Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kunci kesuksesan tempat makan bernama Sate Maranggi Sari Asih, salah satunya adalah, cita rasa yang konsisten. Sudah berjualan hampir 20 tahun, cita rasa sate maranggi yang manis, gurih, nan juicy tetap dipertahankan.
Hal ini pun sudah diakui oleh banyak pelanggan setia mereka. Salah satunya, Satrio (35), laki-laki ini mengaku sudah sejak kecil sering diajak orang tuanya untuk makan di sini.
"Wah udah dari dulu. Dari kecil kalau ke Puncak diajak orang tua makan ke sini. Rasa satenya masih sama, enak," ujarnya kepada kumparanFOOD (18/9).
Ya, terlihat memang, rumah makan ini banyak dikunjungi tamu yang merupakan keluarga. Seperti Satrio yang juga datang bersama keluarganya.
Malam sebelumnya kami sempat pengin mampir. Saat itu jam 10 malam, tapi begitu kami sampai, parkiran penuh, dan rumah makannya pun juga penuh pengunjung.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, kami mencoba datang lagi keesokan harinya, sekitar jam 2 siang. Sudah lewat dari jam makan siang, masih saja ramai. Meski tak seramai malam sebelumnya.
Tanpa berlama-lama, kami langsung memesan. Rupanya, sate di sini dijual per tusuk. Satu tusuk sate sapi maranggi tanpa lemak dihargai Rp 5.000; sementara, satu tusuk sate pakai lemak dihargai Rp 4.000.
Keunikan lainnya, sate maranggi di sini disajikan bersama ketan bakar dan sambal oncom. Untuk ketan bakarnya dihargai Rp 4.000 per satuannya.
Usai memesan tak lama makanan kami datang. Ini karena memang, karyawan yang bertugas membakar sate tak henti-hentinya membakar. Jadi begitu pesan dan bon pembayaran diberikan kepada karyawan yang membakar sate, pesanan pun langsung hadir.
ADVERTISEMENT
Menurut karyawan yang bertugas membakar tersebut, dalam sehari mereka bisa menjual 1.000 tusuk sate. "Beda lagi kalau akhir pekan bisa lebih dari 1.000," ungkapnya.
Sate maranggi di sini hanya menggunakan daging sapi. Memiliki potongan daging yang cukup besar dan tebal. Meski tebal, dagingnya tetap empuk.
Begitu juga dengan yang varian sate dengan lemak. Lemak sapinya tampak mengkilap dan mengeluarkan sedikit minyak alaminya. Jadi juicy nan kenyal!
Hmm, harum satenya juga sedap. Aroma asap khas sate berpadu dengan bau manis dan gurih. Saat kami cicipi, rasa khas bumbu sate maranggi yang dominan gurih, manis, dan rasa ketumbarnya, sangat terasa di lidah. Mirip seperti sedang menyantap daging dendeng.
Namun, rasa manis dan gurih sate ini kemudian diimbangi dengan paduan sambal oncom. Sambal oncom di sini punya rasa dengan level kepedasan sedang. Makanya, di meja-meja makannya juga disediakan rawit hijau bagi yang merasa kurang pedas. Oiya, sambal oncom di sini juga free flow, alias kamu bisa makan sepuasnya karena setiap meja disediakan satu baskom.
Meski suasana rumah makan sate ini sederhana, tapi menikmatinya sambil ditemani angin sejuk puncak, pengalaman makan bisa terasa lebih sedap.
ADVERTISEMENT
Nah, kamu sendiri sudah pernah mencoba kuliner legendaris Puncak satu ini?
Sate Maranggi Sari Asih
Alamat: Jl. Raya Pacet, Cipendawa, Kec. Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253 (patokannya sesudah Istana Cipanas).
Jam buka: 24 jam.