Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Nasi Hainan, Kuliner Tradisional yang Jadi Rebutan Malaysia dan Singapura
18 Maret 2021 16:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sedari dulu, di Malaysia maupun Singapura, nasi ayam hainan memang sangat terkenal sebagai kuliner andalan khas keduanya. Mengutip South China Morning Post, kuliner yang satu ini memang ditemukan oleh imigran China yang menetap di Asia Tenggara. Selama beberapa dekade kemudian, masalah klaim atas orisinalitas dari makanan ini menuai permasalahan yang cukup serius.
Semenjak Malaysia dan Singapura berpisah pada tahun 1965, persaingan untuk mengeklaim sajian nasi ayam hainan sebagai makanan khas negara keduanya pun semakin rumit. Di satu sisi, Menteri Pariwisata Malaysia, Ng Yen Yen menegaskan bila nasi ayam hainan hidangan asli Malaysia telah dibajak oleh Singapura.
Sementara di lain sisi, hawker, pusat makanan Singapura mendapatkan penghargaan warisan budaya dari UNESCO. Hal ini dikarenakan Singapura menyajikan nasi ayam hainan sebagai sajian spesial di delapan restoran berbintang Michelin.
Asal-usul nasi hainan yang belum jelas menambah perdebatan
Sebenarnya, asal-usul dari makanan ini pun juga belum jelas. Menurut beberapa pakar sejarah, ayam hainan rasanya sangat mirip dengan ayam khas China yang disebut Wen Chang. Dia sendiri yang merujuk pada salah satu jenis ayam kampung di China.
ADVERTISEMENT
Isaac Lau, kritikus makanan mengungkapkan dalam menyajikan ayam wen chang dapat diolah dengan cara direbus lalu dicampurkan dengan jahe, jeruk nipis, dan cabai Hainan. Lantaran teknik memasak mirip dengan ayam hainan, maka memungkinkan bahwa makanan itu adalah adaptasi dari Wen Chang.
Sedangkan menurut Brian Wong, penyuka sejarah asal Singapura berpendapat bahwa adanya perbedaan yang sangat mencolok ketika dirinya mencicipi nasi ayam hainan di Malaysia dan Singapura ; adalah lemak ayam yang sangat terasa pada nasi dan tekstur daging yang tidak selembut seperti nasi ayam hainan di Pulau Hainannya langsung.
Wong ikut menambahkan, kedua negara pernah memperkenalkan hidangan ini sebagai makanan nasional, sehingga sulit untuk benar-benar bisa mengeklaim secara khusus di antara dua negara yang memang cocok dengan makanan satu ini.
Terlepas dari pendapat Isaac maupun Wong. Juru masak asal Malaysia bernama Norman Musa, mengungkapkan adanya keterkaitan antara imigran Hainan yang datang mengungsi ke Asia Tenggara setelah Perang Dunia II, dan membawa menu ayam hainan untuk menjadi konsumsi harian.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat sampai saat ini, maka populasi orang Hainan di Singapura jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia yang hanya diisi sebanyak 140 ribu orang. Belum lagi, menurut sejarahnya, warung nasi ayam pertama kali muncul di Singapura sekitar tahun 1940.
Pemilik dari warung nasi ayam tersebut yakni Moh Lee Twee dianggap telah memperkenalkan nasi ayam hainan secara luas di Singapura maupun di negara luar lainnya. Banyak turis yang mampir untuk mencicipi hidangan tersebut sebelum akhirnya Twee secara resmi menutup warung nasi ayam itu di tahun 1977.
Meski begitu, Malaysia tidak mau kalah dengan menegaskan bila mereka telah membuka kedai atau restoran nasi ayam di tahun 1939 sebelum Twee. Musa, sang juru masak, kemudian menilai Malaysia lebih layak mendapatkan klaim atas nasi ayam hainan sebagai makanan khas negaranya.
ADVERTISEMENT
Perseteruan yang belum terlihat hasil baiknya ini memang membuat nasi ayam hainan menjadi teka-teki bagi kedua negara yang menginginkan sajian sederhana itu. Walau sekalipun dikatakan makanan ini berasal dari Hainan, tapi sepertinya ambisi Malaysia dan Singapura untuk meraih klaim nasi ayam hainan masih menjadi persaingan yang sengit.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya