Cerita Garin Nugroho Siapkan Sesajen Khusus saat Syuting Film Samsara di Bali

1 Juni 2024 16:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sutradara Garin Nugroho bercerita di balik proses pembuatan film Samsara. Film ini berlatar Bali tahun 1930-an.
ADVERTISEMENT
Sebagai sutradara, Garin Nugroho menghormati kepercayaan masyarakat setempat tentang sesajen yang harus dipenuhi di suatu tempat.
"(Pemberian sesajen) Itu menjadi penting dan harus diceritakan. Tempat itu tempat gaib dan mistik. Paling berat. Kalau ditanya, apa pun yang nanti dijadikan syarat antara terlihat dan tak terlihat itu harus disediakan (sesajennya)," kata Garin di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Garin bercerita, sesajen antara satu tempat syuting dan tempat lainnya bisa berbeda sesuai dengan kebutuhan.
"Jadi satu tempat untuk sesajinya berapa banyak, itu berbeda-beda. Hal itu yang harus kita lakukan sebagai tanda permisi," tutur Garin.
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa

Film Samsara Gabungkan Gamelan dan EDM

Salah satu hal menarik lain yang tersaji di film Samsara adalah penggabungan musik gamelan asli Bali dengan musik elektronik.
ADVERTISEMENT
Mengingat film Samsara adalah film bisu (tanpa dialog), Garin menyebut harus teliti saat menggarap musik sebagai salah satu alat komunikasi dalam film tersebut.
"Enggak ada sutradara senekat saya. Itu menunjukkan bahwa elektronik menghidupkan karya. Menariknya digabungkan dengan seni teater yang perlu detail. Itu memaksa penonton EDM untuk menemukan dunia teater, dan penonton teater menemukan EDM. Sintesis dari dua hal kontras itu sebenarnya sangat dicari oleh seniman," ucap Garin.
Hal yang dilakukan Garin selama proses syuting senada dengan arti kata Samsara itu sendiri.
"Samsara itu artinya siklus kehidupan menuju kebaikan yang harus terus diperbaiki dan diperbaiki terus," ujar Garin.
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
Film Samsara bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dia cintai.
ADVERTISEMENT
Pria itu kemudian membuat perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Namun, dalam prosesnya ritual itu justru menimbulkan penderitaan.
Samsara menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer.
Produksi film melibatkan para seniman yang telah berpengalaman dan mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya. Mereka di antaranya adalah produser Gita Fara dan Aldo Swastia, penata busana Retno Ratih Damayanti, penata artistik Vida Sylvia, sinematografer Batara Goempar, I.C.S., dan koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani (Bumi Bajra)..