Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Marquee Experiential Dining: Menjajal Sensory Dinner di Kelab Mewah Singapura
5 Juni 2023 17:03 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Berkunjung ke kelab malam untuk menikmati musik dan menyesap whiskey bersama teman-teman mungkin sudah menjadi hal biasa. Namun bagaimana rasanya datang ke kelab malam untuk menikmati hidangan dinner spesial dari dua chef terbaik di Asia? Tentunya kamu akan mendapatkan pengalaman menarik dan berbeda.
ADVERTISEMENT
Ide brilian inilah yang digagas oleh Marina Bay Sands Singapura . Melalui festival kuliner bertajuk 'Where Your Senses Feast', Marina Bay Sands menyulap superclub Marquee menjadi tempat makan yang menyuguhkan pengalaman makan malam unik lewat event Marquee Experiential Dinning.
“Ini pertama kalinya Marquee bertransformasi menjadi tempat dinner. Konsepnya sangat luar biasa,” ujar Director of Nightlife Operations Marina Bay Sands Patrick Robertson, saat di temui di venue acara.
Marquee Experiential Dining merupakan hasil kolaborasi dua chef bertalenta asal Filipina yaitu Jordy Navarra dan Johanne Siy. Jordy merupakan chef di Toyo Eatery, Manila, yaitu restoran peringkat 42 pada daftar Asia's 50 Best Restaurants 2023. Sementara Johanne adalah chef dari Lolla Restaurant Singapore dan merupakan Asia's Best Female Chef 2023.
Keduanya berkolaborasi menciptakan empat sajian yang terdiri dari tiga hidangan utama dan satu hidangan penutup. Setiap hidangan tersebut dipasangkan dengan cocktail atau mocktail yang diracik secara khusus oleh para mixologist Marquee.
ADVERTISEMENT
Menariknya, hidangan dan cocktail tersebut tidak disajikan apa adanya begitu saja. Jordy dan Johanne mengemasnya dalam konsep sensory dining sehingga pengunjung yang datang mendapatkan pengalaman utuh pada panca indera mereka.
Inilah yang jadi poin unik pada Marquee Experiential Dining kali ini. Sebab selama makan malam berlangsung, terdapat live performance yang mengiringi dan memberikan stimulasi inderawi melalui suara bahkan aroma.
Sebagai welcome drinks, mixologist Marquee menyajikan guyabano, dalam bahasa Filipina ini berarti buah sirsak. Seperti namanya, tentu saja cocktail ini terbuat dari salted guyabano purée yang dicampur dengan anggur putih asal Italia, Prosecco. Rasa segar dari sirsak dan sensasi sparkling Prosecco sukses membuka sesi makan malam dengan sangat manis.
Kemudian perjalanan sensory berlanjut pada sajian cocktail kedua yang diberi nama lychee & rose. Sesuai namanya, cocktail ini terbuat dari Lychee Vinegar yang dikombinasikan dengan sirup Rose serta air soda. Rasanya sangat menyegarkan dengan aroma buah lychee yang pekat.
ADVERTISEMENT
Sebelum masuk pada hidangan pertama, pengunjung dimanjakan dengan live performance dari para penari yang energik diiringi musik bernuansa senada. Kemudian Chef Johanne yang ada di dapur menyapa pengunjung melalui sambungan video. Ia tengah menyiapkan hidangan yang menurutnya punya makna yang sangat personal karena mengingatkan dia pada kampung halamannya, Filipina.
“Hidangan ini bernama oysters and pearls. Bagi saya ini rasanya seperti pulang kampung. Saat kecil, saya tinggal di daerah dekat pantai yang menghasilkan banyak oyster. Ini benar-benar seperti kembali ke rumah,” ujar Johanne.
Kemudian hidangan oysters and pearls pun tersaji diiringi dengan suara deburan ombak dan angin pantai yang terasa sangat nyata memenuhi ruangan Marquee yang megah.
Oysters and pearls ini terdiri dari beberapa bagian. Pertama, ada olahan daging oyster yang dibalut cokelat putih kemudian dibentuk menyerupai mutiara jumbo dan diletakkan di atas oyster leaf. Di sampingnya terdapat oyster tartare dengan jelly dan sesendok caviar di atasnya. Lalu yang terakhir ada oyster ice cream caviar beads, es krim berbentuk bulat-bulat kecil yang punya rasa manis dan tentu saja a hint taste of oyster! Unik sekali!
