Buku "Radio Melintas Zaman" Dirilis, Catat Masa Keemasan di Era 70an-90an

20 Desember 2024 18:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran buku Radio Melintas Zaman. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran buku Radio Melintas Zaman. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia atau PRSSNI baru saja merayakan hari jadinya ke-50 pada 17 Desember 2024. Perayaan setengah abad ini ditandai dengan peluncuran buku bertajuk Radio Melintas Zaman.
ADVERTISEMENT
Buku ini berkisah tentang perjalanan industri radio swasta di Indonesia; mulai dari akhir tahun 70an, 80an dan 90an di mana Radio mengalami zaman keemasan yang luar biasa; karena saat itu praktis belum ada saingan.
Sementara TV swasta baru muncul di penghujung tahun 80an dan menjadi tantangan pertama. Buku ini lengkap mengisahkan romansa masa lalu yang disampaikan langsung oleh pelaku sejarahnya, tentang kondisi bisnis Radio saat ini dengan segala pergumulan sehari-harinya.
"Radio sama saya seperti sejiwa. Radio bagi saya ini nafkah saya dulu. Radio adalah bagian dari hidup saya. Bagi kami ini adalah semangat berjuang bersama. Baik radio atau tv, apa yang kita ucapkan tidak bisa diralat," ungkap Totok Suryanto selaku anggota Dewan pers dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi radio. Foto: Shutterstock
Rangkaian acara HUT ke-50 PRSSNI dilaksanakan di Hall Dewan Pers dan dibuka oleh sambutan dari Ubaidillah selaku Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Ninik Rahayu selaku Ketua Dewan Pers, dan juga oleh Meutya Viada Hafid selaku Menteri Komunikasi & Digitalisasi RI yang juga menyempatkan diri menulis Kata Pengantar untuk buku Radio Melintas Zaman.
Acara juga diramaikan dengan talkshow bedah buku Radio Melintas Zaman yang dimoderatori oleh Gaib M. Sigit (Pemred Radio MNC Trijaya) dengan narasumber Malik Sjafei Saleh (Founder Radio Prambors), M. Rafiq (Ketum PRSSNI), Haryo Ristamaji (Pemred Radio Elshinta) dan Kemal Mochtar (penyiar Radio Gen).
"Tahun lalu saya bertemu dengan beberapa teman yang terlibat dengan upaya kita beberapa tahun lalu mendorong UU penyiaran yg lebih demokratis. Membuat buku supaya ada kenang-kenangan dan prasasti dan sudah berusia 50 tahun, sudah mengalami asam, garam manis, pahit dalam berdemokrasi dan berpolitik di NKRI," ungkap M Rafiq selaku ketua umum PRSSNI terkait alasannya merilis buku tersebut.
ADVERTISEMENT
Kini di tengah pergeseran zaman, PRSSNI tetap yakin bahwa akan ada secercah sinar terang benderang di depan untuk industri penyiaran, walau kondisi sekitar saat ini gelap gulita.