Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
88rising dan Jalan Musisi Muda Asia Berkiprah di Skena Musik Internasional
4 Desember 2022 10:48 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Banyak orang mungkin melihat 88rising sebagai label yang dengan mudah dan cepat berkembang. Sejak viral pada 2016, 88rising memang sukses menembus pasar global dengan mengedepankan budaya Asia serta musik hip-hop. Namun, perjalanan 88rising untuk berada di posisi mereka saat ini sebetulnya cukup panjang.
ADVERTISEMENT
Mulanya, CXSGXNLY memiliki beberapa artis, seperti Brian Puspos, Dumbfoundead, Josh Pan, and Okasian. Sejak saat itu, Miyashiro sudah ingin fokus mengembangkan sebuah manajemen kolektif yang menggaungkan suara kaum imigran di Amerika Serikat dengan musik hip-hop.
"Tapi, CXSHXNLY tidak cuma merepresentasikan imigran dari Asia. Kami juga ingin merepresentasikan imigran dari mana pun. Semua imigran, mulai dari orang-orang Latin sampai Yahudi dan keturunan Italia, punya pengalaman yang mirip di Amerika, dan semuanya berupaya untuk meraih mimpi," ungkap Sean Miyashiro dikutip The Hundreds.
ADVERTISEMENT
Popularitas CXSHXNLY kian bertambah setelah berganti nama menjadi 88rising pada 2016 dan menaungi Rich Brian, Joji, dan Higher Brothers.
Rich Brian viral di media sosial berkat berbagai video yang ia unggah di Vines. Di era 2010-an, Vines memang menjadi tempat yang sangat suportif dan ramah bagi kreator meme dari seluruh dunia.
Brian kian dikenal oleh pegiat musik hip-hop dunia berkat Living The Dream, lagu kolaborasinya dengan DJ Smokey yang dirilis pada 2015. Ia digaet oleh 88rising setelah lagu Dat $tick viral di Soundcloud dan mendapat jutaan stream.
Joji adalah kreator konten yang sudah lama malang melintang di YouTube dengan nama Pink Guy. Jauh sebelum bergabung dengan 88rising, Joji sudah sangat viral di media sosial berkat berbagai konten komedi dan meme yang dibuatnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Higher Brothers sudah punya nama yang sangat tersohor di Tiongkok. Digawangi oleh MaSiWei, DZKnow, Psy.P, dan Melo, grup ini pernah menjadi bagian dari kolektif hip-hop bernama Rap House bersama dua artis ternama lainnya, Fat Shady dan Sleepy Cat.
Sean Miyashiro bersama 88rising sebagai manajemen kolektif sukses mengamplifikasi popularitas Rich Brian, Joji, dan Higher Brothers. Jeremy Erlich, Eksekutif label besar Amerika Serikat, Interscope Records, punya pandangannya mengenai hal ini.
"Visinya (Sean Miyashiro) mengandung optimisme yang menular. Kurasa, selama bertahun-tahun, perusahaan musik Barat selalu mencoba untuk menembus pasar Asia. Dia berhasil melakukannya dengan menemukan talenta dari berbagai negara di Asia, bukan cuma Tiongkok atau Korea," kata Jeremy Erlich dikutip The New Yorker.
ADVERTISEMENT
Sean Miyashiro juga pernah menuturkan bagaimana caranya bisa menjaga dan mempopulerkan artis yang datang dari negara-negara Asia, seperti Indonesia. Ternyata, ada hal yang Miyashiro tanamkan pada setiap artis dan segala kesuksesan datang dari hal tersebut.
"Prioritas 88rising adalah untuk membangun hubungan personal dengan para artis dan mengerti seberapa pentingnya bagi kami untuk saling berteman, sehingga para artis juga percaya pada misi kami," ujar Sean Miyashiro dikutip Fast Company.
Kunci Sukses 88rising Orbitkan Para Musisi Muda
Pengamat musik Aldo Sianturi mengatakan 88rising merupakan sebuah perusahan yang sangat lengkap. 88rising bukan hanya menaungi artis, tapi juga memikirkan faktor pendukung lainnya.
Hal itulah, menurut Aldo, menjadi kunci sukses 88rising dalam mengorbitkan para musisi muda, termasuk dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Mereka sangat mengkurasi artis mereka. Pemilihan talent-nya tidak cuma talenta, tapi juga bibit, bebet, bobotnya mereka pikirin, attitude, usia juga mereka cari yang windows-nya panjang untuk dikomersialisasinya gitu," kata Aldo saat dihubungi kumparan, Jumat (2/12).
"Tugas mereka berat, mereka masuknya seperti akademi talent. Jadi, bukan senang-senang aja mereka, tapi juga mencari yang, misalnya bisa jadi song writer. Makanya Rich Brian, NIKI kan ciptakan lagu sendiri, bukan cuma musisi etalase gitu," sambungnya.
Sementara itu, pemerhati musik Ryan Kampua menuturkan bahwa 88rising punya formulasi yang sangat baik untuk mengamplifikasi musisi Asia. Menurut Ryan, 88rising sejak awal punya misi yang terarah, yakni menjembatani musik Asia ke pasar internasional dengan Amerika sebagai tolok ukur.
ADVERTISEMENT
"Mereka (88rising) punya jaringan yang bagus di sana dan dengan jaringan itu, dia bisa mengembangkan market sesuai dengan artisnya. Makanya, mereka bisa mengembangkan market artis Indonesia dengan bagus banget di pasar AS, tapi di sisi lain, di pasar Asia-nya dia sudah menang," tutur Ryan.
Ryan mengatakan 88rising mampu menaikkan level para musisi yang berada di bawah naungan mereka. Salah satu caranya dengan memperkenalkan musisi mereka lewat festival Head In The Clouds.
"Jadi, dia menaikkan level dari musisi-musisinya, ya, bisa membuat katakanlah musisi Indonesia dengan cita rasa internasional. Ditambah dengan Head In The Cloud-nya, dia bisa membuat sebuah konten, event yang pasarnya internasional," ucapnya.
88rising kian tersohor setelah sukses menggelar Head In The Clouds Festival di Los Angeles, Amerika Serikat pada 2017. Kala itu, festival ini hanya menampilkan Rich Brian, Joji, Keith Ape dan Higher Brothers.
ADVERTISEMENT
Satu tahun setelahnya, Head In The Clouds Festival kembali digelar, namun dengan skala yang lebih besar. Masih di Los Angeles, festival ini menghadirkan 16 penampil, termasuk dua artis dari Indonesia, Rich Brian dan NIKI serta Anderson Paak sebagai tamu spesial.
Di masa ini, banyak media Amerika Serikat, seperti Rolling Stone dan Los Angeles Magazine, menyebut Head In The Clouds sebagai Asian Coachella. Ini jadi bukti bagaimana 88rising berhasil menjadi kolektif artis Asia pertama yang sukses besar di kancah hip-hop dan R&B dunia.
Sementara itu, Head In The Clouds baru saja digelar di Indonesia pada 3-4 Desember 2022. Ada sejumlah artis dari Indonesia yang tampil di festival ini, yakni Stephanie Poetri, Rich Brian, dan Warren Hue.
ADVERTISEMENT