Curhat Pangeran Harry: Hidupku (Sempat) Dekat dengan Kehancuran

17 April 2017 16:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pangeran Harry (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Harry (Foto: Flickr)
Hampir 20 tahun semenjak rakyat Inggris berduka karena ditinggal untuk selama-lamanya oleh Puteri Diana. Ya, mendiang mantan istri Pangeran Charles dari Britania Raya ini meninggal pada 31 Agustus 1997 karena kecelakaan mobil saat berada di Paris, Prancis.
ADVERTISEMENT
Wanita yang lahir dengan nama Diana Frances Spencer ini memiliki dua anak dari pernikahannya dengan Pangeran Charles, yaitu, William Arthur Philip Louis dan Henry Charles Albert David atau Pangeran Harry.
Beberapa waktu lalu, Pangeran Harry mengungkap cerita di balik duka mendalam akan kematian sang bunda. Dikutip dari podcast milik The Telegraph yang berjudul 'Mad World', pangeran berumur 32 tahun itu mengaku bahwa hidupnya sempat kacau hingga beberapa dekade setelah meninggalnya sang bunda.
Putri Diana dan Pangeran Harry. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Diana dan Pangeran Harry. (Foto: Reuters)
Kala itu, usianya masih 12 tahun dan tidak mudah baginya untuk menerima kepergian ibunda tercintanya. Pria kelahiran 15 September 1984 itu mengaku, ia tumbuh menjadi seorang remaja yang emosional.
"Aku berusaha tidak memikirkan ibuku karena, apakah hal itu akan membantu? Itu (memikirkan ibunya) hanya akan membuatku sedih dan tidak akan membuatnya kembali. Jadi, dari sisi emosional, aku pikir, 'Benar, jangan jadikan emosi menjadi bagian dari kegelisahan ini'," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Baca juga:
Anak bungsu Pangeran Charles dan Putri Diana ini menambahkan, berhadapan dengan publik setelah kematian ibunya membuatnya semakin sulit untuk menjalani hidup. Hal itu juga memberi dampak yang sangat besar pada hidupnya.
"Kehilangan ibu di umur 12 tahun dan mematikan emosi saya selama 20 tahun memberi dampak yang serius pada hidup dan pekerjaanku. Hidupku sangat dekat dengan kehancuran saat segala macam kesedihan, kebohongan, kesalahpahaman, dan hal-hal lainnya mendatangimu dari berbagai arah," tuturnya.
Saat usianya mendekati 30 tahun, banyak hal yang menurutnya berubah menjadi semakin parah. Kakaknya, Pangeran William pun meyakinkan dirinya untuk mendapat pertolongan profesional. Ia pun akhirnya menjalani terapi hingga beberapa kali.
ADVERTISEMENT
"Kakakku adalah orang yang amat sangat mendukungku. Ia terus mengatakan, 'Ini tidak benar, ini tidak normal. Kau harus bicara dengan seseorang tentang hal ini. Tidak apa-apa," lanjut pria yang tengah menjalain hubungan dengan aktris sekaligus aktivis Meghan Markle itu.
Pangeran Harry melanjutkan, keadaannya itu melahirkan hobi baru, yaitu olahraga tinju, untuk memerangi rasa cemas yang ia rasakan selama bertahun-tahun. Dengan pekerjaan yang ia lakukan selama beberapa tahun terakhir, Pangeran Harry yakin bahwa kini, ia telah berada di tempat yang baik.
"Karena proses yang kulewati selama 2,5-3 tahun, sekarang aku bisa bekerja dan hidup dengan serius. Aku bisa mengalokasikan darah, keringat, dan air mata untuk sesuatu yang bisa membuat perbedaan untuk diriku sendiri dan orang lain," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Aku sadar, ketika aku membicarakan berbagai isu dalam kehidupan pribadiku, ada manfaat besar di baliknya. Dan dengan membiarkannya dan mendiamkannya, itu hanya akan memperburuk keadaan," tutupnya.