Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tak pernah terlintas di benak saya kalau sepiring nasi kuning menjadi salah satu kuliner Manado yang legendaris. Sebab, sajian nasi kuning sangat umum ditemui di mana saja, bahkan di tempat saya berasal.
ADVERTISEMENT
Tapi, nama Nasi Kuning Saroja ini begitu populer, bahkan jadi salah satu hidangan yang wajib dicicipi kala berkunjung ke ibu kota Sulawesi Utara itu.
Lokasinya ada di Jalan Diponegoro, persis berada di pinggir jalan, dan berupa tempat makan rumahan. Rupanya, saya adalah satu-satunya pengunjung yang datang kala itu. Maklum, waktu memang sudah menunjukkan pukul 15.00 WITA.
Kendati sudah sore, tapi dapur masih mengepul, hidangan nasi kuning pun masih siap tersaji. Rumah Makan Nasi Kuning Saroja rupanya sudah buka sejak puluhan tahun silam; tepatnya sedari tahun 1977.
Kini, Nasi Kuning Saroja dikelola oleh kakak beradik yang merupakan generasi kedua. Dalam sehari, mereka bisa menjual hingga ratusan porsi. Bahkan, saking larisnya, tempat makan ini ternyata juga pernah memecahkan rekor MURI sebagai pembuat nasi kuning terbanyak.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya nasi kuningnya sama dengan nasi kuning lainnya. Yang jadi ciri khasnya, nasi kuning kami pakai daging dan ubi jalar," jelas Ida, salah satu pengelola Nasi Kuning Saroja saat ditemui kumparan.
Tak lama, sepiring nasi kuning pun tersaji di hadapan saya. Aroma harum dari nasi langsung menyerbak. Isiannya cukup ramai, ada gorengan kentang, abon ikan cakalang, sambal, potongan ubi jalar, bawang goreng, dan sebutir telur rebus.
Porsinya cukup, tak begitu banyak, tapi juga enggak sedikit-sedikit amat.
Dibandingkan dengan nasi kuning yang biasa saya santap, bulir nasinya lebih besar. Namun, teksturnya tetap terasa pulen. Rasa gurih dari campuran santannya pun terasa pas dan tak terlalu kuat.
ADVERTISEMENT
Saatnya mencicipi tiap lauknya. Potongan dagingnya tak seberapa besar, dengan tekstur yang empuk dan cecapan manis gurih. Sepertinya, ikan cakalangnyalah yang jadi bintang utama. Lembut ketika digigit, dengan sentuhan rasa pedas manis nan nikmat.
Sambalnya? Tak usah lagi saya deskripsikan, kita semua tahu kalau sambal dari Kota Tinutuan tiada duanya. Tak pernah saya menemukan sambal yang tak sedap, termasuk di tempat ini.
Ketika disuap bersama nasi kuning, lidah seakan sedang berpesta rasa. Empuk, legit, pedas, gurih, manis, semuanya berpadu dengan sempurna. Tiap suapan terasa ringan, bikin saya tak bisa berhenti menyantapnya.
Baru kali ini, saya makan nasi kuning di sore hari, tapi sepertinya lidah dan perut tak mampu untuk protes. Toh, cita rasanya tak mengecewakan.
ADVERTISEMENT
Uniknya, Nasi Kuning Saroja tak hanya bisa disantap di tempat, tapi juga dijadikan sebagai oleh-oleh, lho. Saat dibawa pulang, nasi kuning ini akan dibungkus dengan daun woka atau semacam daun lontar. Supaya tak cepat basi, dan menambah aroma sedap pada nasi.
"Kami sering juga mendapat pesanan untuk oleh-oleh, biasanya sudah disiapkan sejak pukul 04.30 WITA. Ada yang bawa 10, bawa 5, bawa 3, untuk dibawa ke luar kota," jelas Ida.
Satu porsi nasi kuning plus telur rebus dibanderol seharga Rp 25 ribu. Cukup mahal untuk ukuran nasi kuning, memang. Tapi, kocek yang kita keluarkan sebanding dengan cita rasanya.
Nasi Kuning Saroja buka dari pukul 05.15-20.30 WITA, sehingga bisa disantap untuk sarapan, makan siang, atau makan malam .
ADVERTISEMENT
Nasi Kuning Saroja
Alamat: Jl. Diponegoro, Lawangirung, Kec. Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara
Jam buka: Setiap hari, (pukul 05.15-20.30 WITA)