Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Curhat Talitha Curtis: Alami Depresi hingga Bertahan Hidup dengan Jualan Risol
17 Desember 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Nama Talitha Curtis mendadak viral belakangan ini. Perempuan yang pernah berjaya sebagai Ratu FTV ini menjadi sorotan usai mempromosikan dagangannya di pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
"Bismillah. New journey. Alamatnya di "indomaret gaperi bojong gede" atau bisa cari di gojek gofood search aja "mou jajan" ada di slide ke 3! See you guys💕," tulis Talitha Curtis dalam salah satu postingan terbarunya di Instagram.
Saat menjadi bintang tamu dalam podcast Melaney Ricardo, bintang sinetron Ganteng-Ganteng Serigala ini menceritakan masa-masa kelam yang harus ia jalani di saat namanya bersinar di layar kaca.
Ia mengaku mengalami konflik keluarga di saat usianya menginjak 20 tahun. Talitha sempat bertengkar hebat dengan sang ibu, sosok yang selalu menemaninya saat jatuh bangun membangun karier di dunia hiburan.
ADVERTISEMENT
"Yang tadinya aku kayak... ya, dia teman seperjuanganlah, kita jalan bareng. Tapi berantem karena hal kecil yang akhirnya jadi besar, terus dia malah angkat kaki dari rumah tinggalin aku," ungkap Talitha Curtis seperti dikutip dari video berjudul TALITHA ”BB KU SAMPE 115KG!BADANKU RUSAK! KRN KL STRESS AKU MAKAN TRUSSSS!”
Talitha kemudian mengenang momen saat ia ditegur dengan keras oleh sang ibu karena mendapat endorse makanan. Kala itu, Talitha memutuskan untuk makan malam dan ternyata hal tersebut membuat ibunya murka.
Talitha mengatakan bahwa sang ibu memang sangat keras memintanya untuk menjaga berat badan.
"Aku makan di jam 9 malam dan saat itu badanku ideal banget, untuk makan satu sendok atau dua sendok it's gonna be a problem for my weight gitu. Terus mama pulang langsung ngamuk dan bilang, 'kalau gendut siapa yang mau ajak syuting?'" kenang Talitha dengan mata berkaca-kaca.
Kondisi Talitha semakin terpuruk saat ia mengetahui sang ibu meninggalkan dirinya. Ia pun mengalami depresi dan merasa ditinggalkan oleh sosok ibu yang selama ini menjadi temannya. Sementara Talitha tak dapat bertemu lagi dengan sang ayah usai perceraiannya dengan ibunya.
ADVERTISEMENT
Talitha bahkan tak segan untuk menyakiti dirinya saat itu. Ia merasa kerja kerasnya selama ini sejak kecil hanya sia-sia.
"Aku mulai kayak, 'oh nyokap aja bisa ninggalin gue. Oh, ya sudah, berarti ngapain gue jaga diri gue yang sekarang'," ujarnya.
Perempuan berusia 22 tahun ini pun vakum dari dunia hiburan di tahun 2021. Di tengah Covid-19 yang juga melanda Indonesia, Talitha juga mengalami himpitan ekonomi.
Ia mengaku uang hasil kerja kerasnya selama ini juga habis untuk membayar utang sang ibu.
"Dari kecil uang hasil kerja aku selalu dipegang mama. Kalau ditanya ke mana uangnya, jawabannya selalu bayar utang, modal syuting, dan biaya hidup," kenangnya.
Saat itu Talitha pun melampiaskan emosinya saat stres dengan cara makan berlebihan. Alhasil tubuhnya yang ideal pun mengalami perubahan drastis. Ia mengalami over eating hingga berat badannya melonjak ke 115 kg.
ADVERTISEMENT
"Jadi aku kalau stres itu akan bisa makan 7-8 kali dalam satu waktu. Terus, ya, overeating itu. Akhirnya aku enggak aware sama my body. Pas nimbang sudah 115 kilo, (dulu) 55, 59, 60. Paling berat aku itu di 70," bebernya.
Kini, Talitha memutuskan untuk banting setir berjualan demi bertahan hidup. Meski ia tak lagi bisa merasakan kehidupan mewah seperti dulu, Talitha bersyukur masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan usahanya sendiri.
"Dulu hidup berpindah-pindah kontrakan, sekarang jualan risol untuk bisa bertahan. Tapi aku bangga, ini usaha aku sendiri," pungkasnya.
--------
Catatan: Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika kamu merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak profesional, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
ADVERTISEMENT