Menjajal Cokelat Single Origin Asal Aceh, Bali, dan Flores

18 Januari 2020 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cokelat shot ala Le Chocolat Lounge, Pullman Thamrin Foto: Azalia Amadea/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cokelat shot ala Le Chocolat Lounge, Pullman Thamrin Foto: Azalia Amadea/Kumparan
ADVERTISEMENT
Selain sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, Indonesia juga kaya akan produksi cokelatnya. Laiknya kopi, cokelat Nusantara juga punya keunikannya yang enggak kalah menarik untuk diulik. Beda tempat, beda rasanya.
ADVERTISEMENT
Bila kamu tertarik membedakan rasa-rasa dari cokelat, cicipilah yang single origin. Cokelat asli Indonesia ini di antaranya bisa kamu temukan di Le Chocolat Lounge yang berada di lobi hotel Pullman Jakarta Indonesia Thamrin CBD.
Bekerjasama dengan Pipiltin Cocoa, selama bulan Januari hingga Februari, kamu bisa menjajal cokelat asal Aceh, Bali, dan Flores. Cokelat tersebut disajikan dalam bentuk chocolate shots dan dipping yang dilengkapi keripik singkong serta pisang. Paket ini dihargai Rp 70 ribu.
Kumparan pun mendapat kesempatan untuk menjajal sekaligus membedakan rasa ketiga cokelat tersebut.
Cokelat shot ala Le Chocolat Lounge, Pullman Thamrin Foto: Azalia Amadea/Kumparan
"Kali ini kami mencoba mengangkat cokelat asli Indonesia yang enggak kalah kualitasnya dengan cokelat luar. Ada cokelat dari Aceh, Bali, dan Flores. Ketiganya dipilih melalui proses diskusi dengan Pipiltin yang akhirnya kami memilih ketiga cokelat tersebut karena ketiganya yang paling difavoritkan," ungkap Priscilia, Marketing & Public Relations Manager Pullman Jakarta Indonesia yang kami sambangi Kamis (16/1).
ADVERTISEMENT
Ditambahkan Tissa Aunilla, pemilik Pipiltin Cocoa, ketiga cokelat ini juga punya keunikan yang berbeda-beda.
"Sama seperti kopi, cokelat juga punya aroma dan rasa yang berbeda-beda. Seperti cokelat Aceh rasanya lebih maskulin karena lebih pahit, Flores ada seperti rasa cengkih, dan Bali lebih fruity," ujarnya.
Benar saja, ketika kami jajal, cokelat asal Tabanan, Bali terasa lebih asam dengan harum buah yang menyegarkan. Sebelum pindah menjajal cokelat shot lainnya, kami diberi segelas sprakling water, katanya untuk menetralkan lidah.
Cokelat shot ala Le Chocolat Lounge, Pullman Thamrin Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Lanjut, kami mencicipi cokelat shot asal Pidie Jaya, Aceh. Cokelat asal tanah Serambi Mekkah ini punya aftertaste yang pahitnya melekat di lidah, teksturnya agak kasar, nutty, dan meninggalkan kesan rasa rempah. Cocok buat kamu yang terbiasa mengonsumsi dark chocolate.
ADVERTISEMENT
Sedangkan cokelat dari Tanazozo, Flores punya rasa yang seimbang. Aromanya lebih manis dari cokelat Aceh, namun rasanya enggak kalah pekat. Aftertaste mirip ketika usai minum kopi agak pahit dan smokey.
Selain rasa yang berbeda, kandungan cocoa dari ketiganya pun tak sama. "Aceh itu 84 persen, Bali 70 persen, dan Flores 65 persen," kata Tissa.
Cokelat dipping ala Le Chocolat Lounge, Pullman Thamrin Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Sementara untuk dipping, Tissa menggunakan cokelat dari Bali yang dilelehkan. Ketika dipadukan sebagai cocolan keripik pisang rasanya lebih masuk, daripada ketika dicocol dengan keripik singkongnya.
Sayangnya, bentuk presentasinya kurang menarik, terlalu polos untuk sekelas sajian kudapan Hotel berbintang. Tapi apalah nilai tampilan, kalau rasa bisa menggambarkan keasliannya. Bagaimana, kamu tertarik juga menjajal dan membedakan cokelat-cokelat asli Tanah Air di Pullman ini?
ADVERTISEMENT