ADVERTISEMENT
Paduan rasa dari hidangan pertama ciptaan Chef Johanne ini sangat spesial dan jujur saja sulit dijelaskan dalam kata. Oyster pearl dan oyster tartare memiliki rasa yang cenderung fishy khas makanan laut. Namun rasa tersebut sangat seimbang bila dipadukan dengan manisnya es krim yang disajikan dalam bentuk buliran-buliran halus berwarna putih. Makanan ini juga dihidangkan dingin selayaknya kita menyantap oyster. Ini adalah salah satu jenis hidangan pembuka yang sangat memorable.
Perjalanan inderawi berlanjut ke cocktail ketiga yaitu smoke & yuzu. Minuman ini terbuat dari kombinasi Tequila, Mezcal, Yuzu alias jeruk Jepang serta Yuzu Koshu powder. Pencampuran Mezcal pada cocktail ini memberikan rasa smokey yang dominan dan unik. Rasa smokey-nya mirip sekali dengan sajian sei daging, tapi ini cocktail!
ADVERTISEMENT
Cocktail ini sangat cocok disesap dengan hidangan kedua dari Chef Jordy yaitu acid and fire. Seperti pada sajian sebelumnya, hidangan ini dibuka dengan live performance dari para penari dan kemudian ruangan dipenuhi dengan suara panggangan api beserta aromanya.
Adapun acid and fire ini terdiri dari kinilaw na hamachi, spicy fish pie, sisig sizzle, acharang chilis dan assorted pickles. Kinilaw adalah proses memasak makanan ala Filipina, yaitu dengan memarinasi ikan dengan cuka. Ikan yang sudah dimarinasi tersebut kemudian dijadikan sebagai isian pie. Ada kombinasi yang harmonis pada hidangan ini, sebab kulit pie punya tekstur yang sangat renyah sementara ikannya bertekstur lembut dengan sedikit hint rasa pedas di antaranya.
Indera perasa juga masih dimanjakan dengan sisig yaitu makanan Filipina yang terdiri dari pipi dan telinga babi yang dipanggang. Rasa smokey dan fatty khas daging babi panggang sangat memanjakan lidah saat menyantap sisig sizzling ini.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, sajian berlanjut pada cocktail keempat yaitu Guava Spirtz. Ini terbuat dari homemade sirop jambu yang dikombinasikan dengan gin, soda dan Prosecco. Rasanya cenderung manis segar dengan aroma jambu yang semerbak. Minuman ini cocok menemani santapan terakhir yaitu Fiesta! Kamayan Feast yang merupakan hidangan kolaborasi antara Chef Jordy dan Chef Johanne.
Hidangan ini terdiri dari garlic rice, pepaya muda, burong mangoes (mangga muda), bagoong (terasi Filipina) dan udang, serta daging kepiting yang disajikan di atas daun pisang atau disebut binalot dalam Bahasa Tagalog.
Jordy mengatakan hidangan ini sedianya dinikmati tanpa alat makan alias makan langsung menggunakan tangan. Persis seperti orang Indonesia ketika menyantap nasi padang. Nasi bawang putih yang disajikan punya tekstur yang sedikit lengket namun ternyata sangat pulen. Nasi ini sangat cocok dimakan dengan udang jumbo yang segar, terlihat dari tekstur dagingnya yang lembut namun tak hancur, serta rasanya yang manis.
ADVERTISEMENT
Perut mulai kenyang, saatnya kembali menikmati live performing dari para penari. Namun, perjalanan inderawi belum berakhir karena masih ada cocktail kelima, yaitu pandan coconut yang kecil-kecil cabe rawit! Cocktail ini dibuat dari campuran coconut vinegar yang terdiri dari kelapa, gula, garam dan vinegar, kemudian dicampur dengan pandan rum.
Cocktail ini punya rasa manis yang cukup medok, rasa kelapa yang dominan serta wangi pandan yang harum. Minuman ini pun siap untuk menemani hidangan penutup pada makan malam mewah kali ini yaitu Halo-halo! Dessert ini punya rasa yang sangat kompleks karena terdiri dari banyak pelengkap; yaitu Leche flan ice cream, pisang, kacang-kacangan, lengua de gato (butter cookies ala Filipina atau di Indonesia disebut lidah kucing), milk ice gulaman (agar-agar), puffed grain (popcorn), dan pop rock alias si permen yang meletup-letup saat menyentuh lidah.
Dessert ini punya kombinasi rasa manis dari ice cream dan potongan gula melaka, rasa asam dari puree pisang, renyahnya kacang-kacangan dan sensasi meledak di mulut dari pop rock. Ini adalah definisi sempurna untuk menutup sensory dinning di Marquee.
ADVERTISEMENT
Adapun perjalanan inderawi dalam sajian makan malam ini dibanderol seharga SGD 660 atau sekitar Rp 7,2 juta per pax. Bagaimana menurutmu, apakah pengalaman yang diberikan sepadan dengan harganya?