Dewa Budjana: Djaduk Ferianto Menyatukan Semua Seniman

13 November 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gitaris GIGI, Dewa Budjana. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gitaris GIGI, Dewa Budjana. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kehilangan yang mendalam dirasakan sejumlah seniman atas meninggalnya seniman dan budayawan Djaduk Ferianto. Salah satunya, Dewa Budjana. Personel grup band GIGI itu mengatakan bahwa Djaduk merupakan seniman yang bisa menyatukan banyak seniman lain.
ADVERTISEMENT
"Pak Djaduk adalah seniman yang sangat baik untuk semua musisi. Banyak sekali event yang dibikin dan banyak sekali wadah musisi untuk dapat media untuk tampil. Orangnya sangat enak diajak ngobrol dan dengan bercandanya," kata Budjana usai pemakaman Djaduk di Sembungan, Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (13/11).
Dewa Budjana 'GIGI' Foto: Instagram @dewabudjana
Budjana kagum dengan sosok Djaduk Ferianto. Jika orang lain hanya membuat event jazz di satu tempat, Djaduk bisa menyelenggarakannya di berbagai daerah, termasuk di Bromo, Jawa Timur.
"Tapi yang paling banyak event jazz yang dibikin sepertinya belum ada yang seperti mas Djaduk, di semua daerah. Biasanya 'kan orang hanya bikin di satu daerah tertentu. Ini mas Djaduk di Bromo, di mana-mana, enggak ada seperti mas Djaduk," tutur Budjana.
ADVERTISEMENT
Pria 56 tahun ini mengaku kaget ketika mendengar kabar Djaduk berpulang. Sebab, dia masih ngobrol dengan Djaduk pada minggu lalu, karena hendak datang ke Ngayogjazz.
"Jumat saya pikir mau telepon lagi, tapi saya pikir Jumat aja ngobrol (pas di Yogya)," ucap Budjana.
Penggagas Jazz Gunung, Djaduk Ferianto. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Pria kelahiran Sumba Barat ini pernah memiliki pengalaman manggung bareng Djaduk Ferianto. Mereka tampil tanpa ada persiapan sebelumnya.
"Saya pernah main dengan mas Djaduk di Bromo, main bareng, spontanitas. Karya-karyanya banyak sekali yang pernah saya tonton. Album-albumnya bagus juga," tutup Budjana.
Djaduk Ferianto meninggal pada usia 55 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir karena serangan jantung.