Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Beda Kronologi Versi Chintami Atmanegara dan Korban yang Ngaku Dianiaya Dio Alif
10 September 2020 19:35 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Deanni Ivanda yang mengaku sebagai korban penganiayaan maupun Chintami Atmanegara telah menceritakan kronologi kejadian menurut versi masing-masing.
1. Kronologi Kejadian Menurut Deanni Ivanda
Peristiwa penganiayaan, menurut Deanni Ivanda, berawal ketika ia pamit kepada Chintami Atmanegara dan Dio Alif Utama pada 30 Juli lalu karena hendak meninggalkan rumah mereka. Saat itu, terjadi percekcokan hingga Deanni kena pukul Dio Alif.
Deanni Ivanda lalu menjelaskan mengapa peristiwa diduga penganiayaan bisa terjadi.
"Mungkin karena saya menyindir. Ibu Chintami berbicara pada saya untuk bangun pagi di situ untuk anak perempuan. Kemudian saya bilang, 'Apa harus anak perempuan saja yang bangun pagi? Untuk laki-laki bagaimana?' Di situ mungkin kesal pihak dari Alif," ungkapnya.
Saat itu, selain Chintami Atmanegara dan Dio Alif Utama, ada pula rekan Deanni Ivanda bernama Alexander. Juga terdapat satpam yang melihat peristiwa diduga penganiayaan.
ADVERTISEMENT
"Kalau pukulannya, banyak sekali, ya. Pertama itu saya dipukul di rahang dua kali, terus saya dibanting kena tangga. Kejadiannya di rumah Ibu Chintami, di dalam rumahnya, di ruang tamu. Saya teriak pada saat itu. Ketika saya mencoba pembelaan, tangan saya dipegang sama security kompleks," tuturnya.
"Ini (luka di pipi) terkena pagar rumah, sih. Kejadiannya dari atas, lantai tiga, lalu saya diseret sampai bawah oleh dua security itu dan saudara Dio Alif menendang saya dua kali. Pertama, kan, saya dibanting. Pas dibanting, saya gelinding sampai ke pemberhentian anak tangga. Di situ saya ditendang lagi dua kali," tambahnya.
Ia mengatakan Chintami Atmanegara tak membelanya ketika peristiwa berlangsung.
"Justru Ibu Chintami bilang, 'Syukurin, lu. Biar rasa itu.' Udah berdarah-darah, dia ngomong begitu," ujar Deanni Ivanda di kawasan Bintaro, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga mengaku kala itu tak bisa melakukan pembelaan karena tangannya dipegangi oleh satpam kompleks.
"Ada tiga security, Alif sendiri, dan ada Ibu Chintami. Di situ tidak ada yang bela saya, malah saya dimaki-maki," pungkas Deanni Ivanda.
2. Kronologi Kejadian Menurut Chintami Atmanegara
Chintami Atmanegara mengakui dirinya memang meminta Deanni Ivanda secara baik-baik untuk pindah dari rumahnya. Pada hari ketika peristiwa berlangsung, ia memberi nasihat kepada perempuan yang mengaku dianiaya itu.
"Ketika saya menebarkan nasihat itu enggak lama, cuma lima menit, terus dia nantangin terus. Saya pikir, daripada saya kepancing di suasana kayak gini, jadi saya udah dulu, saya turun. Nah, pas saya turun mungkin si Alif bilang, 'Ngapain, sih, ngomong gitu ke nyokap gue? Kan, nyokap gue lagi menasihati.' Dea mungkin ngomong, 'Iya, memang gue enggak bener, kan," kata Chintami Atmanegara.
ADVERTISEMENT
Ia lalu mendengar suara teriakan-teriakan, disusul bunyi barang pecah. Setelahnya, Chintami Atmanegara mengaku mendengar putranya meminta Deanni Ivanda pergi dari rumah mereka.
"Terus, Alif sambil nyapu bilang gini, 'Lo ngapain, sih, mecahin barang? Lu kalau mau pecahin barang sendiri, jangan barang orang.' Terus, dia lempar apa lagi ke pintu. Saya dengar Dea bilang, 'Gue enggak mau keluar, gue mau di sini,'" ucapnya.
Lantaran merasa khawatir setelah mendengar bunyi barang pecah, Chintami Atmanegara meminta asisten rumah tangganya memanggil satpam.
"Saya bilang ke dua satpam yang datang, 'Ada yang ngamuk dan enggak mau keluar.' Satpamnya naik, terus satpam pegang Dea dibantuin Alif. Dia berontak, dia ngamuk, akhirnya sama satpam dibawa turun, dipegangin dua orang. Pas ngelewatin saya, saya mikir, sebenarnya saya ingin bantu dia, kasihan. Tapi, dia sempat ngancem gini, 'Awas, ya, Tante. Awas, ya.' Dia keluar, dia ngajakin ribut satpam, didorong-dorong. Dia sempat mau masuk rumah lagi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Saya akhirnya panggil polisi. Dia tetap di depan, ngamuk-ngamuk. Dia juga tendang-tendang mobil Alif, hancurin spion. Saya lihat dari atas. Saya bilang, 'Sudah, Dea, pergi aja kamu,'" tambah Chintami Atmanegara.