Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Barry Prima Bangga Lihat Aktor Laga Tanah Air yang Go International
25 November 2018 12:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Aktor laga legendaris Barry Prima baru saja mendapatkan penghargaan 'Lifetime Achievement Award' dalam Festival Film Bandung (FFB) 2018. Dia mengaku senang mendapat penghargaan yang biasa diberikan bagi insan seni atas pengabdiannya terhadap sinema Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Perasaan saya sangat tersanjung. Karena selama 40 tahun saya berkiprah, FFB selalu memberikan saya penghargaan,” katanya ketika ditemui di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.
Menurut Barry, industri perfilman Tanah Air terus berkembang pesat. Banyak film produksi Indonesia dengan kualitas bagus bermunculan. Tak hanya itu, kualitas akting dari aktor-aktor Indonesia kini cukup diperhitungkan di dunia internasional.
Di film laga, misalnya. Ada nama Iko Uwais yang pergerakannya kian tajam menusuk jantung Hollywood. Sebagai senior di film laga, Barry mengaku bangga melihat prestasi yang diraih juniornya tersebut.
“Wah, keren, keren. Teknologi sudah maju, dia bisa lihat hasilnya. Dia bisa mengulangi dengan lebih baik,” ucap Barry.
Ya, Barry menilai dengan dukungan teknologi saat ini, para aktor benar-benar amat terbantu. Hal ini tentu sangat berpengaruh ketika pengambilan adegan-adegan khususnya adegan fighting, saat sang aktor mampu mengevaluasi gerakannya lewat rekaman ulang.
ADVERTISEMENT
“Lebih mudah, penataannya juga lebih baik. Editornya lebih baik, lebih mudah editnya. Kan sudah zaman digital. Zaman saya lebih susah,” tukasnya.
Kendati demikian, di tengah pesatnya perkembangan industri film, ada beberapa faktor yang turut membatasinya. Kata Barry, sensor yang berlebihan terkadang justru membatasi kreativitas insan seni di Tanah Air.
“Semakin hebat. Film kita bagus, hebat, semakin maju. Tapi, kita terlalu dibatasi sama sensor, jadi susah untuk bergerak,” pungkasnya.