpan banyak tanaman pangan hingga membuat masyarakatnya tidak lagi mengimpor makanan. Hal ini yang membuat kuliner Jambi mampu dimanfaatkan secara maksimal; baik dalam bentuk makanan sehari-hari, obat-obatan, hingga minuman.
Mengutip siaran resmi yang kumparanFOOD terima, Jumat (5/7), Helianti Hilman, pendiri Javara mengatakan, “Dari warisan leluhur, Jambi menyimpan ragam kekayaan yang mampu dimanfaatkan. Jamuan Muaro Jambi sendiri didasarkan pada karakter bentang alam dan keselarasan hidup dengan alam. Lewat edukasi, warga desa senantiasa dilatih menyediakan gastronomi lewat keanekaragaman yang ada. Ke depan, kami berharap para pengunjung bisa merasakan pengalaman dan cerita rasa dari kawasan Candi.”
ADVERTISEMENT
1. Makanan berbasis rawa
Sebagai wilayah yang terdiri dari lahan basah, rawa di Jambi menjadi sumber daya alam yang penting untuk menyediakan produk makan, salah satunya belut. Daging belut yang hidup di rawa sendiri memiliki tinggi kadar protein dan mampu menjaga kesehatan mata hingga mencegah anemia.
Di Muaro Jambi, ikan belut biasanya dimasak menjadi olahan rempah ratus belut dengan bumbu tradisional yang sebelumnya diolah melalui proses pembakaran dan dimasak dengan ratusan rempah. Uniknya, rempah berupa bumbu dan daun-daunan yang terdiri dari 120 jenis mempunyai khasiat tersendiri.
Adapun untuk minuman khas daerah ini adalah secang. Minuman yang terbuat dari batang sepang yang kemudian diserut kecil-kecil. Sebagai minuman khas dari zaman nenek moyang, minuman ini berkhasiat menurunkan panas dalam, melancarkan pencernaan, hingga menolak dari serangan racun.
ADVERTISEMENT
2. Makanan berbasis sungai
Sungai di Jambi turut menjadi habitat bagi spesies ikan untuk bisa dinikmati. Beberapa ikan khas Jambi antara lain ikan ruwan (gabus), serta ikan mudik. Sebagai ikan yang hidup di sungai, nilai gizi dan rasa khas daging ikan ruwan dinilai lebih gurih dan manis.
Ikan ruwan bisa menjadi olahan ikan bakar, senggung, gulai, atau sesederhana digoreng. Beberapa manfaat dan khasiat utama dari daging ikan ruwan ini yaitu menyembuhkan luka setelah operasi, melancarkan peredaran darah, mendukung pertumbuhan otak pada anak dan dewasa, serta mengatasi gejala gizi buruk.
Sementara untuk jenis ikan mudik, terdiri dari ikan seluang, ikan bajubang, ikan lambak, ikan ringo, ikan barengit, ikan susur batang dan banyak lagi. Adapun alasan dinamakan ikan mudik, yakni sesuai dengan proses perjalanan panjang mereka baik sebelum banjir hingga saat banjir.
ADVERTISEMENT
Keberadaan jenis-jenis ikan ini tergolong melimpah, sehingga masyarakat memanfaatkannya sebagai lauk seperti kerupuk ikan, tempek ikan, bakasam ikan, rusip ikan, bakso ikan, hingga pempek ikan. Ikan-ikan tersebut sangat kaya akan protein.
3. Makanan berbasis hutan
Sumber pangan di Jambi juga berasal dari kekayaan hutannya. Hutan-hutan di Jambi menyediakan tanaman kaya manfaat, seperti gula enau (aren), cuka no (cuka dari nira enau), hingga daun-daun aromatik yang dipakai sebagai sayur rempah ratus belut.
Sebagai pemanis pada minuman, gula enau dibuat dari air nira aren yang dimasak menggunakan tungku api. Beberapa khasiatnya yakni untuk mengobati panas dalam hingga melancarkan pencernaan.
Adapun cuko no yang digunakan sebagai tambahan asam pada sambal. Beberapa manfaatnya seperti mengecilkan perut, menambah selera makan, hingga kesehatan rahim wanita. Cara mengonsumsinya, bisa menggunakan ikan panggang yang kemudian dicocol ke dalam cuka tersebut.
ADVERTISEMENT