Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mengenal Foie Gras, Salah Satu Topping Mi Instan Rp 16 Juta Buatan Sisca Kohl
30 Juli 2021 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sajian foie gras atau hati angsa kembali ramai diperbincangkan. Sebenarnya, beberapa tahun lalu, sudah banyak yang mengkampanyekan bahwa hati angsa ilegal untuk dikonsumsi. Sayangnya, masih saja ada restoran atau orang-orang tertentu yang menyajikannya.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini kembali dibahas oleh seorang artis TikTok Indonesia. Ya, Sisca Kohl, kali ini ia kembali membuat makanan yang menunya mengejutkan masyarakat; yakni mi goreng seharga Rp 16 juta. Rupanya, salah satu bahan yang membuat mi miliknya mahal, adalah Siska Kohl menggunakan topping hati angsa atau foie gras.
Selain dikenal sebagai bahan makanan mewah , foie gras sebenarnya punya kisah panjang dan rumit dalam industri kuliner. Sebab, produksi hati angsa atau foie gras dinilai telah menyiksa binatang tersebut.
Angsa diberi makan paksa melebihi kapasitas tubuhnya. Ini bertujuan agar hatinya dapat membesar sebanyak 10 kali lipat dibanding ukuran normal. Proses penggemukan hati angsa ini dikenal dengan gavage.
Pakan atau asupan yang diberikan pun adalah makanan khusus. Mengutip How Stuff Works, pakan tersebut adalah makanan padat karya, lalu proses pemberiannya diberi secara paksa ke dalam tubuh angsa.
ADVERTISEMENT
Ternyata, lebih mengejutkannya lagi, praktik gavage sudah ada sejak zaman mesir kuno. Mereka mencekok paksa angsa agar ukuran tubuhnya jadi lebih gemuk tanpa memperhatikan jenis makanannya. Penduduk Mesir menilai unggas air cepat gemuk bila diberi makan paksa.
Praktik penyiksaan terhadap angsa lalu menyebar ke benua Eropa. Kemudian di tahun 1779, tepatnya di Prancis seorang juru masak ternama yakni Jean-Joseph Clause, mengolah hati angsa jadi makanan mewah untuk para bangsawan. Hidangan foie gras miliknya digemari oleh Raja Louis XVI. Bahkan, Clause menerima hadiah 20 pistol karena telah berani menghidangkan hati angsa.
Awalnya, hidangan tersebut dianggap unik, mewah, dan langka. Namun, banyak aktivis pelindung hewan yang mengungkapkan kalau hati angsa adalah makanan kontroversial. Bagaimana tidak? Pasalnya, ketika angsa diberi pakan paksa berupa jagung dan biji-bijian, hal ini dapat merusak organ dalamnya.
ADVERTISEMENT
Pakan dimasukkan dalam tubuh angsa melewati selang kecil. Praktik pakan atau gavage mengakibatkan hewan tersebut mengalami hiperventilasi serta mengalami pendarahan. Terlebih, saat akan diambil organnya, angsa kerap langsung dipotong lehernya.
Kini, sebanyak 50 organisasi nirlaba dan aktivis pelindung hewan di New York tengah berunjuk rasa untuk memberhentikan produksi foie gras. Rencananya, akan diadakan hukuman bagi masyarakat yang masih nekat menjual maupun memproduksi. Mereka akan dikenakan denda sebesar USD 500-2.000 atau setara Rp 7-28 juta.
Di sisi lain, sejumlah petani foie gras tidak menyetujui aturan tersebut. Lantaran, mereka berpikir, pemberian makan lewat selang ke angsa telah disalahartikan.
“Selang kecil itu tidak menyebabkan ketidaknyamanan pada angsa atau bebeknya. Adanya praktik ini membuat banyak orang telah salah paham,” jelas Gras Marcus Henley, presiden produsen Catskill Foie Gras.
ADVERTISEMENT
Pertikaian tersebut pun mengundang perhatian kritikus makanan, Adam Platt. Bagi Adam, sudah banyak sebenarnya makanan ilegal dijual di pasaran. Beberapa dari mereka sudah diamankan, namun sebagiannya lagi masih banyak diproduksi.
Ia melihat fenomena serupa dengan hati angsa . Dirinya berpikir bahwa sebentar lagi foie gras akan kehilangan eksistensinya di dunia kuliner. “Setelah perjalanan panjang dan mengesankan, mungkin usia foie gras akan segera berakhir,” tutup Adam.
Nah, kalau menurut kamu bagaimana?
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya