Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Superindo Pasang Papan Indikator Gula pada Setiap Rak Produk Minuman
29 Januari 2023 9:09 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Memperingati Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari, Superindo membuat gerakan baru dengan membuat panduan indikator kandungan gula pada setiap produk minuman kemasan yang terjual di gerai. Panduan ini pun telah tersedia di setiap supermarket Superindo sejak hari Kamis (26/1).
ADVERTISEMENT
Kandungan gula pada setiap produk makanan ataupun minuman memang begitu penting untuk kita perhatikan. Kendati butiran kecil berwarna putih nan manis tersebut merupakan sumber energi bagi tubuh. Akan tetapi, konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat, yang berkaitan dengan obesitas, diabetes , dan berbagai penyakit lainnya.
Oleh karena itu, Yuvlinda Susanta, GM Corporate Affairs & Sustainability Superindo mengatakan bahwa tujuan adanya program indikator gula pada produk minuman di Superindo, adalah agar pembeli di supermarket tersebut memiliki kesadaran lebih mengenai kesehatan.
“Salah satu aksi nyata Superindo adalah memberikan visual sugar indikator. Karena sugar indikator itu sejatinya alat bantu navigasi bagi pelanggan supaya mereka bisa lebih paham, khususnya minuman; itu berapa, sih kadar gula di dalam minuman yang akan dibeli?,” ujar Yuvlinda di gerai Superindo Serpong, Kamis (26/1).
Tentu, ini menjadi sebuah langkah yang baik mengingat Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak; sejumlah 19,47 juta menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun senada dengan pernyataan dari Dr. Rimbawan, pakar nutrisi dari Universitas IPB yang mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini mengalami masalah gizi berlebih; dan juga gizi kurang secara bersamaan.
“Jadi, Indonesia ini mengalami double burden of malnutrition, masalah stunting yang begitu besar. Tapi di sisi lain kita menghadapi masalah orang yang kelebihan gizi, salah satunya adalah berlebih makan atau minuman yang bergula,” ujar Dr. Rimbawan yang juga turut hadir di gerai Superindo Serpong.
Lebih lanjut, indikator gula yang disediakan Superindo terbagi dalam lima kategori minuman; yaitu jus, minuman siap saji, minuman ringan, tonik, dan air minum dalam kemasan. Adapun, indikator tersebut menampilkan empat warna; yakni kuning, jingga muda, jingga, dan jingga tua.
ADVERTISEMENT
Warna kuning pada indikator memiliki arti bahwa minuman tersebut mengandung gula kurang dari 0,5 gram. Sedangkan warna jingga muda lebih dari 0,5 hingga enam gram, jingga lebih dari enam gram hingga 12 gram, dan jingga tua mengandung gula lebih dari 12 gram. Perlu dicatat juga bahwa indikator gula tersebut dihitung per 100 mililiter minuman yang akan dikonsumsi.
Dalam pemberian label indikator gula ini pun tidak sembarangan, karena telah disesuaikan dengan rekomendasi WHO dan Kemenkes, serta regulasi BPOM No.1 Tahun 2022 dan BPOM No. 26 Tahun 2021. Di sisi lain, Kemenkes, menyarankan bahwa konsumsi gula harian tidak boleh lebih dari 50 gram per hari, atau setara dengan empat sendok makan
KumparanFOOD pun berkesempatan untuk berkeliling supermarket Superindo Serpong, yang telah dipasang papan label indikator gula pada rak minuman.
ADVERTISEMENT
Pada minuman air kemasan rata-rata memiliki indikator berwarna kuning. Sedangkan, minuman lain, seperti produk kopi, minuman berenergi, rata-rata memiliki indikator berwarna jingga hingga jingga tua.
Apakah pemberian indikator gula akan membuat produsen minuman merugi?
Salah satu produsen minuman, yaitu Sosro yang diwakili oleh Febriola, mengatakan bahwa pihaknya justru mendukung penuh gebrakan yang dilakukan oleh Superindo. Ini karena, Sosro memiliki variasi minuman yang beragam, bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
“Sosro sangat mendukung karena dari Sosro sendiri punya produk yang range-nya sudah luas. Kita punya produk teh botol sosro yang memang gula normal, less sugar, maupun no sugar. Jadi sebenarnya kita sangat mendukung, berharap ada kelanjutannya dan masyarakat teredukasi untuk hidup lebih sehat,” ujar Febriola.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun ditegaskan kembali oleh Yuvlinda, yang mengatakan bahwa kehadiran indikator gula pada produk minuman ini bukan untuk melarang masyarakat membeli minuman kesukaan mereka. Akan tetapi, untuk meningkatkan kesadaran pelanggan akan asupan gula harian dalam produk minuman.
“Kalau memang gemar sekali minuman yang manis, sistem navigasi kami tidak akan stop mereka untuk membeli regular produk. Tapi mereka tahu, bahwa mereka telah consume minuman dengan kadar gula tinggi sehingga kemudian bisa stop (asupan gula tinggi) yang lain,” pungkas Yuvlinda.
Reporter: Riad Nur Hikmah